Menampilkan 163 - 168 dari 440 Artikel
Fungsi dari desain user interface adalah membuat pengunjung situs atau pengguna aplikasi merasa nyaman dan betah. Bagaimana cara kerjanya? Baca dalam artikel ini.
Pernahkah kamu langsung meninggalkan sebuah situs atau menutup aplikasi karena tampilannya yang kurang menarik dan membingungkan? Hal ini bisa terjadi karena situs atau aplikasi tersebut memiliki desain user interface yang buruk. Padahal, seharusnya fungsi dari desain user interface adalah membuat pengunjung situs atau pengguna aplikasi merasa nyaman dan betah.
Apa itu user interface dan bagaimana kerjanya pada sebuah situs atau aplikasi agar pengunjung tidak langsung kabur? Simak penjelasan berikut.
User interface merupakan tampilan visual sebuah aplikasi, website, hardware, atau software yang menentukan respon pengguna ketika berinteraksi dengan produk-produk tersebut. Jika dianalogikan sebagai sebuah rumah, maka halaman depan, pintu utama, dan jendela yang terlihat adalah user interface rumah tersebut.
Tampilan user interface (UI) ini, merupakan gabungan dari infrastruktur informasi, konsep desain interaksi, dan konsep desain visual yang bertujuan memberi kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna. Untuk membuat tampilan UI yang menarik ini, dibutuhkan seorang UI Designer atau UI/ UX Designer.
UI Designer atau UI/ UX Designer bertugas membuat rancangan dan mengembangkan desain tampilan awal sebuah aplikasi atau produk lainnya. Setelah itu, rancangan desain ini diserahkan ke pengembang aplikasi atau developer untuk diimplementasikan dalam kode program.
Baca Juga: Mengenal User Journey yang Penting dalam Proses Produksi
Sebagai tampilan awal sebuah aplikasi, website, software, atau hardware, fungsi dari desain user interface adalah sebagai berikut:
Tujuan utama perusahaan membuat sebuah website tentunya untuk memperkenalkan produk kepada pengunjung situs. Oleh karena itu, perusahaan perlu meningkatkan jumlah pengunjung (traffic) website. Di sini lah fungsi user interface, yaitu untuk membantu perusahaan mencapai semua tujuan tersebut.
Tampilan website yang menarik, interaktif, mudah digunakan, dan mengikuti tren terkini tentu akan memancing pengguna untuk berkunjung ke website tersebut.
Selain tampilan yang menarik, perusahaan juga perlu memperhatikan komponen penyusun tampilan muka aplikasi atau website. Perusahaan perlu memperhatikan berbagai fitur, layout, dan konten yang tersedia di halaman muka tersebut. Apakah memudahkan pengguna atau justru membingungkan pengguna ketika mengeksplor website atau aplikasi?
Apabila aplikasi atau website tersebut memudahkan pengguna dalam mencari apa yang memang dibutuhkan, maka aplikasi atau website tersebut memiliki user experience yang baik.
User interface website atau aplikasi yang jelas, dapat membuat pengunjung mengetahui dan mengingat produk atau layanan bisnis perusahaan kamu. Tampilan visual ini juga bisa menjadi ciri khas atau identitas perusahaan yang membedakannya dengan produk perusahaan lain. Sehingga, ketika melihat ciri khas tersebut, pengguna internet yang pernah berkunjung akan langsung mengingat bahwa produk tersebut merupakan milik perusahaan kamu.
Website atau aplikasi yang mudah digunakan tentunya akan membuat pengunjung datang kembali. Hal ini tentu berdampak pada branding dan pendapatan perusahaan. Ketika branding perusahaan ini berhasil, tentu keuntungan juga akan meningkat.
Selain itu, pengguna yang puas dengan produk website atau aplikasi, tentunya akan memberikan rekomendasi atau ulasan yang baik. Secara tidak langsung, hal ini akan mendatangkan pengguna baru yang bisa meningkatkan penjualan dan menambah keuntungan.
Baca Juga: Merancang Prototyping Desain UX bagi Pemula
Tampilan antarmuka memiliki peranan penting dalam memberikan pengalaman terbaik bagi pengunjung atau pengguna. Oleh karena itu, dalam proses pembuatannya, UI Designer perlu mengenal karakteristik UI dan melakukan user research maupun research competitor.
Berikut beberapa karakteristik user interface yang perlu kamu ketahui, sebelum mempelajari cara kerjanya:
Memiliki komposisi desain dan konten yang jelas merupakan salah hal penting dalam membuat desain user interface. Tujuannya, agar pengunjung mudah memahami dan berinteraksi aplikasi atau website. Selain itu, penempatan layout, konten, fitur, gambar, warna, fungsi tombol, dan komponen lain yang konsisten, juga akan memudahkan pengguna.
UI yang responsif artinya, dapat dijalankan atau dioperasikan di berbagai perangkat dan bekerja dengan cepat. Tampilan UI dapat menyesuaikan bentuk dan ukuran dari perangkat yang digunakan pengunjung website. Selain itu, ketika pengguna menekan sebuah tombol atau menu, website atau aplikasi memuat dengan cepat.
Penyajian konten dan desain yang menarik, sesuai tren terkini, juga mempengaruhi waktu kunjung pengguna website atau aplikasi. Oleh karena itu, pastikan desain UI yang ditampilkan sesuai dengan kebutuhan pengunjung.
Desain UI yang jelas memang memudahkan pengguna dan meningkatkan UX. Namun, kamu juga perlu hati-hati ketika menuliskan penjelasan pada setiap bagian website. Hindari memberikan penjelasan atau definisi panjang, karena dapat menghabiskan waktu pengguna untuk membaca. Lebih baik tulis penjelasan tersebut secara singkat dan tidak lebih dari satu kalimat.
Sedangkan terstruktur artinya, alur jalannya aplikasi mudah dipahami pengguna dengan tampilan UI yang disajikan. Tampilan UI tersebut juga dapat menjawab berbagai kebutuhan pengguna, sehingga lebih efisien dalam mencapai tujuan mereka.
Desain antarmuka yang tepat sasaran artinya sesuai dengan produk yang ditawarkan oleh website atau aplikasi. Sehingga UI yang ditampilkan dapat meningkatkan nilai jual produk tersebut.
Baca Juga: Merancang UI yang Efektif dengan Qt 5
Seiring berjalannya waktu, tampilan desain user interface perlu mengalami perubahan. Agar dapat menyesuaikan kebutuhan pengguna atau untuk memperbaiki kesalahan dari tampilan sebelumnya. Oleh karena itu, sebaiknya desain UI ini mudah diolah maupun diedit.
Setelah mengetahui karakteristik UI, selanjutnya adalah memahami cara kerja dari tampilan antarmuka ini. Berikut rangkumannya:
Sebelum membuat desain antarmuka sebuah aplikasi, software, hardware, atau website, UI Designer perlu melakukan persiapan berikut:
Setelah mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan, UI Designer membuat sketsa kasar dari tampilan aplikasi, website, software, atau hardware yang akan dibuat. Proses ini disebut sebagai wireframe. Sketsa yang terbentuk, nantinya akan digunakan untuk menyusun layout awal. Wireframe atau sketsa kasar ini sendiri dapat dibuat secara manual, menggunakan coretan tangan, atau menggunakan alat (tools).
Komponen yang sudah dibuat kemudian disusun ke dalam mockup. Proses ini akan memberi gambaran detail sebelum tampilan UI produk dibuat oleh developer. Adapun komponen yang ada dalam mockup ini berupa aspek desain visual, warna, gambar, dan tipografi. Dengan bantuan mockup, ide yang dituangkan oleh UI Designer akan lebih mudah dipahami oleh developer.
Prototype merupakan tahap terakhir dalam pembuatan tampilan antarmuka, sebelum benar-benar disajikan ke pengguna atau pengunjung website yang sesungguhnya. Di dalam prototype ini, berisi simulasi interaksi pengguna dengan tampilan user interface.
Setelah prototype sempurna, maka tampilan antarmuka yang telah dirancang dapat langsung diimplementasikan ke aplikasi, website, software, atau hardware. Pengunjung dapat menggunakan desain UI ini untuk menemukan produk yang mereka butuhkan.
Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari desain user interface adalah sebagai ujung tombak sebuah website atau aplikasi untuk menarik pengguna. Pelajari cara membuat desain user interface ini di GreatNusa. Di sini kamu bisa belajar sekaligus berdiskusi mengenai user interface pada forum yang disediakan.
Tujuan user interface pada akhirnya adalah untuk mendukung user experience yang enjoyable. Dengan begitu user akan merasa nyaman sehingga menguntungkan bisnis. Simak di sini.
Sebuah desain produk digital seperti mobile app tidak akan pernah lepas dari peran UI alias user interface. Sebagai aspek yang menjadi “pintu utama” sebuah produk, tujuan user interface yang utama adalah untuk menciptakan kenyamanan bagi user terutama dari segi aspek visual. Oleh sebab itu, seorang desainer UI harus memiliki pemahaman dan keterampilan yang kuat dalam bidang komunikasi visual.
Sebenarnya, apa itu user interface?
User interface adalah antarmuka grafis yang menjadi jembatan antara user dengan sistem sebuah aplikasi sehingga user dapat mengoperasikan aplikasi tersebut. Dalam konteks yang lebih utuh, user interface merupakan bagian yang tak terpisahkan dari user experience (UX) secara keseluruhan. Mengapa demikian?
User experience merujuk pada pengalaman user saat menggunakan sebuah aplikasi. Tentunya, perusahaan mengharapkan tiap penggunanya memiliki user experience yang apik. Adapun pengalaman user dimulai dari kepuasannya dengan komposisi layout, warna, tipografi, dan elemen visual lain yang disajikan dalam sebuah produk.
UI yang mendapat penilaian baik dan dikombinasikan dengan kemudahan dan kepraktisan user dalam mengoperasikan aplikasi memungkinkan tercapainya user experience secara maksimum. Dengan demikian, user pun diharapkan merasa nyaman dan puas dalam menggunakan aplikasi sehingga mampu menjadi loyal user yang berdampak krusial bagi keberlangsungan bisnis.
Baca Juga: Merancang UI yang Efektif dengan Qt 5
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, tujuan user interface pada dasarnya adalah menciptakan kenyamanan visual bagi user sehingga dapat mewujudkan user experience yang lebih enjoyable.
Namun, sebuah user interface dalam mencapai tujuan besar tersebut memerlukan berbagai upaya dan berbagai “tujuan kecil” lainnya. Adapun beberapa tujuan sebuah desain user interface selengkapnya adalah sebagai berikut.
Seorang desainer user interface harus mampu membuat grafis yang relevan dan konsisten. Kedua aspek ini sangat berperan penting dalam memberi kemudahan navigasi pada user saat mengoperasikan aplikasi.
Seperti contoh adalah saat pembuatan ikon untuk menu. Ikon yang digunakan (termasuk jika dibuat berdasarkan ilustrasi sendiri) sebaiknya merepresentasikan fitur atau produk yang dimaksud dan mudah dipahami.
Pada aplikasi Gojek misalnya, ikon yang digunakan untuk menu GoFood adalah sendok dan garpu. Ilustrasi ini sudah cukup merepresentasikan makanan—yang tak lain merupakan fungsi dari menu GoFood sendiri untuk layanan pesan antar makanan. Pun demikian dengan ikon untuk menu lainnya seperti GoRide, GoCar, GoSend, dan lain sebagainya.
Di samping itu, konsistensi juga penting. Sebuah aplikasi sangat mungkin mengalami perubahan desain. Kendati begitu, menerapkan grafis yang konsisten akan sangat membantu user untuk mengetahui pola. Dengan begitu, ketika terjadi perubahan sekalipun, user tetap dapat memahami maksud dari simbol grafis yang digunakan.
Baca Juga: Pengenalan Komponen Dasar di Unity
Tujuan user interface yang satu ini sudah tentu mutlak. Bagaimanapun, manusia merupakan makhluk visual yang menyukai keindahan. Terlepas dari preferensi visual tiap orang berbeda-beda, ada beberapa patokan mendasar yang bisa dijadikan acuan oleh seorang desainer UI dalam memenuhi tanggung jawabnya.
Salah satunya adalah layout atau tata letak. Seorang desainer UI harus dapat membuat layout yang proporsional sehingga tidak membuat sebuah bagian “menutupi” bagian lainnya yang tak kalah penting. Sebisa mungkin, layout pun dibuat dengan desain yang sederhana sehingga tidak menimbulkan kesan “kacau” yang justru mengganggu kenyamanan user.
Di samping itu, pemilihan warna perlu diperhatikan. Selain warna utama (biasanya disesuaikan dengan karakter dari brand atau produk itu sendiri), pemilihan dan implementasi warna turunan perlu diperhatikan dengan detail. Komposisinya pun perlu dibuat konsisten sehingga tidak mengganggu visual identity yang ingin ditampilkan.
Setiap tindakan yang dilakukan user dalam sebuah aplikasi akan membuat sistem melakukan pekerjaan tertentu. Seringnya, user pun perlu mengetahui secara jelas apa yang sedang terjadi—terutama jika loading aplikasi atas sebuah perintah cukup lama.
User interface dapat menjadi solusi untuk kondisi ini. Selagi sistem memproses perintah yang diberikan oleh user, aplikasi dapat memunculkan halaman atau notifikasi status yang sedang terjadi. Seperti contoh adalah aplikasi pengiriman uang seperti Flip. Setelah user melakukan transfer, aplikasi akan memunculkan halaman yang menampilkan info bahwa aplikasi sedang memproses transaksi.
Di sisi lain, user interface juga akan memudahkan pembacaan data suatu program. Tanpa adanya user interface yang rapi dan bagus, sistem dapat melakukan tugas seperti mencari, mengurutkan, bahkan filter data dengan lebih mudah. Pasalnya, perintah tersebut telah dilakukan oleh user sehingga sistem cukup memprosesnya.
User interface yang baik akan mengurangi kesalahan user saat melakukan input data. Hal ini dapat dilakukan dengan pemilihan ilustrasi ikon yang tepat, tipografi yang pas (ukuran font yang tidak terlalu kecil dan jenis font yang simpel), perbedaan warna untuk masing-masing perintah atau menu, dan sebagainya.
Tujuan ini juga sangat didukung oleh UX writing yang diterapkan dalam desain produk. Secara sederhana, UX writing adalah tulisan-tulisan singkat (microcopy) yang terdapat di suatu produk. Seperti contoh adalah perintah “Submit”, “Order”, “Transfer”, “Click Here”, dan lain sebagainya yang berada di tombol-tombol sebuah aplikasi.
Membuat UX writing sendiri memerlukan keterampilan khusus, riset, dan pengetesan yang tidak sebentar. UX writing haruslah singkat, padat, jelas, dan memiliki empati pada user. Oleh karena kompleksnya ranah UX writing, sebuah perusahaan biasanya memerlukan satu peran khusus yang disebut UX copywriter (beberapa perusahaan juga kerap menggunakan istilah Product Copywriter).
Baca Juga: Belajar Pemrograman Java Menggunakan GUI
Pada akhirnya, tujuan user interface adalah membantu desain UX secara umum untuk meningkatkan kenyamanan user dalam menggunakan sebuah aplikasi. User interface memudahkan user untuk memahami informasi yang disajikan dan perintah apa yang harus dilakukan dengan lebih mudah.
Seperti desain UX saat membuat sebuah flow sistem aplikasi, desain UI juga memerlukan riset. Tujuannya adalah agar desain antarmuka yang diciptakan menjembatani secara tepat baik dari yang diharapkan oleh perusahaan maupun user. Semakin “klop” desain interface sebuah aplikasi dengan user, semakin besar tingkat kepuasan yang akan dirasakan oleh user tersebut.
Maka dari itu, seorang desainer UI juga perlu memiliki kemampuan untuk melakukan riset dan memahami user—sama seperti UX researcher maupun UX designer. Tentunya, beberapa keterampilan pendukung—baik hard skill maupun soft skill—dibutuhkan pula untuk memenuhi tugas sebagai seorang desainer UI yang andal.
Di GreatNusa, kamu dapat memilih dan mengikuti berbagai kursus online untuk menunjang pengalaman dan kariermu di bidang desain UI. Ada banyak topik yang relevan dengan kebutuhan industri masa kini guna mempersiapkan skillset menjadi desainer UI profesional yang bersaing. Masing-masing kursus online memiliki durasi pembelajaran berbeda sesuai kedalaman topik yang akan dibahas. Asyiknya lagi, sebagian besar kelas yang ditawarkan pun bisa kamu akses secara gratis selama satu tahun. Dengan begitu, kamu jadi makin bebas untuk belajar bersama GreatNusa dari mana saja dan kapan saja.
Fungsi manajemen proyek dalam perusahaan yang paling utama adalah memastikan pekerjaan berjalan lancar dan sesuai deadline. Simak fungsi selengkapnya di sini.
Penggunaan prinsip manajemen proyek pada dasarnya bukan hanya berlaku dalam hubungan antara perusahaan sebagai tim pelaksana atau klien dengan pihak ketiga. Manajemen proyek juga dapat diterapkan oleh pihak internal dalam suatu organisasi dalam menyelesaikan penugasan tertentu.
Nah, implementasi manajemen proyek pada internal organisasi bergantung pada orientasi dan tingkatan manajemen. Namun, pada pembahasan kali ini kita tidak membicarakan hal itu melainkan lebih kepada bagaimana sih fungsi manajemen proyek dalam sebuah perusahaan?
Kita langsung masuk ke pembahasan poin pertama mengenai fungsi manajemen proyek dalam sebuah perusahaan, yakni untuk memastikan agar proyek berjalan secara terfokus.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masing-masing proyek memiliki tujuan dan spesifikasi yang mungkin berbeda dari proyek lainnya. Pencapaian tujuan merupakan parameter penting yang menentukan sejauh mana tingkat keberhasilan penyelesaian suatu proyek.
Oleh sebab itu, tim pelaksana proyek biasanya akan secara spesifik melakukan penugasan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dan ketentuan lain yang harus dipenuhi agar dapat meningkatkan keberhasilan penyelesaian proyek.
Dalam melakukan hal tersebut, terdapat dua fungsi manajemen proyek yang harus dijalankan oleh tim pelaksana, antara lain:
Dikutip dari beberapa sumber, fungsi scoping dalam manajemen proyek diartikan sebagai suatu kegiatan membuat batasan-batasan ranah pekerjaan agar suatu proyek dapat terselesaikan. Sederhananya, kegiatan ini meliputi penyusunan kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama penugasan.
Fungsi scoping perlu dilakukan agar kita dapat lebih fokus menyelesaikan penugasan tanpa perlu mengkhawatirkan tentang hal-hal yang sebenarnya bukan menjadi bagian yang harus kita kerjakan. Selain itu, adanya fungsi scoping dapat membantu kita dalam menggunakan waktu, serta mengerahkan pikiran dan tenaga secara efektif dan efisien.
Salah satu tahap penting dalam manajemen proyek adalah membuat perencanaan (planning). Fungsi planning dalam manajemen proyek diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan identifikasi tujuan penugasan, mengurangi peluang munculnya risiko, serta mengantisipasi munculnya hal-hal tak terduga yang dapat menghalangi pemenuhan penugasan.
Aktivitas perencanaan perlu dilakukan dengan didasari oleh beberapa pertimbangan berikut ini:
Baca Juga: Perencanaan Karir: Pengertian, Tujuan, dan Contohnya
Kedua, fungsi manajemen proyek dalam perusahaan adalah untuk memastikan bahwa suatu pekerjaan atau penugasan dapat diselesaikan sesuai dengan deadline dan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Agar dapat menjalankan fungsi tersebut, maka terdapat tiga hal yang harus dilakukan oleh tim pelaksana, antara lain:
Pertama, hal yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa suatu pekerjaan sesuai dengan deadline dan target adalah membuat perkiraan yang mencakup nominal biaya proyek secara terperinci, sumber daya yang dibutuhkan, serta durasi penyelesaian proyek.
Perkiraan ini nantinya akan menjadi pedoman yang harus dipegang oleh pihak pelaksana proyek sepanjang menjalankan penugasan agar bagaimanapun caranya mereka harus dapat memanfaatkan waktu dan sumber daya seefisien mungkin.
Apabila terdapat hal-hal tak terduga yang membuat tim pelaksana gagal memenuhi ekspektasi penugasan dari segi waktu dan sumber daya, maka perkiraan ini perlu dievaluasi - apakah sudah benar-benar dibuat sesuai dengan pertimbangan perencanaan atau tidak.
Kegiatan ini meliputi penyusunan daftar kegiatan mulai dari awal hingga akhir secara detail, durasi ideal masing-masing kegiatan, serta siapa yang bertindak sebagai penanggungjawab.
Dengan adanya susunan daftar kegiatan yang jelas, maka diharapkan penugasan menjadi semakin jelas bagi masing-masing anggota tim pelaksana serta ada alur pertanggungjawaban yang jelas apabila ada pekerjaan yang belum terselesaikan maupun kendala yang harus dihadapi oleh anggota pelaksana.
Tak hanya itu, susunan daftar kegiatan ini juga dapat membantu tim pelaksana dalam menyusun strategi agar dapat melakukan manajemen waktu dengan baik. Bagaimanapun, manajemen waktu merupakan kunci penting yang memegang keberhasilan manajemen proyek.
Setelah pembagian daftar kegiatan dan siapa saja anggota tim yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut, maka hal terakhir yang perlu dilakukan agar penugasan dapat diselesaikan dengan tepat sesuai deadline dan target ialah memastikan bahwa masing-masing anggota tim memahami tanggung jawab mereka.
Pemahaman anggota tim terhadap bagian masing-masing dalam suatu proyek sangat penting untuk mencapai koordinasi anggota yang baik, membantu leader tim dalam menggerakkan fungsi manajemen proyek, serta menyamakan pemikiran dan visi dari masing-masing anggota tim. Dengan demikian maka tujuan proyek akan menjadi lebih mudah tercapai.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Perencanaan Agregat yang Dibutuhkan Dalam Bisnis
Terakhir, manajemen proyek juga berfungsi untuk memprediksi dan mengantisipasi masalah yang mungkin muncul selama masa pengerjaan suatu proyek. Sebagaimana kita ketahui, masalah dalam proyek bisa muncul kapan saja apa pun penyebabnya.
Namun tugas kita adalah memastikan agar masalah tersebut tidak sampai menghalangi pengerjaan tugas, dan apabila sampai menghalangi, maka kita perlu mengambil keputusan untuk menyelesaikan persoalan tersebut supaya proyek tetap dapat terealisasi.
Agar dapat mencapai fungsi tersebut maka terdapat tiga hal yang perlu dilakukan, antara lain:
Apabila terdapat suatu masalah yang muncul selama penugasan, tentunya sebagai pemimpin, leader tim pelaksana harus dapat mengambil tindakan agar penugasan tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Tiga hal yang harus dilakukan sebagai seorang leader saat menghadapi benturan masalah adalah memberi instruksi pada anggota tim, memberikan bimbingan agar anggota tim dapat menyelesaikan masalah mereka sendiri, serta membentuk komunikasi tim yang efektif agar ia mengetahui sejauh mana permasalahan tersebut akan berdampak terhadap penugasan.
Kepemimpinan merupakan aspek yang memegang peranan penting dalam mengarahkan tim. Seorang pemimpin tim harus dapat mengambil keputusan yang tepat dari segi waktu dan tindakan dengan mempertimbangkan kapasitas anggota tim.
Apabila suatu permasalahan sudah tidak lagi dapat ditangani oleh anggota tim, maka mau tidak mau leader tim harus turun tangan untuk melakukan pengendalian seluruh pekerjaan dan memastikan semuanya berjalan sesuai rencana, baik dari segi waktu maupun sumber daya yang dibutuhkan selama proses pengerjaan.
Tak hanya saat ada masalah, manajer proyek juga perlu menjalankan peran mereka dalam memantau setiap aktivitas terkait penugasan dengan menggunakan alat ukur berupa matriks untuk memastikan proyek berjalan sesuai dengan deadline dan spesifikasi yang telah ditentukan dengan klien.
Baca Juga: Menentukan Fokus dan Prioritas dalam Task Management
Terakhir, seorang leader tim atau manajer proyek harus melakukan kegiatan evaluasi yang meliputi penilaian kinerja anggota tim berdasarkan hasil akhir proyek yang telah berhasil dijalankan.
Berdasarkan hasil evaluasi ini, mungkin ada masukan yang akan sangat berarti untuk penyelesaian proyek lain yang serupa di masa mendatang atau pembelajaran lain yang dapat disampaikan untuk menambah wawasan anggota tim.
Fungsi manajemen proyek yang tepat memegang peran krusial dalam keberhasilan setiap pekerjaan. Oleh karena itu diperlukan kerja sama semua anggota tim untuk memastikan kelancaran fungsi-fungsi yang sudah ditentukan.
Ingin tahu lebih banyak tentang manajemen proyek? GreatNusa menyediakan kelas menarik yang membahas tentang Information System Project Management. Melalui kursus online ini, kamu akan mempelajari proses, tools, teknik, serta areas of knowledge dalam mengelola proyek IT.
Tipe-tipe user interface banyak digunakan untuk kepentingan website. Ketahui apa itu user interface beserta kekurangan kelebihan masing-masing di artikel berikut ini.
Bagi para pengguna atau pengakses website, tampilan laman merupakan suatu hal yang penting. Tampilan laman website ini seumpama packaging atau kemasan dari suatu website. Semakin menarik tampilannya, maka semakin menarik pula untuk diakses.
Oleh sebab itu, creator website akan berlomba-lomba untuk mempercantik tampilan visual laman website mereka atau juga agar dapat berinteraksi dengan user melalui user interface. Apa itu user interface dan apa saja jenis-jenisnya? Yuk, simak pembahasan berikut
Secara umum, user interface dapat didefinisikan sebagai suatu tampilan visual sebuah produk yang ditampilkan secara digital sekaligus jembatan antara sistem dengan pengguna. User interface juga dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang memungkinkan user dan program dapat saling berkomunikasi satu sama lain.
User interface dapat berupa bentuk, warna, dan tulisan yang didesain menarik untuk dapat menerima atau memberikan informasi melalui suatu proses interaksi yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi kepentingan user.
Sangat penting bagi pemilik website untuk mendesain user interface semenarik mungkin, karena hal tersebut nantinya akan berdampak terhadap:
Website merupakan salah satu piranti digital marketing. Website dapat digunakan untuk menjangkau konsumen maupun menawarkan suatu produk. Nah, dalam rangka memenuhi tujuan tersebut user interface sangat dibutuhkan agar dapat menarik minat calon konsumen yang mengunjungi website untuk mencari informasi.
Oleh sebab itu, user interface pada umumnya didesain untuk menyajikan tampilan visual yang menarik, informatif, interaktif, dan modern. Tujuannya adalah untuk membuat calon konsumen merasa tertarik atau memiliki rasa penasaran terhadap produk yang ditawarkan. Hal ini akan tercermin pada peningkatan traffic pengunjung website.
Tampilan user interface yang menarik dipercaya dapat meningkatkan pengalaman pengguna (user’s experience) ketika mengakses website maupun program. Oleh sebab itu, sebagian besar pengelola website akan mendandani situs mereka dengan tampilan grafis yang menarik.
Namun sayangnya, tampilan yang menarik saja tidak cukup untuk menciptakan kesan dan pengalaman yang melekat dalam benak pengguna. Untuk menyiasatinya, pengelola website perlu memuat fitur dan konten yang menarik dan tentunya mampu menjawab rasa keingintahuan user mengenai topik yang berkaitan dengan produk yang ditawarkan.
Tampilan user interface yang menarik dipercaya dapat menciptakan pengalaman yang berkesan dalam benak pengguna. Dengan adanya pengalaman tersebut, maka perusahaan dapat meningkatkan branding atau nilai produk yang ditawarkan.
Oleh sebab itu, tak jarang jika website resmi perusahaan umumnya dibuat dengan adanya ciri khas yang melambangkan identitas diri perusahaan. Tujuannya adalah memperkenalkan produk sekaligus identitas perusahaan.
Baca Juga: Usability Heuristics for UI Design
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, user interface merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pengguna (user) dengan website, program, atau aplikasi yang bersangkutan. Pada umumnya, terdapat lima tipe interaksi yang dapat dilakukan user interface, antara lain:
Direct manipulation atau lebih dikenal dengan sistem operasi secara langsung merupakan jenis interaksi yang berlangsung antara pengguna dengan objek pada tampilan di layar. Jenis interaksi ini biasanya akan menyebabkan terjadinya aktivitas yang dikerjakan oleh komputer.
Contoh penerapan direct manipulation pada website adalah adanya menu drag file yang secara otomatis akan mengirimkan instruksi langsung pada komputer untuk mengirimkan data yang di drag oleh user.
Prinsip penerapan direct manipulation adalah representasi secara terus-menerus dan reversibel mengenai objek tertentu agar melekat dalam benak pengguna saat mengakses website atau program.
Kelebihan penggunaan direct manipulation pada user interface antara lain:
Baca Juga: Merancang UI yang Efektif dengan Qt 5
Sedangkan kekurangan penggunaan direct manipulation antara lain:
Menu selection menawarkan beberapa opsi pilihan pada pengguna dalam bentuk daftar menu. Ketika pengguna memilih salah satu opsi pilihan dalam daftar menu tersebut, maka sistem akan secara otomatis mengirimkan instruksi yang nantinya akan dijalankan.
Misalnya, dalam website perusahaan biasanya menampilkan penjelasan mengenai produk yang ditawarkan pada sebuah menu bertuliskan produk. Ketika pengguna memilih opsi produk maka akan muncul beberapa opsi mengenai produk A, B, C, dan seterusnya yang ditawarkan oleh perusahaan. Jika pengguna memilih opsi produk A maka akan muncul penjelasan mengenai produk A.
Kelebihan penggunaan menu selection adalah pengguna tidak perlu mengingat nama perintah serta meminimalisir aktivitas pengetikan yang sekaligus dapat mengurangi tingkat kesalahan input data. Sedangkan kelemahan menu selection adalah ketiadaan logika dan diperlukan banyak struktur menu apabila ada banyak opsi yang ingin dimasukkan ke dalam sistem,
Form fill-in atau pengisian form merupakan suatu sistem yang memungkinkan perusahaan atau pihak pengelola website untuk meminta data atau sejumlah informasi dari pengguna. Biasanya para pengunjung akan diminta untuk melengkapi data pada suatu form pada bagian yang telah disediakan dengan adanya bantuan petunjuk.
Sistem untuk form biasanya memuat layout sederhana dengan judul kategori dan instruksi yang mudah dipahami oleh pengguna. Sistem ini memudahkan pengelola website untuk mengelompokkan data berdasarkan kategori tertentu.
Kelebihan penggunaan form fill-in ini dapat dirasakan oleh pengguna, misalnya seperti kemudahan dalam memasukkan data, mengurangi kesalahpahaman, dan mudah dipelajari oleh pengguna. Sementara kelemahan penggunaan form fill-in adalah memerlukan banyak tempat pada layout tampilan, terutama apabila data yang diminta cukup beragam.
Baca Juga: Time Management: Cara Mudah Melawan Sikap Menunda
Berikutnya kita masuk pada jenis interaksi yang berkaitan dengan bahasa, salah satunya adalah command language atau bahasa pemrograman. Command language merupakan jenis interaksi yang dilakukan antara pengguna dengan sistem atau program dengan menggunakan bahasa baku yang digunakan pada saat program dibuat.
Command Language umumnya hanya bisa dilakukan melalui command prompt dan instruksi khusus yang disediakan oleh sistem. Tugas pengguna adalah menerjemahkan instruksi dalam bentuk bahasa yang dapat dipahami oleh sistem, misalnya ketik “Find” untuk mencari, “Filter” untuk mencari dengan kriteria tertentu, dan sebagainya.
Kelebihan penggunaan command language terletak pada efisiensi dan tingkat kecepatan sistem dalam menjalankan instruksi yang diberikan oleh pengguna. Selain itu, data yang dihasilkan juga lebih andal. Namun kekurangannya, pengguna jadi harus meluangkan waktu untuk mempelajari command language agar dapat menerjemahkan instruksi yang akan diberikan pada sistem.
Untuk mengatasi kelemahan command language maka beberapa sistem atau program ada yang menggunakan bahasa manusia untuk memudahkan interaksi antara pengguna dengan sistem. Penggunaan bahasa manusia ini disebut sebagai natural language dan dimungkinkan berkat adanya teknologi artificial intelligence (AI).
Penggunaan natural language dapat kita temukan pada sistem mesin pencari seperti Google. Kelebihannya adalah memudahkan para pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan tanpa harus menerjemahkan instruksi ke dalam bahasa pemrograman.
Namun kelemahannya adalah berisiko tinggi terhadap kesalahan menerjemahkan serta perancangan sistem yang menjadi jauh lebih rumit.
Itu dia berbagai tipe user interface yang perlu kamu ketahui. User interface yang baik adalah yang bisa membuat pengunjung nyaman dan betah berada di laman yang mereka kunjungi. Dengan demikian, promosi yang dilakukan oleh pemilik website bisa berjalan dengan lancar.
Kalau kamu tertarik mendalami tentang user interface, GreatNusa menghadirkan kursus menarik yang membahas topik ini. Semua sesi bisa diakses secara online dengan waktu belajar yang fleksibel. Buat pemula di bidang ini, tidak perlu khawatir karena tersedia materi basic yang mudah dipahami.
UI UX designer sepintas terlihat sama dengan graphic designer. Kenali perbedaan keduanya lebih lanjut dan prospek karier UI UX designer di masa mendatang.
UI UX designer adalah profesi yang makin banyak dicari. Tingginya demand terhadap profesi ini tak lain disebabkan oleh makin meningkatnya pula produk digital yang dikembangkan, baik web based maupun mobile based.
Namun, apa itu profesi UI UX designer sebenarnya? Adakah perbedaan antara dua peran ini dengan graphic designer? Seberapa besar peluang berkarier sebagai UI UX designer? Simak ulasan berikut untuk menemukan jawabannya.
Perlu diketahui, UI dan UX sebenarnya merupakan dua istilah yang berbeda. Lantas, apa perbedaan UI dengan UX?
UI alias user interface adalah desain antarmuka antara sebuah sistem website, aplikasi, maupun software dengan user. Secara umum, sebuah user interface mencakup tentang visual atau tampilan dari produk digital seperti terkait warna, font, dan lain sebagainya.
Sementara itu, UX alias user experience adalah ranah yang lebih luas. UX bertugas membuat produk yang mampu memberi kemudahan dan kenyamanan bagi user sehingga mereka memiliki pengalaman yang memuaskan saat menggunakan produk digital tersebut.
Contoh perbedaan UI dan UX secara sederhana adalah seperti berikut.
UI : Warna apa yang bagus untuk tombol ini?
UX : Masalah apa yang dapat diselesaikan dengan adanya tombol ini?
Kendati berbeda, keduanya saling melengkapi. Kolaborasi antara user interface dan user experience akan menghasilkan kepuasan user. User yang puas pun akan senang dan menggunakan produk digital tersebut lebih lama.
Selain menjadi pengguna yang loyal, bukan tak mungkin mereka akan merekomendasikan kepada orang lain untuk ikut menggunakan produk itu. Pada akhirnya, hal ini akan berdampak pada bisnis.
Oleh karena setiap hari selalu bermunculan produk digital baru (belum lagi adanya perubahan atau maintenance dari produk digital yang sudah ada), maka keberadaan UI UX designer pun menjadi sangat penting. Mereka bertugas untuk menghasilkan desain produk yang apik dan mampu lebih memikat dibandingkan kompetitor yang terus bermunculan.
Baca Juga: Desain Produk Interaktif untuk Keunggulan Daya Saing Bisnis
UI UX designer adalah peran yang sama sekali berbeda dengan graphic designer. Secara umum, graphic designer lebih berorientasi pada marketing, sedangkan UI UX designer lebih berorientasi pada produk.
Perbedaan ranah (dan divisi kerja) keduanya pun memiliki sasaran yang berbeda. Graphic designer memiliki objective untuk meningkatkan brand awareness, melakukan promosi produk atau brand, dan sebagainya. Sementara itu, UI UX designer mempunyai objective untuk menghasilkan desain yang meningkatkan kemudahan dan kenyamanan user dalam menggunakan produk brand tersebut.
Untuk menghasilkan produk yang memuaskan user, UI UX designer harus melalui berbagai tahap yang panjang dan bahkan menjadi siklus berkesinambungan. UI UX designer harus melakukan identifikasi terhadap user needs, pain points, goals, dan behavior. Setelah itu, barulah mereka membuat solusi melalui desain produk yang dihasilkan.
Sementara itu, tugas dan ruang lingkup seorang graphic designer tidaklah berkaitan dengan produk. Produk kreatif atau marketing yang dihasilkan pun sangat beragam—tidak terbatas hanya dalam bentuk digital. Selengkapnya, berikut adalah beberapa ranah kerja graphic designer.
Baca Juga: Usability Heuristics for UI Design
UI UX designer biasanya berkolaborasi dengan UX researcher untuk memulai pekerjaannya. Mereka menggunakan metode design thinking, yakni sebuah framework desain dengan pendekatan berbasis user. Adapun lima langkah dalam design thinking adalah sebagai berikut.
Sementara itu, alur kerja graphic designer relatif tidak seteknis UI UX designer. Berikut adalah gambaran umum workflow dari graphic designer.
Baca Juga: Young Entrepreneurs Talk: How to Prioritize Product Features
Industri kreatif dan teknologi di Indonesia maupun dunia terus berkembang. Oleh sebab itu, prospek karier sebagai UI UX designer sangatlah besar. Tak cuma di situ, kamu yang ingin berkarier di perusahaan global pun sangat mungkin untuk bersaing di bidang ini.
Rerata gaji UI UX designer adalah sekitar hingga Rp8 juta untuk yang belum terlalu banyak pengalaman (disesuaikan dengan kondisi perusahaan masing-masing). Namun, peluang untuk menempati posisi yang lebih senior (dan berpengaruh terhadap gaji) relatif cukup besar, terutama di perusahaan berbasis teknologi. Tentunya, kamu harus mampu membuktikan kinerja yang baik melalui portofolio yang dihasilkan.
Jurusan kuliah yang paling relevan untuk menjadi UI UX designer adalah desain komunikasi visual. Walau demikian, tak perlu khawatir jika kamu tidak menempuh pendidikan formal di bidang tersebut. Nyatanya, ada sangat banyak UI UX designer yang memiliki latar pendidikan jauh berbeda.
Tentu saja, kuncinya adalah dengan menyiapkan diri. Kamu dapat mengikuti bootcamp atau mengambil berbagai kursus untuk menunjang skill di bidang UI UX design. Di GreatNusa misalnya, ada beberapa kursus untuk membantumu menyiapkan diri dengan berbagai skill menjadi UI UX designer.
Selain itu, masih ada pula berbagai kursus online gratis untuk menunjang soft skill yang kamu perlukan sebagai UI UX designer maupun memasuki dunia profesional secara umum, seperti cara berkomunikasi, manajemen diri, dan lain-lain. Semua topik yang tersedia pun dilakukan secara online sehingga kamu dapat lebih bebas dan nyaman untuk mengikutinya.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, siapkan dirimu menjadi UI UX designer andal bersama GreatNusa sekarang juga!
UX researcher adalah profesi yang banyak dicari saat ini. Simak skill, tanggung jawab dan cara menjadi UX researcher selengkapnya melalu artikel berikut ini!
Untuk mengembangkan produk yang sesuai dan bisa memuaskan kebutuhan pelanggan (dan membuat mereka merasa senang selama prosesnya), hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengetahui siapa target pasarmu. Selanjutnya, cari tahu apa yang menjadi kebutuhan mereka. UX researcher adalah orang yang bertugas untuk melakukan semua itu.
Seorang UX researcher secara sistematis mempelajari pengguna yang menjadi target untuk mengumpulkan informasi dan menganalisis data yang akan membantu menginformasikan proses desain produk. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dekat tentang apa yang dilakukan oleh UX researcher, bagaimana mereka melakukan pekerjaannya dan langkah apa yang bisa kamu ambil untuk berkarier di bidang UX research.
Salah satu langkah awal dalam mendesain produk baru atau untuk meningkatkan user experience (pengalaman pengguna) adalah dengan memikirkan: siapa pengguna yang kamu targetkan. Siapa mereka? Dari mana asal mereka? Layanan atau produk seperti apa yang mereka inginkan? Mengapa mereka menginginkannya? Bagaimana produk yang kamu hasilkan bisa memuaskan keinginan mereka?
Sebagai seorang UX researcher, tugasmu adalah menjawab semua pertanyaan-pertanyaan di atas. Alih-alih membuat tebakan berdasarkan pengalaman subjektifmu sendiri, kamu akan merancang strategi penelitian dengan menggunakan data. Dari data-data itulah kamu bisa merancang pengalaman pengguna sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.
Baca Juga: Unified Modelling Language (UML) using Visual Paradigm
Seorang UX researcher biasanya bekerja dengan menggunakan 2 jenis penelitian yakni penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Selain itu, UX researcher juga melakukan penelitian behavior dan attitude.
Baca Juga: Japanese Business Culture Series: Konsep dan Praktik Manajemen Sumber Daya Manusia
Jika kamu berkarier sebagai seorang UX researcher, tugas yang kamu lakukan setiap harinya mungkin akan bervariasi, tergantung proyek yang diselesaikan atau perusahaan tempat kamu bekerja. Beberapa tugas yang mungkin akan diberikan kepadamu adalah:
Untuk menjadi seorang UX researcher yang sukses, kamu harus memiliki serangkaian keterampilan yang akan membantumu secara efektif mendapatkan wawasan tentang pengguna saat ini dan calon pengguna. Kalau kamu sedang mempertimbangkan karier di bidang UX research, beberapa keterampilan yang sebaiknya mulai kamu fokuskan saat ini adalah:
Baca Juga: Desain Produk Interaktif untuk Keunggulan Daya Saing Bisnis
Seperti banyak bidang desain UI/UX, peran UX researcher sebenarnya masih tergolong baru. Kamu mungkin akan sulit menemukan pendidikan khusus yang akan mengarah ke karier UX research. Kebanyakan UX researcher yang ada saat ini belajar secara otodidak dan mereka bertransisi dari karier yang lain. Jika kamu tertarik dengan profesi ini, ada beberapa tips yang bisa dipertimbangkan antara lain:
Sebagian besar posisi UX researcher membutuhkan kandidat dengan setidaknya gelar sarjana. Meskipun tidak harus terkait bidang UX, memiliki gelar di bidang yang berhubungan dengan teknologi atau ilmu perilaku dan sosial akan membantumu dalam karier. Beberapa jurusan itu antara lain:
Lalu bagaimana jika latar belakang pendidikanmu bukan salah satu dari opsi di atas? Kamu tetap bisa belajar UX research dengan cara lain.
Selain gelar, kamu bisa menemukan banyak cara untuk belajar tentang alat dan teknik riset pengguna. Beberapa cara yang bisa kamu lakukan adalah:
Ketika melihat postingan lowongan pekerjaan sebagai UX researcher, kamu mungkin akan melihat pengalaman sebagai salah satu syaratnya. Kamu tidak perlu langsung bekerja untuk bisa dapat pengalaman. Menjadi relawan UX researcher untuk bisnis kecil atau perusahaan non-profit bisa membantumu mengembangkan kemampuan. Ini juga bisa jadi pengalaman yang berguna saat kamu akan melamar pekerjaan.
Portofolio adalah salah satu bukti yang bisa menunjukkan keahlian dan pengalaman yang kamu miliki di bidang UX. Selain lewat pengalaman kerja, mengerjakan proyek hingga mengikuti kursus yang berkaitan dengan UX research juga bisa kamu masukkan ke dalam portofolio.
Belum pernah ikut kursus UX sama sekali? Kamu bisa memilih kursus online terkait di GreatNusa. Daftarkan dirimu sekarang juga dan raihlah profesi impianmu!