Menampilkan 157 - 162 dari 440 Artikel
By greatnusa • 31 Januari 2023
Cara mengembangkan potensi diri, mulai dari mengetahui kekuatan, kelemahan, hingga menemukan lingkungan positif. Cari tahu selengkapnya di sini!
Setiap orang mempunyai potensi yang terpendam dalam dirinya masing-masing. Hanya saja, tidak semua orang mampu mengembangkan potensi tersebut secara maksimal. Padahal, kalau mampu mengetahui cara mengembangkan potensi diri, kamu akan memperoleh karier yang cemerlang di masa depan.
Hal yang perlu kamu ketahui, siapa saja bisa mengembangkan potensi dalam dirinya secara maksimal dan meraih kesuksesan. Kamu perlu proses belajar yang panjang dan meng-upgrade kemampuan diri. Sebagai tambahan, kamu juga perlu metode yang tepat dalam mengembangkan potensi tersebut.
Lalu, bagaimana upaya yang bisa kamu lakukan agar dapat mengembangkan potensi diri dengan tepat dan maksimal? Ada 7 tips yang bisa kamu laksanakan, yaitu:
Langkah pertama yang perlu kamu lakukan agar mampu mengembangkan potensi adalah dengan mengetahui kekuatan serta kelemahan masing-masing. Banyak orang yang tahu kekuatan atau kelebihannya. Namun, tidak semua orang mau mengakui kelemahan dalam dirinya.
Pengakuan terhadap kekuatan dan kelemahan merupakan salah satu wujud penerimaan diri seseorang. Dengan begitu, kamu akan mempunyai batas toleransi atas kemampuan yang dimiliki. Ada 3 upaya yang dapat kamu lakukan untuk mengetahui dan mengakui kekuatan serta kelemahan diri sendiri, yaitu:
Cara mengembangkan potensi diri yang selanjutnya adalah mengikuti tes minat dan bakat. Tes ini merupakan salah satu jenis tes psikologis yang bertujuan untuk menggali minat serta bakat seseorang. Di waktu yang sama, tes ini dapat pula kamu manfaatkan untuk mengetahui potensi intelegensi serta kecenderungan kepribadian.
Lalu, bagaimana cara berpartisipasi dalam tes minat dan bakat? Caranya mudah. Kamu bisa mengikuti tes minat dan bakat yang ada di internet. Kalau ingin hasil tes yang lebih kredibel, kamu dapat pula memilih untuk ikut serta dalam tes minat dan bakat di lembaga yang terpercaya.
Baca Juga: 7 Cara Membangun Tim Kerja yang Baik
Kamu bisa pula mengembangkan potensi diri dengan cara mencoba berbagai pengalaman baru. Contohnya, ikut serta dalam aktivitas di alam terbuka, mengikuti kursus keahlian baru, ikut serta dalam aktivitas volunteer, dan lain sebagainya.
Kesempatan mencoba pengalaman baru memberikan banyak manfaat, di antaranya adalah:
Proses pengembangan potensi diri itu butuh waktu panjang. Kamu perlu sumber motivasi yang kuat untuk bisa menjalaninya. Oleh karena itu, kamu harus menyiapkan bekal dengan cara menemukan sumber motivasi untuk menjalani perjalanan panjang tersebut.
Sumber motivasi bisa datang dari mana saja. Ada 3 jenis sumber motivasi yang menjadi penyemangat dalam mencapai tujuan, yaitu:
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi
Ada pula cara mengembangkan potensi diri lewat kebiasaan berpikir secara terbuka atau open minded. Pola pikir terbuka mendorong kamu untuk mempertimbangkan ide, pendapat, serta informasi dari luar dalam setiap proses pengambilan keputusan. Kebiasaan open minded memberikan berbagai manfaat yang positif, di antaranya:
Dalam kehidupan sehari-hari, kamu pasti sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kalau kamu punya kebiasaan seperti ini, pastikan untuk berhenti melakukannya. Kebiasaan seperti itu tidak akan membuat kamu bisa mengembangkan potensi diri. Sebaliknya, kamu bakal mengalami permasalahan mental dan merasa minder.
Ada beberapa upaya yang dapat kamu lakukan supaya berhenti dalam membandingkan diri dengan orang lain, yaitu:
Baca Juga: Implementasi Strategi: Pengertian dan Contoh
Tips terakhir dan tidak kalah penting dalam cara mengembangkan potensi diri adalah memilih lingkungan secara tepat. Kamu perlu berada di tengah-tengah orang yang terbiasa bersikap positif untuk bisa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
Itulah 7 tips penting yang bisa kamu terapkan sebagai cara mengembangkan potensi diri. Selanjutnya, kamu dapat mengembangkan potensi sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.
GreatNusa memberi kesempatan bagi kamu untuk mengembangkan potensi diri seluas-luasnya. Ada banyak pilihan kursus pengembangan diri yang bisa kamu ikuti. Yuk, segera manfaatkan kursus keterampilan dan keahlian di GreatNusa.
By greatnusa • 1 Februari 2023
Mengenal perbedaan pemimpin dan kepemimpinan, mulai dari definisi hingga tugas-tugasnya. Cari tahu juga contoh pemimpin yang ada di suatu organisasi di sini!
Pemimpin dan kepemimpinan, kedua kata tersebut sekilas memang mirip. Padahal, ada perbedaan yang mencolok di antara keduanya. Kamu pun bisa mengetahui perbedaan pemimpin dan kepemimpinan dari maknanya yang bisa dilihat melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Menurut KBBI, pemimpin adalah sosok yang bertugas untuk memimpin. Sementara itu, kepemimpinan adalah metode yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam memimpin bawahannya. Dari sini, kamu sudah dapat secara sekilas mengetahui perbedaannya, kan? Untuk bisa memahami perbedaan keduanya secara mendalam, simak pembahasannya berikut, yuk!
Seperti yang telah disebutkan, pemimpin adalah orang yang bertugas atau telah ditunjuk memimpin sekelompok orang dalam sebuah organisasi. Penunjukan tersebut dilakukan karena orang tersebut dianggap mempunyai kelebihan karena kemampuannya dalam menerapkan gaya kepemimpinan tertentu.
Namun, apakah setiap pemimpin punya gaya kepemimpinan yang bagus? Jawabannya, tidak selalu. Ada pemimpin yang mampu memimpin bawahannya dengan baik. Di waktu yang sama, tak sedikit pula leader yang memberi pengaruh buruk kepada orang-orang yang dipimpinnya.
Terlepas dari kemampuan yang dimilikinya, kehadiran seorang pemimpin dalam sebuah organisasi, baik formal ataupun nonformal, mempunyai peran penting. Keberadaan pemimpin membuat struktur organisasi tertata dengan baik. Pemimpin dapat mengarahkan setiap individu lewat pembagian tugas serta tanggung jawabnya masing-masing.
Kalau pemimpin merujuk pada sosok tertentu, maka kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang membimbing, mengarahkan, serta mengelola SDM di bawahnya. Keahlian ini pun menjadi salah satu parameter penting dalam menilai kualitas seorang pemimpin.
Dalam praktiknya, ada berbagai gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh setiap pemimpin. Setiap gaya kepemimpinan tersebut punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ada gaya kepemimpinan yang bersifat memaksa. Selain itu, ada pula yang bergaya demokratis, visioner, dan lain sebagainya.
Dari definisinya, kamu sudah bisa mengetahui perbedaan pemimpin dan kepemimpinan. Karena perbedaan tersebut, tidak mengherankan kalau kamu akan mendapati keberadaan pemimpin dan kepemimpinan dalam sebuah organisasi terlihat beda. Biar lebih jelas, berikut ini adalah contoh pemimpin yang bisa kamu jumpai dalam organisasi:
Jabatan direktur adalah sosok pemimpin tertinggi dalam sebuah organisasi. Dalam praktiknya, sebuah perusahaan bisa memiliki beberapa direktur sekaligus dan disebut sebagai dewan direksi. Tugas dan tanggung jawab direktur adalah melakukan pengawasan dan sekaligus memimpin bidang tertentu dalam sebuah perusahaan.
Perusahaan dengan struktur organisasi yang sederhana biasanya memiliki satu orang direktur. Namun, perusahaan besar yang memiliki struktur organisasi kompleks dapat mempunyai banyak direktur. Sebagai contoh, direktur utama, direktur personalia, direktur keuangan, direktur teknik, dan lain sebagainya.
Istilah CEO atau chief executive officer kerap digunakan dalam lingkup startup atau perusahaan rintisan. Sejatinya, CEO punya tugas dan tanggung jawab tidak ubahnya seperti direktur utama. Keduanya sama-sama merupakan posisi tertinggi yang ada dalam sebuah perusahaan.
Penunjukan CEO dilakukan oleh para pemegang saham. Dalam perusahaan besar, CEO lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengurusi keputusan strategis dalam skala besar. Namun, situasinya bisa berbeda pada CEO perusahaan kecil. Mereka akan banyak mengalokasikan waktu untuk terlibat dalam aktivitas bisnis harian.
Kamu juga akan menjumpai adanya jabatan komisaris dalam sebuah perusahaan. Perusahaan biasanya mempunyai beberapa komisaris yang merupakan wakil dari para pemegang saham dan disebut sebagai dewan komisaris. Keberadaannya berfungsi untuk melakukan pengawasan operasional perusahaan.
Tak menutup kemungkinan seorang komisaris memiliki ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi dibandingkan direktur dalam sebuah perusahaan. Situasi ini dapat terjadi ketika komisaris tersebut adalah pemegang saham atau pemilik perusahaan.
Komisaris memang tidak terlibat dalam aktivitas bisnis harian yang dijalankan perusahaan. Namun, peran pengawasan yang melekat pada jabatan ini sangat penting. Bahkan, komisaris memiliki kewenangan untuk meminta penggantian direktur ketika dinilai tak mampu menjalankan perusahaan dengan baik.
Baca Juga: Apa Saja Perbedaan Pemimpin dan Manajer?
Ada pula jabatan yang disebut sebagai chairman. Seorang chairman merupakan pemimpin dari dewan direksi. Tanggung jawab seorang chairman tidak mempunyai kaitan dengan aktivitas bisnis sehari-hari perusahaan. Beberapa tugas yang perlu dijalankan chairman di antaranya adalah:
Selanjutnya, ada pula pemimpin dalam perusahaan yang disebut sebagai manajer. Manajer merupakan jabatan yang posisinya membawahi para karyawan dan menjadi bawahan dari para eksekutif perusahaan. Oleh karena itu, manajer punya peran dalam pengawasan karyawan dan melakukan pelaporan kepada pejabat eksekutif perusahaan.
Dalam struktur perusahaan, kamu bakal menjumpai ada berbagai jenis manajer yang punya tugas dan tanggung jawab tersendiri.
Perusahaan berskala kecil biasanya hanya mempunyai satu orang manajer umum. Namun, situasinya akan berbeda ketika kamu menengok perusahaan besar. Di dalamnya, kamu akan menjumpai ada beberapa manajer umum yang masing-masing punya tanggung jawab pada setiap divisi.
Contoh-contoh jabatan yang telah disebutkan memberi gambaran jelas terkait keberadaan serta fungsi pemimpin dalam sebuah organisasi. Lalu, bagaimana dengan kepemimpinan? Ada perbedaan pemimpin dan kepemimpinan yang terlihat mencolok. Kepemimpinan dalam organisasi tidak selalu berkaitan dengan jabatan.
Sebagai gantinya, kepemimpinan dalam perusahaan bisa berbentuk sebagai pengaruh yang dimiliki oleh seseorang. Definisi pengaruh tersebut memiliki kaitan dengan kapasitas seseorang dalam mempengaruhi tindakan atau karakter individu, sekelompok orang, atau organisasi.
Dalam lingkup kepemimpinan, ada 6 jenis pengaruh yang perlu kamu ketahui, yaitu:
Nah, itulah perbedaan pemimpin dan kepemimpinan yang menarik untuk kamu ketahui. Pengetahuan ini bisa kamu jadikan bekal untuk membangun karier cemerlang di masa depan. Apalagi, setiap perusahaan memerlukan kehadiran pemimpin dalam mengelola aktivitas usahanya.
Kamu bisa pula membekali diri dengan pengetahuan terkait kepemimpinan secara lebih lanjut lewat kursus khusus. GreatNusa memiliki banyak pilihan pelatihan terkait hal ini yang bisa kamu manfaatkan. Lewat GreatNusa, kamu bisa mendapatkan bekal keahlian penting untuk menjadi pemimpin di masa mendatang.
By greatnusa • 2 Februari 2023
Perencanaan karir adalah upaya nyata meraih kesuksesan karir di masa depan. Yuk, cari tahu juga pengertian, tujuan, serta contohnya sebagai berikut di sini!
Mempunyai karir bagus adalah impian banyak orang. Hanya saja, tidak sedikit orang yang mengaku tidak puas dan bahkan tak menyukai pekerjaannya. Alhasil, dia menyelesaikan tugas harian sekadar untuk memenuhi kewajiban sebagai karyawan. Situasi ini terjadi karena banyak orang tak menyadari bahwa perencanaan karir adalah aspek penting yang perlu menjadi perhatian serius.
Perencanaan karir dapat membantu kamu mencapai tujuan dalam memperoleh pekerjaan impian. Namun, apakah kamu benar-benar memahami pengertian perencanaan karir, tujuan, serta contohnya? Kalau ingin membekali diri dengan pengetahuan tersebut sebagai bekal masa depan, simak pembahasan lengkapnya sebagai berikut, ya.
Dalam pengertiannya, perencanaan karir merupakan proses yang perlu kamu lalui dalam upaya mencapai tujuan karir yang diinginkan. Proses serta tahapan yang perlu kamu lakukan dalam perencanaan karir beragam, meliputi identifikasi, perencanaan, serta pelaksanaan.
Penyusunan perencanaan karir harus disertai dengan persyaratan pendukung yang memadai agar bisa terwujud. Persyaratan tersebut mencakup banyak aspek, termasuk di antaranya adalah prestasi kerja, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, kompetensi jabatan tertentu, bobot pekerjaan, dan lain sebagainya.
Dalam praktiknya, perencanaan karir adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berhenti. Keberadaannya dapat membantu proses belajar dan pengembangan diri dalam upaya meraih karir yang diinginkan.
Lewat career planning, kamu tak hanya bisa mencapai keberhasilan dalam bidang karir profesional. Namun, kamu juga akan memperoleh manfaat lain dalam mengembangkan kepribadian secara personal.
Dalam proses perencanaan karir, ada beberapa tahapan yang perlu kamu lakukan, yaitu:
Tahap pertama yang perlu kamu lakukan dalam proses career planning adalah self assessment atau melakukan penilaian terhadap diri sendiri. Lakukan evaluasi secara menyeluruh dan mencakup banyak aspek, termasuk di antaranya adalah passion, personal trait, kebutuhan keuangan, work style, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan lain-lain.
Dalam proses ini, kamu harus tahu hal seperti apa saja yang menimbulkan ketenangan dalam pikiran. Di waktu yang sama, kenali pula hal-hal yang bisa mengganggu pikiran kamu. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui modal yang dimiliki dalam upaya mencapai karir cerah di masa depan.
Langkah selanjutnya adalah melakukan riset karir potensial yang sesuai dengan value kamu. Ada banyak cara yang dapat kamu lakukan dalam proses riset tersebut. Kamu dapat memanfaatkan internet, melakukan wawancara kepada pekerja di sektor industri yang diminati, ataupun mengikuti program magang kerja atau menjalani kerja paruh waktu.
Apa pun metodenya, upaya riset yang kamu lakukan akan memberi gambaran secara singkat tentang karir potensial yang diinginkan. Kamu dapat mengetahui tugas serta tanggung jawab yang perlu dijalankan ketika menjalani karir tersebut.
Setelah melakukan riset, kamu dapat mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing karir potensial. Kamu pun dapat menggunakan data tersebut sebagai upaya untuk menentukan pilihan karir yang akan dijalani.
Dalam prosesnya, kamu perlu memperhatikan berbagai faktor, termasuk di antaranya adalah potensi pendapatan, tingkat kenyamanan, persaingan untuk mendapatkan karir tersebut, dan lain sebagainya.
Saat melakukan identifikasi karir, kamu bisa melakukannya tidak terbatas hanya pada satu opsi karir. Kamu bisa pula menyiapkan pilihan karir alternatif. Keputusan tersebut dapat kamu sesuaikan dengan situasi yang dihadapi serta opsi karir yang dimiliki.
Tahap yang terakhir adalah penentuan tujuan karir. Kamu perlu memiliki tujuan jangka pendek dan panjang. Keberadaan tujuan tersebut dapat membantu kamu untuk bisa tetap fokus dalam meniti karir. Selain itu, kamu perlu menguraikan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Hal yang perlu kamu catat, pastikan bahwa tujuan yang diinginkan bersifat konkrit. Kamu juga perlu menambahkan timeline untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan begitu, kamu bisa melakukan evaluasi ketika mengalami kegagalan dan secepatnya melaksanakan perbaikan.
Baca Juga: Apa Itu Personal Branding dan Bagaimana Cara Meningkatkannya?
Kamu mungkin berpikir kalau karir bagus di masa depan bisa didapatkan tanpa perlu menyusun perencanaan karir. Namun, kamu perlu tahu bahwa penyusunan perencanaan karir memiliki tujuan penting, yaitu:
Tujuan pertama dari career planning adalah mencapai kepuasan pribadi berkaitan dengan karir. Bahkan, kepuasan pribadi merupakan salah satu bentuk tujuan akhir dari upaya perencanaan karir. Kepuasan tersebut pun dapat memunculkan perasaan bahagia dan membuat seseorang tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan pekerjaannya.
Tujuan selanjutnya dari perencanaan karir adalah mendapatkan pemahaman terhadap kekuatan serta kelemahan masing-masing. Kamu tidak akan bisa membangun perencanaan karir dengan baik tanpa disertai dengan kesadaran terhadap diri sendiri atau self awareness.
Kamu juga akan memperoleh tujuan perencanaan karir berupa pemanfaatan waktu dan usaha yang efisien. Perencanaan dapat membantu kamu dalam memilih dan menentukan karir secara sistematis. Bukan berlandaskan pada trial error yang bakal membuang banyak waktu serta tenaga.
Adanya perencanaan dapat membantu kamu memperoleh karir yang tepat di masa depan. Kamu pun bisa menjalani karir tersebut dengan lebih nyaman dan dapat menjalankan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab.
Tujuan terakhir, kamu dapat menyusun rencana karir dengan mempertimbangkan personality traits. Karir yang bersesuaian dengan personality traits memberikan berbagai manfaat, termasuk di antaranya adalah:
Baca Juga: Butuh Motivasi Dalam Bekerja? Ini 6 Jenis Motivasi yang Perlu Diketahui
Seperti yang sudah disebutkan, perencanaan karir harus disertai dengan tujuan konkret jangka pendek dan panjang. Kamu pun perlu mencantumkan langkah-langkah untuk mencapainya. Biar lebih jelas, simak contohnya sebagai berikut:
Tujuan karir jangka panjang: menjadi redaktur senior di portal berita terkemuka
Upaya jangka pendek untuk mendukung pencapaian tujuan jangka panjang:
Langkah Awal Meniti Karir
Pengembangan Diri
Peningkatan Pengalaman
Dari contoh perencanaan karir sederhana tersebut, kamu dapat menetapkan tujuan karir secara jelas. Kamu pun dapat memonitor pencapaian karir disertai dengan tindakan untuk mencapai tujuan karir tersebut.
Baca Juga: Perbedaan Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Dunia Kerja
Sampai di sini, kamu sudah dapat memahami pentingnya perencanaan karir. Bahkan, perencanaan karir adalah langkah awal yang perlu kamu lakukan dalam upaya meraih kesuksesan karir profesional di masa depan.
Tak lupa, kamu perlu melengkapi perencanaan karir tersebut dengan bekal kemampuan yang sesuai. Kamu pun dapat membekali diri dengan berbagai keahlian dengan berpartisipasi dalam kursus online di GreatNusa.
Banyak pilihan kursus yang bisa kamu ikuti sesuai dengan minat masing-masing. Yuk, raih kesuksesan karir bersama GreatNusa!
By greatnusa • 3 Februari 2023
Jiwa kepemimpinan adalah hal yang dapat dilatih. Temukan caranya, mulai dari ingin belajar hingga memahami diri sendiri, di artikel berikut ini.
Melansir dari laman Forbes, jiwa kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial ketika satu orang dapat memaksimalkan usaha orang lain untuk menggapai tujuan bersama. Kepemimpinan ini tidak ada hubungannya dengan pangkat maupun atribut pribadi.
Bahkan, orang yang disebut “pemimpin” pun tidak selalu memiliki karakteristik yang menunjukkan bahwa dirinya adalah pemimpin. Sekadar memiliki karisma saja tidak cukup; mereka yang ditunjuk untuk menjadi pemimpin harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan seperti yang diulas di bawah ini.
Menjadi orang yang ditunjuk menjadi pemimpin memang bukan perkara mudah. Namun, beberapa karakteristik jiwa kepemimpinan ini bisa diterapkan ketika menjadi seorang pemimpin.
Individu yang dipercaya untuk memimpin sebuah tim harus mampu bersinergi dan menciptakan sinergi dalam tim tersebut. Ia juga harus bisa mengajak setiap anggota tim untuk selalu terlibat dalam kemajuan tim. Dengan kata lain, jangan sampai ada anggota yang tak ikut berkontribusi atau tak tahu bagaimana caranya memberikan kontribusi dalam pekerjaan.
Pemimpin harus memiliki kapabilitas dalam mengenali potensi dari setiap anggotanya. Misalnya, karyawan A lebih cocok untuk divisi pemasaran, si B lebih cocok di departemen uji kualitas, si C lebih memiliki kemampuan untuk memimpin proyek berikutnya, dan lain sebagainya.
Apabila seorang pemimpin mampu bersinergi, menciptakan sinergi, sekaligus mampu mengenali dan menggali potensi setiap anggotanya, maka orang tersebut sudah pantas menduduki posisi sebagai pemimpin.
Akan tetapi, sebelum menggali potensi orang lain, seorang pemimpin harus terlebih dahulu mengetahui potensi diri sendiri. Pada dasarnya, tak ada yang lebih memahami dirimu selain kamu sendiri. Kamu harus menyadari bahwa kamu memiliki potensi yang bisa kamu gunakan untuk membantu menggali potensi orang lain.
Berani mengakui kesalahan diri sendiri, bahkan kesalahan anak buah, merupakan bagian dari jiwa kepemimpinan yang kuat.
Apabila terbukti melakukan kesalahan, sebagian orang biasanya langsung menimpakan kesalahan tersebut pada orang lain. Umumnya, anak buahlah yang paling apes dalam situasi seperti ini.
Beberapa pemimpin merasa ‘kehormatannya’ tidak boleh ternoda oleh kesalahan sedikit pun, apalagi kesalahan tersebut dilakukan oleh anak buahnya sendiri. Alhasil, anak buahlah yang harus menanggungnya. Bila perlu, mereka harus bersedia dikorbankan seperti dicopot dari jabatannya.
Berani mengakui kesalahan sebenarnya adalah bentuk akuntabilitas seorang pemimpin. Kesediaan untuk memberikan penjelasan, bahkan sebelum diminta, bisa membantu memulihkan ataupun meningkatkan kepercayaan anak buah pada pemimpin.
Orang dengan karakteristik kepemimpinan seperti ini juga tidak akan kehilangan rasa hormat karena bersedia mengakui bahwa ia telah berbuat salah. Sebaliknya, pemimpin akan kehilangan penghargaan dari orang lain jika tidak mau mengakui kesalahan, bahkan malah menimpakan kesalahan pada orang lain.
Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda, termasuk saat mendengar kata “pemimpin” dan “boss”. Kata “boss” selalu identik dengan individu yang memiliki kecenderungan mengatur orang lain. Biasanya, mereka memiliki rasa tanggung jawab yang kecil, bahkan tak jarang melimpahkan semua pekerjaan kepada anak buahnya.
Baca Juga: 8 Perbedaan Bos dan Leader yang Perlu Kamu Ketahui
Sementara itu, kata “pemimpin” biasanya identik dengan sosok atasan yang mengayomi bawahannya. Namun, tak semua pemimpin seperti itu. Bahkan, sering kali ada pemimpin yang justru menjadi “boss” di mata karyawan mereka.
Seorang pemimpin memang harus rutin mengawasi kinerja anak buahnya demi memastikan proyek berjalan sesuai dengan perencanaan. Namun, bukan berarti hal ini bisa dijadikan lampu berlagak sok menyuruh dan mengatur segala hal.
Pemimpin yang ideal harus paham bagaimana caranya membimbing dan mengawasi kinerja karyawan. Tentunya, tanpa membuat anak buah merasa terlalu dikontrol dan masih memiliki ruang untuk senantiasa berkembang. Menumbuhkan karakteristik kepemimpinan seperti ini bisa dimulai dengan mendelegasikan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan setiap orang.
Menjadi pemimpin yang ideal mengharuskan individu untuk bersikap dan berpikiran terbuka atas semua aspirasi yang ada. Begitulah cara kerja pemimpin yang sesungguhnya. Terlebih lagi, saat harus menemukan ide-ide kreatif nan solusional, tentu dibutuhkan sebuah eksperimen sederhana.
Bayangkan saja bila seorang pemimpin tak mau belajar mendengarkan aspirasi anak buahnya. Maka, sudah pasti ia akan menjadi sosok atasan menyebalkan yang tak pernah absen dari perbincangan karyawannya.
Tak hanya sekadar mau mendengarkan aspirasi saja, seorang pemimpin juga harus pro-aktif dalam mencari serta menerima umpan balik (feedback). Umpan balik berguna untuk mengetahui apakah hal yang selama ini diterapkan sudah sesuai atau belum.
Sebagai contoh, sebagai pemimpin sebuah departemen di perusahaan, kamu menerapkan kebijakan jam masuk kerja baru. Jam kerja diubah dari jam 7 pagi menjadi jam 8 pagi untuk mengurangi kemungkinan karyawan terlambat. Kamu perlu mendapatkan umpan balik dari setiap karyawan untuk melihat apakah kebijakan tersebut sudah berjalan dengan semestinya atau belum.
Apakah pegawai merasa senang dengan kebijakan baru tersebut? Apakah masih ada yang terlambat? Apakah pekerjaan menjadi jauh lebih produktif? Seorang pemimpinlah yang mampu menyimpulkan semua itu.
Pemimpin yang baik merupakan pemimpin yang selalu menghargai orang lain. Apabila seorang pemimpin ingin dihargai oleh orang lain, termasuk dalam hal ini adalah anak buahnya, maka ia wajib juga menghargai mereka.
Menghargai kinerja anak buah bisa dalam bentuk apa pun. Ada yang berbentuk moneter maupun non-moneter, bersifat langsung maupun tidak langsung. Pemberian penghargaan sangat krusial karena bisa membantu meningkatkan produktivitas. Selain itu, penghargaan tersebut juga bisa berupa mempertahankan pegawai berprestasi agar tetap loyal terhadap perusahaan.
Untuk bisa memiliki karakteristik seorang pemimpin yang baik seperti di atas, kamu perlu melatih jiwa kepemimpinanmu. Membangun, melatih, dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti di bawah ini.
Menumbuhkan jiwa kepemimpinan bisa dimulai dengan memiliki kemauan untuk mempelajari hal-hal baru. Pasalnya, pengetahuan dan wawasan yang luas bisa memengaruhi seseorang saat harus memimpin orang lain. Makin luas wawasan seseorang, makin baik pula cara ia memimpin dan berhadapan dengan banyak orang.
Menjadi seorang pemimpin mengharuskan seseorang untuk bisa menyampaikan visi, maksud, harapan, dan tujuan pada orang lain secara gamblang. Untuk menjadi komunikator handal, seorang pemimpin harus meningkatkan komunikasi verbal, non-verbal, maupun kemampuan mendengarkan orang lain.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi
Butuh waktu dan usaha keras untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Salah satunya adalah dengan memahami kelebihan dan kelemahan diri sendiri. Begitu seseorang menyadari kemampuannya, ia bisa memanfaatkannya untuk lebih memupuk jiwa kepemimpinan dalam dirinya.Sekarang bisa dipahami bahwa jiwa kepemimpinan adalah produk dari pengaruh sosial. Kunci utama mengembangkan bibit-bibit kepemimpinan adalah dengan memiliki kemauan untuk mencoba hal-hal baru. Salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan beragam skill yang bisa memperkaya kepemimpinanmu bersama GreatNusa. Tunggu apa lagi, saatnya bergabung dengan GreatNusa!
Perbedaan machine learning dan deep learning memang kompleks. Namun, semua itu bisa dipahami dengan mudah dengan mengenali lima poin yang membedakannya berikut.
Mengenal perbedaan machine learning dan deep learning adalah penting, terutama jika kamu ingin terjun ke dunia artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Keduanya jelas berbeda meskipun saling berkaitan. Penasaran apa yang membedakan deep learning dan machine learning? Yuk, simak penjelasannya secara lebih lengkap di bawah ini!
Machine learning atau dalam bahasa Indonesia berarti pembelajaran mesin, pertama kali dikenalkan pada tahun 1959 oleh Arthur Samuel, ahli komputer asal Negeri Paman Sam.
Secara harfiah, machine learning didefinisikan oleh Samuel sebagai cabang ilmu komputer yang secara khusus mempelajari bagaimana sebuah mesin mampu menyelesaikan masalah tanpa harus diprogram secara eksplisit.
Machine learning sendiri dikembangkan berdasarkan berbagai disiplin ilmu seperti penggalian data (data mining), statistika, dan matematika. Adapun algoritma yang digunakan meliputi reinforcement learning, semi-supervised learning, unsupervised learning, dan supervised learning.
Setiap algoritma memiliki cara kerjanya masing-masing, tetapi intinya adalah untuk mengolah data yang masuk. Program machine learning kemudian akan mengambil kesimpulan sesuai dengan rangkaian data yang dianalisis. Hasil kesimpulan selanjutnya digunakan untuk menyelesaikan tugas dari program tersebut dengan cara paling efisien.
Kemampuan tersebut menjadi pembeda utama antara mesin yang sengaja diprogram untuk melakukan tugas tertentu dan mesin yang belajar. Mesin yang memiliki kemampuan untuk mempelajari sesuatu mampu menyelesaikan tugas secara lebih dinamis.
Baca Juga: Pengertian Supervised Learning dalam Machine Learning
Deep learning adalah metode penerapan machine learning yang menggunakan jaringan nalar buatan untuk meniru cara kerja otak manusia. Menggunakan algoritma sebagai ‘neuronnya’, deep learning mampu menentukan dan menganalisis karakteristik suatu rangkaian data.
Program deep learning dirancang dengan kemampuan yang jauh lebih kompleks dari machine learning. Hal ini ditujukan agar program tersebut mampu mempelajari, mengolah, dan mengklasifikasikan rangkaian data.
Setiap algoritma dalam jaringan nalar buatan memiliki kapabilitas untuk menganalisis berbagai dimensi data. Sebab itu, kesimpulan yang dihasilkan oleh model deep learning relatif lebih tepat dan rinci.
Algoritma yang diterapkan pada satu jaringan nalar dibagi ke dalam sejumlah lapisan dan dengan tugas yang berbeda-beda. Umumnya, satu jaringan dibagi menjadi lapisan input dan lapisan output.
Lapisan input berfungsi menampung rangkaian data mentah seperti teks, audio, atau gambar. Sementara itu, lapisan output berfungsi menampilkan kesimpulan dari penelitian data. Selain kedua lapisan ini, masih ada sejumlah lapisan tersembunyi lainnya. Umumnya, lapisan tersebut memiliki fungsi menganalisis dan kategori data berdasarkan referensi.
Lalu, bagaimana cara kerja lapisan-lapisan tersebut? Misal, kamu menggunakan model deep learning untuk mengklasifikasikan gambar serangga. Katakanlah kamu mengunggah gambar capung, program deep learning secara otomatis akan mencocokkannya dengan gambar lain pada referensi data.
Program lalu akan mencari kesamaan dari gambar yang sudah kamu unggah dengan kategori yang sudah dikenali oleh program tersebut. Jika program deep learning menemukan adanya kesamaan, maka lapisan output akan menarik kesimpulan bahwa gambar tersebut adalah gambar capung.
Baca Juga: Pengenalan Machine Learning untuk Pemula
Nah, sekarang kamu sudah tahu apa itu machine learning dan deep learning. Keduanya merupakan dua bagian penting dari AI yang acap kali dianggap serupa. Untuk lebih memahami perbedaan keduanya, berikut beberapa poin yang membedakannya:
Perbedaan machine learning dan deep learning bisa dilihat dari penggunaan algoritmanya. Program machine learning menggunakan algoritma untuk mengurai data, mempelajari data, dan membuat keputusan berdasarkan data yang telah dipelajari.
Sementara itu, deep learning menggunakan susunan algoritma yang berlapis-lapis untuk menciptakan “jaringan nalar buatan”. Jaringan ini membuat program deep learning memiliki kemampuan untuk mempelajari data dan membuat keputusan sendiri.
Program machine learning hanya mampu menganalisis data yang terstruktur. Sementara itu, deep learning mampu menganalisis data yang tidak terstruktur seperti gambar, video, maupun audio. Keduanya juga memiliki performa mengolah data yang berbeda, terutama saat jumlah data terus meningkat.
Algoritma pada deep learning tidak memiliki kemampuan untuk secara maksimal mengolah data dalam jumlah kecil. Ini karena algoritma yang diterapkan dalam program deep learning sengaja dirancang untuk mengolah data dalam jumlah banyak saja. Sementara itu, algoritma pada machine learning mampu menganalisis data dalam jumlah kecil.
Attribute engineering (rekayasa fitur) mengacu pada proses pemilihan dan transformasi variabel menggunakan machine learning atau deep learning saat menciptakan model analisis prediktif. Prosesnya sendiri melibatkan analisis data, pengaplikasian aturan praktis, dan juga penilaian.
Attribute engineering memang cukup rumit. Tujuannya sendiri adalah untuk mengurangi kompleksitas sebuah data dan membuat keseluruhan struktur data lebih mudah dipahami oleh algoritma.
Dalam hal ini, hanya machine learning yang membutuhkan rekayasa fitur, sedangkan deep learning sama sekali tidak membutuhkannya. Dengan kata lain, beberapa fitur kemungkinan bisa saling berkaitan saat proses analisis machine learning dilakukan.
Adanya fitur-fitur yang saling berkaitan bisa membuat hasil analisis tidak akurat. Oleh sebab itu, penting untuk mengatur fitur pada analitik machine learning.
Baca Juga: Unsupervised Learning: Pengertian, Jenis, dan Contoh
Butuh perangkat keras kelas atas untuk menjalankan program deep learning. Selain itu, mesin yang digunakan juga harus memiliki kemampuan mumpuni untuk mengolah data dalam jumlah besar. Pasalnya, tipe pembelajaran ini bisa bekerja secara optimal jika data yang diolah banyak.
Sementara itu, program machine learning cukup membutuhkan mesin kelas menengah atau bahkan kelas bawah untuk mengolah data secara optimal. Lalu, mengapa deep learning membutuhkan perangkat yang jauh lebih berat?
GPU (Graphics Processing Unit) merupakan salah satu kebutuhan program deep learning. GPU menjadi bagian integral karena deep learning harus melakukan multiplikasi matriks yang jumlahnya tidak sedikit. Oleh sebab itulah, butuh GPU yang mumpuni untuk menjalankan model deep learning.
Selain beberapa poin di atas, perbedaan antara machine learning dan deep learning juga bisa diketahui melalui penerapannya. Pengaplikasian kedua sub-bidang kecerdasan buatan ini dapat dengan mudah untuk ditemui. Bahkan tanpa kamu sadari, beberapa contoh penerapannya sudah kamu gunakan dalam aktivitas sehari-hari.
Contoh paling umum dari penerapan model machine learning adalah sistem rekomendasi pada e-commerce. Algoritma machine learning akan menganalisis data produk yang sebelumnya kamu cari untuk memberimu rekomendasi serupa. Dengan begitu, kamu tidak perlu repot-repot mencari produk yang kamu inginkan secara manual.
Contoh lain dari penerapan machine learning adalah asisten virtual seperti Google Assistant, Alexa, Cortana, dan Siri. Produk AI ini digunakan untuk memberikan informasi sesuai dengan perintah pengguna.
Ada pula teknologi chatbot yang serupa dengan asisten virtual. Teknologi ini umumnya digunakan untuk mendapatkan wawasan pelanggan agar perusahaan bisa memperbaiki strategi bisnisnya dan meningkatkan pengalaman pengguna.
Sementara itu, penerapan deep learning bisa ditemukan pada fitur face unlock di smartphone. Fitur ini berfungsi untuk membuka kunci pada gawai dengan mendeteksi wajah pengguna. Contoh lain yang baru-baru ini diterapkan adalah sistem tilang otomatis.
Algoritma pada sistem tilang tersebut dirancang untuk secara otomatis mengenali pelanggaran saat berkendara seperti tidak mengenakan helm, melanggar lalu lintas, kedaluwarsa, dan lain sebagainya.
Nah, itu tadi pembahasan seputar perbedaan machine learning dan deep learning. Butuh ketekunan untuk mempelajari kedua sub-bidang dari kecerdasan buatan tersebut. Pembelajaran bisa kamu lakukan dari berbagai sumber seperti mengikuti kursus daring bersama GreatNusa untuk mendapatkan pembelajaran yang terperinci dan mudah dipahami.
Apa itu UI dan UX? UI dan UX merupakan salah satu kunci sukses dalam bisnis yang melibatkan teknologi digital. Baca informasi selengkapnya di sini.
Dalam mengembangkan aplikasi atau website bisnis, penting untuk memperhatikan UI dan UX. Namun, apa itu UI dan UX? Apa saja komponen penting di dalamnya? Apa peran UI dan UX dalam bisnis?
Bagi mereka yang sudah lama berkecimpung dalam bisnis digital, mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah UI dan UX. Tetapi, bagi para pebisnis yang baru saja terjun di dunia bisnis digital atau sedang bertransformasi menuju teknologi digital tentu kurang familiar dengan istilah tersebut. Oleh karena itu, penting untuk membaca artikel ini hingga tuntas.
Apa itu UI dan UX? UI atau User Interface, merupakan tampilan atau visual desain sebuah sistem, aplikasi, atau halaman web. UI merupakan jembatan penghubung yang membuat pengguna berinteraksi dengan produk di dalam sistem, aplikasi, atau website. Oleh karena itu, agar menarik dan meningkatkan kepuasan pengguna, tampilan UI harus indah serta mudah digunakan.
Sedangkan UX atau User Experience merupakan proses menciptakan suatu produk berdasarkan pengalaman pengguna. Dengan demikian, produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna. Pengalaman menyenangkan yang dialami pengguna, akan menjadi indikator kenyamanan dan kemudahan saat menggunakan produk tersebut.
Dari kedua pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa UI merupakan bagian dari UX. Jadi, untuk meningkatkan kepuasan pengguna, dibutuhkan kombinasi UI dan UX yang baik.
Baca Juga: UI UX Designer : Pengertian, Workflow, dan Keterampilan yang Harus Dimiliki
Layout, tema, ikon, animasi yang tampil pada produk, tombol, tipografi, dan visual interaktif lainnya, merupakan komponen dari IU. Oleh karena itu, tidak heran jika keindahan dan kemudahan pengguna menjadi fokus dalam pembuatan desain UI.
Jika komponen UI fokus pada visual produk, maka komponen UX fokus pada fitur-fitur dalam produk tersebut. Jadi, komponen UX ini meliputi aspek visual design, aspek interaksi pengguna, struktur desain, cara menggunakan produk, copywriting konten, dan branding.
Ketika membuat sistem, aplikasi atau website, UI dan UX merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling berkaitan dalam memberikan pengalaman interaksi terbaik bagi pengguna. Berikut kolaborasi komponen UI/ UX yang bisa mendorong pengguna untuk berinteraksi dengan website atau menggunakan aplikasi:
Segala bentuk informasi yang ditampilkan harus memiliki struktur. Oleh karena itu, diperlukan adanya informasi arsitektur ini. Dalam mengorganisir komponen ini, berikut metode yang dibutuhkan:
Metode ini berpusat pada teori psikologi, di mana dalam pembuatan elemen setiap aplikasi atau website mengedepankan fungsionalitas dan penyusunannya.
Metode ini menekankan proses pendistribusian informasi ke dalam beberapa menu, sehingga memudahkan pengguna untuk memahami dan mengingat dengan baik setiap informasi tersebut.
Metode ini mengedepankan tindakan pengguna dalam mengorganisir informasi. Contoh, fitur sorting pada website atau aplikasi yang ditujukan untuk menemukan produk berdasarkan spesifikasi tertentu.
Desain dan interaksi dalam aplikasi atau website merupakan dua hal yang saling berkaitan. Desain website atau aplikasi tidak hanya sekedar indah, tetapi juga menarik interaksi pengguna. Interaksi tersebut, antara lain menggeser, menekan, atau klik fitur maupun tombol. Interaksi inilah yang nantinya digunakan untuk mengukur behavior (kebiasaan) pengguna.
Ukuran kegunaan dalam desain UI/ UX ini dinilai dari mudah tidaknya penggunaan website atau aplikasi tersebut, serta tepat tidaknya desain klik atau button dengan maksud dan tujuan pembuatannya. Hal ini karena setiap desain memiliki fungsi atau kegunaannya masing-masing.
Komponen penting selanjutnya adalah prototype berupa wireframe. Komponen yang disusun akan dijadikan layout dan diserahkan kepada tim pengembang untuk selanjutnya diproses ke dalam software.
Desain visual dibuat dari hasil wireframe. Pada komponen ini, UI/ UX Designer akan menambahkan atau mengubah style, warna, font, dan perubahan lain yang dibutuhkan. Fungsi komponen ini untuk memberi gambaran jelas mengenai desain website atau aplikasi.
Dalam pembuatan desain visual ini, sebaiknya dilakukan dengan konsisten. Terlebih dalam penggunaan huruf, warna, bentuk tombol, maupun letak tombol atau fitur. Tujuannya, agar pengguna tidak bingung dan mudah menemukan apa yang dicari.
Baca Juga: Peran UI/ UX Untuk Meningkatkan Daya Saing Bisnis
Dianggap sebagai salah satu kunci sukses sebuah produk, berikut peran penting dan manfaat UI/ UX dalam bisnis:
Membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, tentu akan mendatangkan peminat ke website atau aplikasi. Dengan fokus pada UX, maka kamu bisa membuat produk dengan fitur yang sesuai kebutuhan pengguna.
Tampilan website atau aplikasi yang buruk dan sulit digunakan, tentu akan ditinggalkan oleh pengguna. Sebagian orang akan memilih untuk meninggalkan website atau uninstall aplikasi. Sebaliknya, tampilan yang menarik dan mudah digunakan akan membuat pelanggan puas dan bertahan dengan website atau aplikasi tersebut.
Pelanggan yang puas dengan tampilan atau fitur dalam website maupun aplikasi, tentu akan bertahan dan kembali berkunjung. Selain itu, proses penyelesaian yang mudah ketika menggunakan website atau aplikasi, akan menarik pengunjung untuk melakukan pembelian. Secara tidak langsung, kondisi ini akan meningkatkan penjualan bisnis.
Baca Juga: Merancang Prototyping Desain UX bagi Pemula
Agar desain UI/ UX website atau aplikasi terlihat menarik di mata pengguna, berikut tips penggunaan UI/UX yang tepat dalam bisnis:
Saat membuat desain UI/ UX sebuah website atau aplikasi, tempatkan diri kamu dalam sudut pandang pengguna. Dengan demikian, preferensi pengguna saat mengakses website atau aplikasi bisa kamu jadikan pertimbangan.
Untuk mengenali audiens atau pengguna, kamu dapat melakukan riset UI/ UX user (pengguna) perusahaan kompetitor.
Ketika membuka sebuah website atau aplikasi, tentu pengguna ingin mengakses fitur tertentu. Dalam proses ini, pengguna akan merasa nyaman ketika desain dalam fitur tersebut mudah dipelajari dan digunakan. Kemudahan akses ini akan mendorong mereka untuk kembali berkunjung dan menggunakan website atau aplikasi kamu.
Tipografi akan menarik pengguna untuk mengeksplor website atau aplikasi lebih jauh. Oleh karena itu, buat tulisan yang menarik, namun tetap sederhana, ringkas, dan mudah dipahami.
Dibanding harus scrolling terus menerus, sebaiknya tambahkan tombol yang bisa menarik pengguna untuk mengakses lebih banyak fitur.
Tata letak yang sederhana, tetapi memiliki ikon, warna, huruf, serta gambar yang jelas dan menarik akan lebih disukai pengguna.
Ketika membuat desain UI/ UX, pastikan pengguna memahami fitur atau tombol dalam website atau aplikasi tanpa perlu menekan tombol bantuan. Tempatkan fitur atau tombol tersebut pada tempat yang mudah ditemukan pengguna.
Baca Juga: 3 Dimensi Brand Image yang Harus Dipahami
Untuk konten yang panjang, tambahkan pilihan “Lanjut” atau “Sembunyikan”. Dengan begitu, pengguna tidak menghabiskan waktu untuk konten yang tidak mereka cari atau inginkan.
Setelah desain selesai dibuat, lakukan uji coba pada beberapa orang. Pastikan setiap desain fitur atau tombol mudah dipahami dan digunakan.
Saran atau masukan dari orang lain tentu akan membantu kamu memberikan pandangan dan pendapat dari sudut pandang yang berbeda. Ini dapat membantu kamu dalam menentukan desain yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Demikian penjelasan mengenai apa itu UI dan UX beserta komponen maupun perannya dalam bisnis. Ilmu mengenai UI dan UX ini juga bisa kamu dapatkan dengan mengikuti kursus daring di GreatNusa. Di sini ada banyak tenaga profesional yang akan membantumu belajar.