Menampilkan 97 - 102 dari 440 Artikel
Pelajari cara menghitung biaya produksi per unit, mulai dari mencatat biaya tetap dan variabel, hingga menentukan banyak unit, di artikel berikut ini.
Bagi kamu yang sudah membuka bisnis, apakah kamu mengerti cara menghitung biaya produksi per unit? Jika belum, kamu berada pada artikel yang tepat. Menghitung biaya produksi per unit atau per produk merupakan hal penting yang perlu kamu pelajari. Bahkan seharusnya perhitungan ini sudah kamu lakukan sebelum kamu mengambil keputusan untuk menjalankan bisnis.
Menghitung biaya produksi per unit akan membantu kamu dalam mengambil keputusan-keputusan penting, agar kamu terhindar dari risiko-risiko yang seharusnya bisa kamu hindari pada waktu yang akan datang. Namun tidak apa-apa, lebih baik kamu terlambat mengetahui dan menyadarinya sekarang daripada tidak sama sekali, bukan?
Sejak awal telah ditekankan mengenai pentingnya menghitung biaya produksi per unit, namun sebenarnya apa yang membuat biaya produksi per unit penting? Mari perhatikan penjelasan berikut ini.
Perhitungan biaya produksi per unit penting karena biaya ini akan membantu kamu dalam menentukan harga jual produk per unit ke pasar. Bayangkan jika kamu hanya memperkirakan harga jual produk berdasarkan harga pasar tanpa mengetahui modal yang telah kamu habiskan.
Mungkin saja penjualan kamu meningkat, tapi setelah beberapa bulan berjalan, ternyata uang hasil penjualan tidak memberikan keuntungan bahkan tidak balik modal. Saat biaya produksi per unit telah dihitung, kamu jadi bisa menentukan harganya sesuai dengan keuntungan yang ingin kamu dapatkan.
Misalnya setelah dihitung, biaya produksi per unit adalah Rp250.000,00. Kemudian harga produk yang beredar di pasaran adalah Rp275.000,00. Dengan kedua harga ini, kamu bisa menentukan harga jual misalnya Rp280.000,00.
Masih menggunakan lustrasi yang ada di atas, kamu juga dapat mengetahui apakah kamu akan mendapatkan keuntungan atau tidak. Kamu juga bisa melihat seberapa banyak untung yang didapatkan dari harga jual yang telah kamu tentukan sebelumnya. Misalnya kamu telah mengambil keputusan untuk menjual produk dengan harga Rp280.000,00.
Kalau biaya produksi per unit kamu adalah Rp250.000,00, maka kamu mendapatkan keuntungan sebesar Rp30.000,00. Jumlah ini didapatkan dari biaya produksi per unit dikurangi pendapatan per unit. Melihat hal ini bahkan kamu jadi bisa memperkirakan pendapatan per kuartal atau per tahun yang akan kamu dapatkan.
Selain kedua poin di atas, kamu juga dapat melihat keadaan perusahaan kamu secara garis besar. Masih dengan ilustrasi yang sama, yaitu biaya produksi per unit adalah Rp250.000,00 dan harga jual produk adalah Rp280.000,00. Kamu jadi bisa melihat bahwa keadaan perusahaan kamu masih tergolong sehat.
Sehat atau tidaknya suatu perusahaan dapat dilihat dari keuntungan yang didapatkan. Meskipun keuntungan hanyalah salah satu faktor penentu, tetapi kamu bisa tenang saat profit yang kamu dapatkan melebihi biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut.
Saat harga jual dari produk kamu sudah sesuai dan berada di atas biaya produksi, memang terlihat bahwa kamu akan mengalami keuntungan yang luar biasa. Namun kerugian juga bisa terjadi pada masa-masa yang sulit, bukan? Saat penjualan kamu mengalami penurunan dan harga jual dari produkmu tidak lagi menjadi relevan, kamu bisa mengambil keputusan untuk menyelamatkan bisnismu.
Baca Juga: 10 Strategi Pengambilan Keputusan yang Efektif
Kamu bisa memotong biaya produksi dengan mengurangi produksi misalnya. Kamu bisa menurunkan harga jual produk atau mengambil keputusan genting lainnya yang dapat membuat keadaan bisnis kamu menjadi stabil bahkan kembali ke posisi yang semula.
Biaya produksi per unit atau per produk adalah biaya yang dihabiskan oleh perusahaan saat mereka memproduksi suatu barang atau jasa. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa perhitungan ini adalah perhitungan yang sangat penting untuk dilakukan suatu bisnis atau perusahaan, bahkan sebelum mereka mulai melakukan bisnis mereka. Perhitungan ini akan menunjukkan dengan detail mengenai biaya yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan selama proses produksi berlangsung.
Biaya produksi per unit ini terdiri dari dua komponen penting, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Jika tidak familier dengan istilah biaya produksi per unit, kamu juga bisa mengartikannya sebagai modal yang perlu kamu keluarkan sebagai penjual untuk membuat satu barang atau jasa. Biaya tetap adalah biaya yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan, yang jumlah biayanya tidak berubah.
Biaya variabel adalah kebalikan dari biaya tetap, di mana biaya yang perlu dikeluarkan adalah biaya yang akan berubah. Kalau bahan baku produksi berubah dan nilai barang atau jasa berubah, maka biaya variabel juga akan berubah. Biaya produksi per unit dihasilkan dari jumlah total biaya tetap dan biaya variabel, yang akan dibagi dengan total unit yang diproduksi selama satu periode proses produksi.
Rumus dari biaya produksi per unit dapat dilihat sebagai berikut.
Biaya produksi per unit = (biaya tetap + biaya variabel) / total unit yang diproduksi
Jadi bagaimana cara kamu menghitung biaya produksi per unit? Berikut ini adalah cara menghitung biaya produksi per produk yang kamu buat.
Sebelum kamu mulai menghitung, pastikan kamu mencatat semua pengeluaran yang dikeluarkan. Pisahkan berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel. Contoh dari biaya tetap adalah sebagai berikut:
Contoh biaya variabel atau biaya yang berubah adalah sebagai berikut:
Hitunglah biaya yang kamu miliki dan hitung jumlah produk yang bisa kamu produksi. Pastikan uang yang dikeluarkan dan jumlah produk yang dihasilkan, layak untuk kamu lakukan. Tentukan berapa banyak produk yang akan kamu dan tim produksi selama satu bulan. Misalnya kamu ingin membuat 20 tas per bulan, berarti biaya yang sudah kamu tuliskan sebelumnya adalah jumlah biaya untuk produksi 20 tas per bulan.
Setelah semua biaya tetap dan biaya variabel dituliskan. Setelah kamu menentukan jumlah produk atau unit yang akan kamu produksi. Kini saatnya untuk melakukan perhitungan. Mari kita andaikan dengan keterangan per bulan berikut ini.
Maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Biaya produksi per unit = biaya tetap + biaya variabel total unit yang diproduksi
Biaya produksi per unit = Rp10.000.000,00 + Rp30.000.000,00 / 20
Biaya produksi per unit = Rp40.000.000,00 / 20 = Rp2.000.000,00
Jadi biaya produksi per unit kamu adalah Rp2.000.000,00.
Kamu bisa menjadikan penjelasan di atas sebagai patokan untuk kamu yang baru saja belajar. Baca kembali jika ada yang kamu lupakan atau lewatkan supaya proses perhitungan yang kamu lakukan tidak salah. Sebenarnya, jika informasi dan penjelasan yang dibawakan lengkap dan detail, kamu bisa mengertinya dengan mudah, bukan? Seperti penjelasan di atas misalnya. Apabila kamu ingin belajar lebih lagi mengenai produksi dan cara mengaturnya, kamu bisa daftar kursus online bersama GreatNusa sekarang!
Terdapat berbagai macam kursus yang bisa kamu ikuti secara gratis. Materi yang dibawakan tentunya disiapkan oleh seorang ahli di bidangnya, seperti halnya materi manajemen operasional. Dapatkan lebih banyak topik kursus lainnya yang kamu butuhkan, hanya di GreatNusa! Semoga penjelasan di atas, membuat kamu mengerti cara menghitung biaya produksi per unit.
Perencanaan agregat adalah bagian vital dari proses produksi perusahaan. Kenali pengertian, jenis, dan cara membuatnya di artikel berikut ini.
Perencanaan agregat adalah salah satu hal yang harus bisa dikuasai untuk bisa menjalankan proses manajemen dengan maksimal. Dalam sebuah proses perencanaan bisnis, sebuah perusahaan akan bisa menyelesaikan apa yang dirancang jika bisa memenuhi ekspektasi yang ditargetkan. Rencana tahunan dari sebuah perusahaan akan terdiri dari beragam hal, mulai dari tenaga kerja, bahan baku, modal kerja, dll. Hal ini juga bisa dipecah dalam bentuk jangka menengah (6 bulan sampai 18 bulan). Proses mengerjakan persyaratan produksi untuk jarak menengah ini juga dikenal sebagai perencanaan agregat.
Agar setiap perusahaan bisa berhasil mendapat untung dari suatu produk, maka ada satu hal yang harus kamu perhatikan. Jika membuat terlalu sedikit produk, maka peluang finansial akan terlewatkan. Buat terlalu banyak maka uang bisa terbuang sia-sia pada bagian produksi dan pergudangan. Tentu ini akan menjadi dilema yang harus dihadapi. Untuk dapat menyeimbangkan antara permintaan dan kapasitas, perencanaan agregat bisa membantu kamu. Agar bisa memahami hal yang satu ini dengan lebih baik, maka kamu bisa mempelajari beragam informasi yang ada di bawah ini.
Perencanaan agregat merupakan metode untuk menganalisis, mengembangkan, dan memelihara rencana manufaktur yang berusaha untuk menghasilkan produksi yang konsisten dan tidak terputus. Perencanaan agregat paling sering difokuskan pada perkiraan penjualan yang ditargetkan, manajemen inventaris, dan tingkat produksi dalam jangka menengah antara 6 hingga 18 bulan mendatang.
Perencanaan agregat memainkan bagian penting dalam mencapai tujuan jangka panjang organisasi. Perencanaan agregat akan sangat membantu dalam:
Baca Juga: Contoh Perencanaan Agregat pada Perusahaan yang Bisa Diterapkan
Untuk membuat rencana agregat, kamu harus terlebih dahulu menentukan jumlah unit yang diproduksi selama jangka waktu tertentu. Baik secara kapasitas, jumlah unit yang dibutuhkan, dan seberapa banyak permintaan pelanggan. Berikut adalah beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam hal ini
Saat permintaan rendah, turunkan harga agar sesuai dengan kapasitas. Kamu juga dapat melakukan sebaliknya; ketika permintaan tinggi, naikkan harga.
Kegiatan pemasaran dan promosi dapat memengaruhi permintaan produk atau layanan kamu.
Baca Juga: 7 Strategi Digital Marketing Yang Efektif Tingkatkan Penjualan
Tunda pengiriman hingga permintaan memenuhi kapasitas.
Buat permintaan lain untuk melengkapi permintaan yang sudah ada.
Perusahaan dapat memberhentikan atau mempekerjakan karyawan untuk memenuhi permintaan atau menanggapi kekurangannya. Lembur, subkontrak atau penggunaan tenaga kerja sementara juga pilihan yang bisa digunakan.
Baca Juga: Mengenal Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Karena fungsinya yang menyeimbangkan perencanaan strategis jangka panjang dengan keberhasilan produksi jangka pendek, perencanaan agregat menjadi sebuah hal yang sangat dibutuhkan. Faktor-faktor berikut sangat penting sebelum proses perencanaan agregat benar-benar dapat dimulai;
Agar perencanaan agregat berhasil, masukan berikut diperlukan;
Baca Juga: 4 Urutan Tahap Perencanaan Proses Produksi
Jika sudah mempertimbangkan beragam faktor di atas, maka kini saatnya kamu mulai membangun strategi mengenai perencanaan agregat melalui 3 cara yang tersedia. Setiap strategi yang ada di bawah ini memiliki beragam pendekatan yang bisa disesuaikan dengan perusahaan. 3 strategi utama yang digunakan adalah:
Tujuan dari strategi perencanaan agregat adalah untuk menjaga tingkat produksi dan tingkat tenaga kerja agar bisa seimbang. Untuk bisa mencapai hasil yang diinginkan, maka kamu akan membutuhkan peramalan permintaan yang kuat untuk mengetahui apakah tingkat produksi harus ditingkatkan atau diturunkan seiring permintaan pelanggan tumbuh dan menyusut. Strategi perencanaan produksi agregat ini akan membuat tenaga kerja tetap stabil, tetapi dapat meningkatkan inventaris produk dari perusahaan.
Untuk strategi yang satu ini, perusahaan akan berusaha mengejar permintaan pasar. Produksi sesuai dengan permintaan dan kelebihan persediaan tidak ditahan. Ini adalah bagian dari strategi produksi ramping, yang bisa menghemat uang dengan menunggu sampai pesanan didapatkan. Jika kamu kesulitan untuk bisa memenuhi permintaan yang datang dari pasar, produktivitas dan kualitas dapat dikurangi. Namun itu dapat berdampak negatif pada moral tenaga kerja perusahaan.
Strategi yang satu ini berupa gabungan hybrid dari dua strategi sebelumnya. Ini menjaga keseimbangan antara tingkat produksi, tenaga kerja, dan tingkat persediaan, sambil tetap merespons permintaan saat berubah. Alternatif ini menawarkan sedikit fleksibilitas yang dapat memenuhi permintaan saat bekerja untuk menjaga biaya produksi tidak terlalu tinggi.
Dengan memenuhi tujuan strategis dari perencanaan agregat, produsen dapat menyeimbangkan permintaan produksi jangka pendek dan jangka panjang serta mengoptimalkan produktivitas dan keuntungan. Selai hal tersebut beragam keuntungan tambahan lainnya yang akan bisa perusahaan dapatkan adalah:
Sebagai salah satu bagian dari ilmu manajemen, rencana agregat adalah sebuah pengetahuan yang akan bisa membantu kamu dalam meraih hasil terbaik untuk bisa mencapai tujuan akhir yang diinginkan perusahaan.
Selain menguasai satu materi saja, akan lebih baik jika paham berbagai macam hal yang terkait untuk bisa menyusun perencanaan yang lebih matang. Salah satu hal yang juga bisa kamu perdalam untuk bisa menghasilkan perancangan rencana yang efektif untuk perusahaan adalah manajemen operasional.
Manajemen operasional merupakan sebuah pengelolaan (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, dan pengendalian) semua kegiatan yang berhubungan dengan barang dan jasa secara langsung. Tentu saja ini akan berhubungan dengan beragam hal yang ada dalam fungsi pengelolaan perusahaan, termasuk rencana agregat.
Jika kamu bingung ingin belajar hal ini di mana, mungkin belajar strategi manajemen operasional di GreatNusa akan bisa membantu kamu. Tunggu apalagi, mari belajar beragam pengetahuan yang berguna di sini, mulai dari webinar, teknik, perkembangan diri, bisnis dan manajemen, ekonomi, desain, teknologi, dan masih banyak lagi. Perencanaan agregat adalah salah satu hal yang bisa kamu pelajari di sini untuk bisa membangun rencana perusahaan yang optimal, efektif, dan berhasil.
Kenali apa yang dimaksud dengan strategi bisnis serta manfaatnya, seperti peningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kontrol, di artikel berikut ini.
Dalam menjalankan sebuah usaha atau perusahaan, kamu harus paham apa yang dimaksud dengan strategi bisnis. Kamu tidak akan bisa mencapai hasil yang diinginkan tanpa ada perencanaan dan strategi yang matang. Terlebih jika kamu baru memulai dan mengembangkan bisnis. Meluangkan waktu untuk memikirkan strategi bisnis merupakan hal yang baik. Coba anggap strategi bisnis layaknya sebuah peta. Dengan begitu, sebuah bisnis akan bisa menentukan arahnya, lalu apa yang ingin dicapai pada masa depan, dan langkah apa saja yang diperlukan..
Dengan mendefinisikan strategi dengan jelas, kamu juga akan memiliki pedoman dan struktur untuk mengembangkan bisnis. Dari sini, mengembangkan rencana pertumbuhan bisnis bisa menjadi hal yang mudah untuk dilakukan.
Ingat, sebuah perusahaan tidak akan bisa menjadi segalanya untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kamu tidak perlu menjadi market leader untuk bisa bersaing dan meraih kesuksesan, melainkan perlu fokus pada kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan untuk bisa menemukan cara yang akan membedakan kamu dari pesaing lain.
Lantas, apa yang dimaksud dengan strategi bisnis? Dampak apa yang bisa diberikan untuk membantu perusahaan mencapai hasil yang ditargetkan? Temukan jawaban dari kedua pertanyaan tersebut melalui beragam informasi yang ada di bawah ini.
Dalam bisnis, sebuah sketsa jangka panjang mengenai citra, arah, dan tujuan organisasi yang diinginkan adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan. Hal ini merupakan skema dari sebuah intensi dan tindakan perusahaan, yang direncanakan secara hati-hati dan dirancang secara fleksibel untuk bisa memenuhi tujuan:
Pengertian strategi bisnis yang merupakan serangkaian gerakan dan tindakan kompetitif yang digunakan bisnis untuk menarik pelanggan, bersaing dengan sukses, memperkuat kinerja, dan mencapai tujuan organisasi akan bisa membantu bisnis untuk memenuhi skema yang sudah dirancang sebelumnya. Melalui strategi ini, perusahaan dapat menguraikan bagaimana mereka harus beroperasi untuk bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
Sebuah strategi bisnis harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
Jika bisa menjawab hal di atas, maka sebuah strategi bisnis yang dibangun bisa dikatakan mampu membantu perusahaan mencapai tujuan yang diinginkan.
Baca Juga: Inilah Contoh Strategi Korporasi yang Perlu Kamu Ketahui!
Tujuan bisnis tanpa strategi hanya akan menjadi ide yang berakhir di meja saja. Akan sangat sulit bertahan dan menjadi pemenang jika Anda tidak memiliki bekal yang cukup. Persaingan yang semakin ketat, juga semakin membuat pentingnya strategi bisnis menjadi semakin jelas. Hal ini juga memicu terjadinya peningkatan besar dalam ragam jenis strategi bisnis yang bisa digunakan untuk meraih tujuan yang diinginkan. Berikut adalah lima alasan mengapa strategi akan diperlukan untuk bisnis yang kamu jalankan.
Strategi bisnis merupakan bagian dari rencana bisnis. Jika rencana bisnis akan menetapkan tujuan dan sasaran yang diinginkan sebuah bisnis, strategi akan memberikan kamu cara untuk memenuhi tujuan tersebut. Ini adalah rencana untuk mencapai hasil yang diinginkan oleh perusahaan.
Mencari tahu kekuatan dan kelemahan dari perusahaan atau bisnis yang kamu miliki akan bisa terbantu ketika sedang merumuskan sebuah strategi. Selain itu, hal ini juga bisa membantu kamu memanfaatkan keahlian yang dimiliki sebagai kekuatan dan menggunakannya untuk menutupi kelemahan yang sudah ditemukan.
Ketika setiap langkah yang diambil berasal dari rencana yang dirumuskan, setiap sumber daya dialokasikan sesuai dengan pertimbangan yang sudah diatur sebelumnya, dan setiap orang dalam perusahaan tahu apa yang harus dilakukan, maka aktivitas bisnis bisa menjadi lebih efisien dan efektif secara otomatis. Membantu juga dalam upaya mencapai target dan meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Strategi bisnis berfokus untuk bisa memanfaatkan kekuatan bisnis dan menggunakannya sebagai keunggulan kompetitif. Dalam proses ini kamu juga bisa memosisikan merek dengan cara yang unik. Membangun identitas pada bisnis dan membuatnya unik di mata pelanggan.
Melalui sebuah strategi yang dirancang dan dikustomisasi sesuai dengan bisnis dan apa yang ingin dicapai, maka ini akan memudahkan kamu dalam mengontrol kegiatan dan melihat apakah bisa berjalan sesuai dengan rencana yang sudah dirumuskan.
Baca Juga: Fungsi Manajemen Operasional Untuk Bisnis Yang Efektif
Jika sebuah tujuan bisa didefinisikan dengan jelas dalam rencana bisnis, maka strategi akan bisa menjawab segala hal yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tersebut. Agar bisa mendapatkan hasil yang diinginkan, berikut ini adalah komponen kunci dari strategi bisnis.
Fokus utama dari strategi bisnis adalah untuk memenuhi visi, misi, dan tujuan bisnis. Melalui sebuah strategi yang dirancang dengan maksimal, maka kamu akan mendapatkan instruksi yang jelas tentang apa yang perlu dilakukan, bagaimana hal itu perlu dilakukan, dan siapa yang bertanggung jawab atas hal tersebut.
Penting sekali membangun sebuah strategi bisnis dengan core values atau nilai dasar sebagai salah satu fondasinya. Hal ini akan memungkinkan perusahaan bisa menunjukkan jati dirinya kepada khalayak ramai.
Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats) merupakan sebuah representasi akan situasi perusahaan saat ini. Ini adalah komponen penting dari strategi bisnis karena mewakili kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan dan kelemahan serta ancaman yang harus diwaspadai perusahaan.
Strategi bisnis akan bisa berfungsi dengan baik jika kamu bisa mendalami detail operasional tentang bagaimana pekerjaan harus dilakukan dengan efektif dan efisien. JIka berhasil mendapatkan informasi yang dibutuhkan, maka Anda bisa menghemat banyak waktu dan usaha karena semua orang tahu apa yang perlu dilakukan.
Strategi bisnis juga dapat menjawab di mana dan bagaimana kamu bisa mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan, bagaimana hal tersebut harus dialokasikan, dan siapa yang akan bertanggung jawab untuk menanganinya.
Jika tidak ada cara untuk bisa menilai apakah strategi yang dijalankan sudah bisa dikatakan berhasil atau tidak, maka akan sangat sulit untuk tahu jika yang dilakukan selama ini adalah langkah yang tepat. Strategi bisnis yang baik selalu mencakup cara untuk melacak output dan kinerja perusahaan terhadap target yang ditetapkan. Dengan melakukan evaluasi, perusahaan dapat menyusun strategi bisnis baru dalam upaya mencapai tujuan bisnis perusahaan tersebut.
Baca Juga: 4 Langkah Evaluasi Strategi Perusahaan yang Efektif
Setelah mengetahui pengertian, strategi dan komponen dalam merancang strategi bisnis, berikutnya adalah contoh strategi bisnis. Contohnya adalah,
Itulah beragam informasi yang bisa kamu gunakan untuk memahami apa yang dimaksud dengan strategi bisnis. JIka ingin belajar lebih banyak mengenai hal ini. Kamu bisa ikut kursus Essentials of Digital Business Strategy dari GreatNusa. Saatnya belajar mengenai strategi bisnis dengan mudah di sini.
Pelajari cara memasuki pasar global, seperti melalui franchise, lisensi, ekspor produk, hingga joint venture. Temukan langkahnya di artikel ini.
Keberhasilan beberapa perusahaan di Indonesia di kancah internasional berhasil membuatmu bertanya-tanya tentang cara memasuki pasar global. Tantangan bisnis dalam pasar global memang tidak kecil, tapi mereka bisa mengatasinya. Produk yang dipasarkan pun sukses dan digemari oleh target pasar di negara lain.
Kisah inspiratif perusahaan Indonesia dalam menembus pasar global patut menjadi teladan bagi perusahaan rintisan (start-up). Berbagai perusahaan rintisan ingin turut mengharumkan nama bangsa di dunia internasional lewat bisnis yang dijalankan. Kehadiran digital marketing juga meningkatkan potensi keberhasilan perusahaan masuk ke pasar global, tentunya disertai strategi dan perubahan yang harus dilakukan.
Ada banyak strategi dan cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan agar bisa menembus pasar global. Satu hal yang pasti, jangan pernah melupakan perencanaan dalam memasuki pasar global apabila tidak ingin kalah duluan. Artikel GreatNusa ini akan membahas tentang cara dan strategi yang bisa dilakukan oleh perusahaan agar bisa bersaing di pasar internasional.
Perusahaan yang mempunyai visi besar memiliki impian untuk mengekspansi bisnisnya ke ranah internasional. Tujuan perusahaan melakukan pemasaran global adalah menjangkau area pasar baru berbekal produk andalan mereka. Saat melakukan strategi pemasaran ini, perusahaan dituntut agar bisa beradaptasi dengan perbedaan budaya yang dimiliki oleh beberapa negara targetnya.
Tantangan terbesar perusahaan dalam melakukan ekspansi global yakni adaptability. Mereka harus menciptakan produk barang atau jasa yang benar-benar dibutuhkan oleh target pasar globalnya. Kualitas produk dan implementasi strategi pemasaran yang diterapkan harus benar-benar diterima oleh penduduk yang memiliki kultur berbeda.
Ada satu contoh perusahaan Indonesia yang berhasil menembus pasar global, meski produknya terbilang tradisional. Perusahaan jamu terbesar di negeri ini, contohnya. Produknya memang sarat kearifan lokal, tapi berhasil memasuki pasar hingga ke Eropa. Padahal, penduduk luar negeri selalu beranggapan pesimis mengenai keberhasilan obat herbal dalam mengobati penyakit. Belum lagi, kualitas produksi yang masih rendah pada zamannya, membuat banyak orang ragu untuk mencoba produknya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, perusahaan jamu ini melakukan peningkatan dalam proses produksinya. Kualitas minuman jamu kemudian ditingkatkan agar memenuhi standar internasional yang dianggap mumpuni bagi orang luar negeri. Akhirnya, minuman jamu tersebut kemudian berhasil di pasar global. Masyarakat dari seluruh penjuru bumi pun percaya dan mulai menggemari minuman herbal tersebut.
Keberhasilan pemasaran global memang menggiurkan, karena perusahaan bisa mendapat lebih banyak keuntungan. Namun, perusahaan harus memiliki perencanaan dan strategi yang matang dalam memasuki pasar global. Absennya strategi dan perencanaan akan membuat perusahaan berpotensi mengalami kegagalan di pasar global, bahkan saat awal memulainya.
Strategi pemasaran global harus mempertimbangkan beberapa elemen di bawah ini agar bisa berhasil. Apa saja?
Jangan hanya menentukan target negara tujuan secara abstrak dan umum. Buatlah sasaran target pasar yang relevan dan spesifik agar produknya bisa diterima.
Saat melakukan strategi pemasaran global, kita masih membutuhkan riset konsumen agar berhasil. Pikirkan apakah produk yang dipasarkan bisa menjadi solusi atas masalah yang dialami oleh target pasar tersebut? Tidak hanya riset pasar, bisnis juga harus melakukan riset budaya agar tidak terjadi cultural gap dalam prosesnya.
Ada dua pilihan waktu perusahaan dalam memasuki pasar global. Pertama, menjadi pionir dalam sektor bisnis untuk masuk ke pasar global. Kedua, menunggu kompetitor masuk ke pasar global dan menganalisa kesuksesan dan kegagalannya. Semuanya memiliki pertimbangan masing-masing yang harus dipikirkan sebelum go international.
Skala bisnis juga menjadi elemen pertimbangan dalam memasuki pasar global. Perusahaan berskala kecil atau besar bisa memasuki pasar global, tergantung pertimbangan yang diambil. Pertimbangan tersebut melibatkan proses pembiayaan dan banyaknya konsumen yang akan membeli produknya.
Metode atau cara yang dilakukan oleh perusahaan juga termasuk dalam elemen yang harus dipertimbangkan dalam memasuki pasar global. Peribahasa ‘banyak jalan menuju Roma’ juga berlaku dalam proses ekspansi global.
Perusahaan bisa masuk ke pasar global lewat berbagai metode di bawah ini:
Ekspor produk merupakan langkah terbaik dalam melakukan pemasaran global. Di sini, kamu akan menjual produk atau jasa di pasar internasional dengan risiko lebih sedikit. Banyak perusahaan yang memilih produk sebagai metode utama pemasaran global karena dianggap lebih efektif dalam pembiayaannya.
Terlepas dari kemudahannya, kamu tetap harus melakukan peningkatan dalam produk yang dipasarkan. Produk yang ingin dipromosikan memang dibutuhkan oleh target pasar di negara tujuan, tapi belum tentu fiturnya cocok. Belum lagi, perusahaan harus berhadapan dengan pihak keempat, yaitu pemerintah negara tujuan agar lebih mudah dalam prosesnya.
Metode kedua yaitu memberikan perizinan atau lisensi kepada perusahaan di negara lain untuk menggunakan properti perusahaanmu. Biasanya, properti ini bersifat intangible atau tidak terlihat, seperti trademark, hak paten, atau langkah produksinya. Perusahaan lain akan membayar lisensi yang diberikan sebagai biaya hak cipta produk kamu.
Cara ini terbilang cukup mudah karena perusahaan penerima lisensi akan membuat produk atau strategi pemasaran yang bisa diterima oleh warganya. Brand pemilik asli pun tetap terjaga, bahkan lebih mudah populer di negara orang lewat strategi yang dilakukan oleh perusahaan partner.
Baca Juga: 7 Strategi Digital Marketing Yang Efektif Tingkatkan Penjualan
Sekilas, penjelasan lisensi di poin sebelumnya mirip franchise. Perbedaannya, franchise memiliki rangkaian peraturan yang harus dipatuhi oleh pemiliknya di negara lain. Proses dan penggunaan bahan bakunya pun harus mengikuti ketentuan perusahaan aslinya.
Joint venture adalah dua perusahaan yang mendirikan anak perusahaan baru di pasar global. Bedanya, salah satu perusahaan tersebut harus berjenis lokal, sementara perusahaan lainnya bisa saja berasal dari negara yang sama atau berbeda. Keuntungannya, perusahaan bisa belajar dan memahami budaya serta kebutuhan masyarakat negara tujuan secrinci.
Investasi langsung, atau foreign direct investment (FDI) merupakan salah satu metode perusahaan dalam memasuki pasar global. Di sini, perusahaan secara langsung menginvestasikan fasilitas yang hendak digunakan di pasar global. Cara ini dilakukan membentuk perusahaan baru atau mengakuisisi perusahaan yang sudah ada.
Terakhir, metode partnership yang dikenal dengan piggybacking. Secara harfiah, piggybacking artinya menggendong. Dalam konteks ini, dua perusahaan yang tidak bersaing bekerja sama untuk menjual produk di negara tujuan. Metode ini terbilang rendah risiko, tapi pertimbangkan juga kepercayaan antara dua perusahaan yang bekerja sama agar berhasil di pasar global.
Pelajari lebih dalam tentang pemasaran global lewat kursus strategi pemasaran global yang ada di GreatNusa. Kamu bisa mendapatkan insight yang mendalam seputar global marketing hanya belajar di rumah. Kursus ini juga akan menyajikan implementasi dan contoh kasus cara memasuki pasar global yang bisa diterapkan di perusahaanmu.
Temukan contoh analisis perilaku konsumen, seperti mengetahui kebutuhan pengunjung hingga menganalisis user engagement. Simak penjelasannya di sini.
Penerapan contoh analisis perilaku konsumen dari bisnis lain harus sesuai dengan strategi perusahaan kamu. Proses analisis ini berpusat pada konsumen agar perusahaan bisa mengambil langkah selanjutnya dalam strategi pemasaran. Langkah ini bersifat customer-oriented dan berguna sebagai alat bantu perusahaan dalam implementasi strategi pemasaran.
Tidak hanya pemasaran, analisis perilaku konsumen berguna untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan. Bisnis atau perusahaan hadir untuk menjawab persoalan (pain points) yang dialami konsumen atau audiens lewat produknya. Perusahaan bisa mengembangkan produknya agar menyelesaikan masalah konsumen yang lebih kompleks.
GreatNusa akan mempersempit pembahasan ini ke arah penilaian kesuksesan strategi marketing yang diimplementasikan. Tahukah kamu, mayoritas perusahaan Indonesia memilih digital marketing sebagai channel pemasaran unggulan? Alasannya, banyak orang yang saat ini lebih fokus memandang layar portabel di depannya. Tidak heran banyak perusahaan yang perlahan hijrah ke digital marketing untuk mempromosikan produk atau bisnisnya.
Untuk menilai keberhasilan digital marketing yang telah dijalankan, kamu membutuhkan analisis terhadap perilaku konsumen yang tepat. Keuntungan digital marketing adalah kamu memiliki tools yang memudahkan pekerjaan dalam memonitor keberhasilan strategi ini. Misalnya, saat memasang iklan di salah satu media sosial, kamu bisa mengakses keberhasilannya lewat data dan tools yang disediakan.
Baca Juga: 8 Digital Marketing Tools Yang Harus Kamu Miliki
Banyak sekali tujuan analisis perilaku konsumen yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Mulai dari menjaring pengunjung yang tepat, menganalisis keberhasilan iklan, dan lain-lain. Berikut ini beberapa contoh analisis perilaku konsumen yang bisa kamu jadikan tujuan dalam menilai strategi pemasaran.
Analisis perilaku konsumen berguna untuk meluncurkan strategi pemasaran digital dalam mencari calon pembeli yang tepat. Traffic pengunjung yang masuk terdiri dari berbagai segmentasi demografis, usia, ketertarikan, dan lain-lain. Data ini sangat berguna untuk mengatur ulang segmentasi pemasaran produk kita.
Baca Juga: 6 Manfaat Digital Marketing untuk Perkembangan Bisnismu
Siapa yang menyangka bahwa produk kursi pijat yang ditargetkan untuk orang berusia 40-60 tahun ternyata dibutuhkan oleh dewasa berusia 25-40 tahun? Perilaku konsumen yang dianalisis yakni produk apa yang dicari dan dibutuhkan. Kamu bisa mendapatkan segmentasi pengunjung yang berpeluang menjadi pembeli produk lewat analisis ini.
Kekhawatiran perusahaan dalam melakukan survey kebutuhan pengunjung adalah tidak sesuai rencana pemasaran yang telah dibuat. Produk yang dibuat ternyata dibutuhkan pengunjung, sehingga menghasilkan profit yang besar. Apapun risikonya, perusahaan harus mencari tahu kebutuhan pengunjung agar produknya tepat sasaran.
Kamu bisa menganalisis perilaku konsumen melalui funnel konversi. Funnel konversi ini terdiri dari produk apa yang dilihat dan berhasil dibelanjakan oleh konsumen. Kemudian, lakukan perbandingan dengan funnel konversi yang bersifat negatif, seperti pembatalan pembelian.
Lewat cara ini, kamu mengetahui kebutuhan pengunjung saat melihat website. Kamu bisa melakukan improvement, seperti melakukan perbaikan kualitas produk atau sekedar melengkapi informasi produk tersebut.
Pernah dengar istilah bounce rate dan exit rate dalam menilai kesuksesan website atau landing page? Bounce rate adalah persentase pengunjung yang langsung keluar setelah mengunjungi website atau landing page. Sedangkan exit rate merupakan tingkat pengunjung yang mengakses situs dan mengeksplorasi beberapa halamannya, tapi tidak melakukan pembelian.
Baca Juga: 7 Strategi Digital Marketing Yang Efektif Tingkatkan Penjualan
Kamu akan menganalisis perilaku konsumen berdasarkan ketertarikan mereka terhadap website. Jika bounce rate dan exit rate sama-sama tinggi, berarti harus ada perbaikan dalam situsnya. Langkah ini harus dilakukan agar nilai konversi tokomu lebih meningkat dibandingkan sebelumnya.
Analisis perilaku konsumen memperhatikan afinitas atau kesamaan antara konsumen dan produk atau jasa suatu bisnis. Untuk contoh ini, kamu bisa mendapatkan tipe pembeli potensial yang benar-benar membutuhkan produk bisnis tersebut.
Kamu akan mendapatkan insight seputar minat dan ketertarikan segmen pembeli yang tertarik membeli produk tersebut. Proses pemasaran dibuat lebih terspesialisasi dan dirancang khusus untuk menjaring pembeli potensial dari segmen atau jenis pembeli tersebut. Kamu tidak perlu lagi melihat banyak pengunjung website tapi tidak tertarik dengan produk yang ditawarkan.
Demografi pengunjung website adalah salah satu jenis segmentasi yang masih diandalkan dalam pemasaran. Khususnya jika menjual produk untuk golongan usia tertentu, kamu akan lebih mudah mendapatkan pembeli potensial dari segmentasi usia tersebut.
Analisis pengunjung website berdasarkan pekerjaan bisa ditelusuri lewat cara ini. Misalnya, kamu memiliki artikel tentang tips bisnis. Artikel tersebut kemungkinan besar dibaca oleh pebisnis muda atau karyawan yang ingin sukses di pekerjaannya. Dari sini, kamu bisa menargetkan produk ke segmentasi demografis yang telah dibuat.
Ada pengunjung website yang tiba-tiba menemukan situsmu, kemudian mengakses beberapa halaman di dalamnya. Lewat analisa bounce rate dan exit rate yang dilakukan, kita bisa menargetkan produk tersebut ke segmentasi pengunjung tersebut.
Inilah keajaiban pemasaran digital, kamu bisa saja mendapatkan pengunjung ‘dadakan’ dengan cara yang diharapkan. Mereka mencari produk atau artikel dalam situsmu sesuai kategori yang dibutuhkan. Misalnya, remaja yang membuka sebuah situs e-commerce yang ditemukan di mesin pencari ternyata lebih suka baca artikel tentang fashion artis K-Pop. Di sini, kamu bisa mengetahui kalau topik artikel tersebut disukai oleh beberapa orang dari sekian banyaknya halaman website.
Dashboard website atau landing page menampilkan metrik engagement pengunjung dalam situs tersebut. Kamu bisa melihat bentuk engagement ini dalam kategori ‘halaman yang sering dilihat’, ‘halaman yang paling lama dibaca’, ‘halaman bounce rate terbanyak’, dan lain-lain.
Analisis perilaku konsumen saat mengakses website ini bisa menjadi informasi untuk memperbaiki situsmu. Tujuannya agar mendapatkan nilai konversi yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
Analisis perilaku konsumen berikutnya bisa dilihat dari konten website yang populer bagi satu segmentasi pengunjung. Perbandingan antara konten atau halaman paling populer dan kurang populer sangat berguna untuk mengetahui minat segmentasi pasar tersebut.
Setiap konten memiliki topik atau keyword yang menarik perhatian segmentasi pasar untuk melihatnya. Lewat analisa ini, kita bisa mengetahui topik atau produk apa yang diminati oleh pengunjung dari segmentasi tertentu untuk dipromosikan kepada mereka.
Perangkat yang digunakan untuk mengakses website atau landing page bisa menjadi salah satu analisis konsumen yang diamati. Pengunjung yang membeli produk lewat smartphone bisa jadi berbelanja lebih sedikit dibandingkan pengguna laptop. Analisis data ini bisa membantu menerapkan strategi pemasaran yang khusus untuk menyasar segmentasi pengunjung tersebut.
Belajar analisis perilaku konsumen sekarang lebih mudah karena GreatNusa menyediakan kursus untuk memahami konsumen yang bisa diikuti dari rumah. Lewat kursus ini, kamu bisa mendapatkan lebih banyak lagi contoh analisis perilaku konsumen yang bisa diaplikasikan untuk strategi pemasaran perusahaan.
Kenali apa yang dimaksud dengan e commerce serta jenisnya, seperti B2B, B2C, C2B, C2C, hingga M-Commerce. Temukan informasinya di artikel ini.
Apa yang dimaksud dengan e commerce? E-commerce adalah model bisnis yang memungkinkan sebuah perusahaan atau seorang individu untuk membeli atau menjual barang dan/atau jasa melalui internet (atau daring).
Produk atau jasa apa pun hampir bisa dijual melalui e-commerce, seperti produk makanan dan minuman, produk fashion, jasa pemasaran, dan sebagainya. Sebagai pebisnis, kamu harus mengenali pasar yang berbasis daring ini untuk menjual produk atau jasa yang kamu tawarkan.
Pada artikel ini, kami akan membahas tentang apa itu e-commerce secara lebih rinci, serta tipe dari e-commerce dan contoh platform e-commerce yang sudah ada.
Baca Juga: Mari Mengenal Apa yang Dimaksud Database dan DBMS serta Manfaat Menggunakannya
E-commerce, juga dikenal sebagai perdagangan elektronik atau perdagangan internet, adalah pembelian dan penjualan barang dan/atau jasa, atau transfer dana atau uang dan/atau data, melalui jaringan elektronik, terutama internet. Transaksi bisnis ini terjadi baik berupa bisnis-ke-bisnis (B2B), bisnis-ke-konsumen (B2C), konsumen-ke-konsumen atau konsumen-ke-bisnis.
Istilah e-commerce dan e-business sering digunakan secara bergantian. Istilah e-tail juga terkadang digunakan untuk merujuk pada proses transaksi yang membentuk belanja ritel daring.
Dalam beberapa tahun terakhir, meluasnya penggunaan platform e-commerce seperti Amazon dan eBay telah berkontribusi pada pertumbuhan substansial dalam ritel daring. Pada tahun 2007, e-commerce menyumbang 5,1% dari total penjualan ritel; kemudian pada tahun 2019, e-commerce mencapai 16,0%.
Di Indonesia sendiri, penggunaan platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee telah melesat jauh, terutama semenjak tahun 2020 dengan adanya pandemi yang membuat orang-orang harus diam di rumah.
Hal ini wajib dimanfaatkan bagi semua pelaku bisnis yang ada. Dengan adanya platform yang bisa memudahkan kamu berjualan secara daring, kamu bisa menghemat dan mengefisiensikan proses bisnis yang terjadi.
Baca Juga: 6 Manfaat Digital Marketing untuk Perkembangan Bisnismu
E-commerce didukung oleh internet, di mana pelanggan dapat mengakses toko secara daring untuk menelusuri dan memesan produk atau layanan melalui perangkat mereka sendiri.
Saat pesanan dilakukan, perangkat atau browser web pelanggan akan berkomunikasi bolak-balik dengan server yang menjadi hosting situs web toko daring tersebut. Data yang berkaitan dengan pesanan kemudian akan diteruskan ke komputer pusat yang dikenal sebagai order manager, yang kemudian diteruskan ke: database yang mengelola persediaan, sistem pedagang yang mengelola informasi pembayaran (menggunakan aplikasi seperti PayPal, OVO, GoPay, atau Dana), dan komputer bank, sebelum berputar kembali ke order manager. Semua hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa persediaan toko dan uang pelanggan cukup untuk melanjutkan pesanan atau memproses pesanan.
Setelah pesanan divalidasi, order manager akan memberi tahu server web toko, yang kemudian akan menampilkan pesan yang memberi tahu pelanggan bahwa pesanan mereka telah berhasil diproses. Order manager kemudian akan mengirimkan data pesanan ke gudang agar produk atau layanan berhasil dikirim ke pelanggan. Pada titik ini, produk berwujud dan/atau digital dapat dikirimkan ke pelanggan, atau akses ke layanan dapat diberikan.
Platform yang menjadi hosting transaksi e-commerce dapat mencakup pasar daring yang penjual hanya perlu mendaftar untuk membuka tokonya, seperti Amazon atau Tokopedia; perangkat lunak sebagai layanan (SaaS) yang memungkinkan pelanggan 'menyewa' infrastruktur toko daring; atau alat open source bagi perusahaan untuk melakukan manajemen bisnisnya dari ‘dalam rumah’.
Baca Juga: Unsupervised Learning: Pengertian, Jenis, dan Contoh
Ada empat jenis utama model e-commerce yang dapat menggambarkan hampir setiap transaksi yang terjadi antara konsumen dan bisnis:
Business-to-business (B2B) atau bisnis-ke-bisnis adalah jenis e-commerce yang mengacu pada pertukaran elektronik produk, layanan, atau informasi antar bisnis daripada antara bisnis dan konsumen. Contohnya termasuk direktori daring dan situs pertukaran produk dan pasokan yang memungkinkan bisnis untuk mencari produk, layanan, dan informasi untuk memulai transaksi melalui antarmuka e-procurement.
Pada tahun 2017, Forrester Research memperkirakan bahwa pasar e-commerce B2B akan mencapai $1,1 triliun di Amerika Serikat pada tahun 2021, terhitung 13% dari semua penjualan B2B di negara tersebut.
Business-to-consumer (B2C) atau bisnis-ke-konsumen adalah bagian ritel dari contoh e-commerce di internet. Ini terjadi ketika bisnis menjual produk, layanan, atau informasi secara langsung kepada konsumen. Istilah ini populer selama akhir 1990-an, ketika pengecer daring dan penjual barang masih baru.
Saat ini, ada banyak toko dan mal virtual di internet yang menjual semua jenis barang konsumsi. Contoh yang paling dikenal dari situs-situs ini adalah Amazon, yang mendominasi pasar B2C di dunia, serta Tokopedia dan Shopee, yang mendominasi pasar B2C di Indonesia dan Asia Tenggara.
Consumer-to-consumer (C2C) atau konsumen-ke-konsumen adalah jenis e-commerce di mana konsumen memperdagangkan produk, layanan, dan informasi satu sama lain secara daring. Transaksi ini umumnya dilakukan melalui pihak ketiga yang menyediakan platform daring tempat transaksi dilakukan.
Lelang daring dan iklan baris adalah dua contoh platform C2C, dengan eBay dan Craigslist menjadi dua yang paling populer dari platform ini di dunia. Sedangkan di Indonesia ada Tokopedia dan Shopee. Karena eBay, Tokopedia, maupun Shopee adalah bisnis, bentuk e-commerce ini juga bisa disebut C2B2C atau konsumen-ke-bisnis-ke-konsumen.
Consumer-to-business (C2B) atau konsumen-ke-bisnis adalah jenis e-commerce di mana konsumen membuat produk dan layanan mereka tersedia secara daring bagi perusahaan untuk menawar dan membeli. Ini adalah kebalikan dari model perdagangan tradisional B2C.
Contoh populer dari platform C2B adalah e-commerce yang menjual foto, gambar, media, dan elemen desain bebas royalti, seperti iStock.
Selain empat jenis utama e-commerce yang disebutkan di atas, ada beberapa jenis e-commerce lain, yaitu:
Business-to-administration (B2A) atau bisnis-ke-administrasi mengacu pada transaksi yang dilakukan secara daring antara perusahaan dan administrasi publik atau badan pemerintah. Banyak cabang pemerintahan bergantung pada layanan elektronik atau produk dalam satu atau lain cara, terutama dalam hal dokumen hukum, register, jaminan sosial, fiskal, dan pekerjaan. Bisnis dapat menyediakan ini secara elektronik.
Baca Juga: Work Life Balance, Cara Untuk Menyeimbangkan Hidupmu
Consumer-to-administration (C2A) atau konsumen-ke-administrasi mengacu pada jenis transaksi yang dilakukan secara daring antara konsumen individu dan administrasi publik atau badan pemerintah. Pemerintah jarang membeli produk atau layanan dari warga, tetapi seorang individu biasanya sering menggunakan sarana elektronik di bidang-bidang berikut:
Mobile e-commerce (M-commerce) adalah jenis e-commerce yang sedang naik daun yang menampilkan transaksi penjualan daring yang dilakukan menggunakan perangkat seluler, seperti smartphone dan tablet. M-commerce mencakup belanja seluler, perbankan seluler, dan pembayaran seluler. Chatbot seluler juga memberikan peluang e-niaga untuk bisnis, memungkinkan konsumen menyelesaikan transaksi dengan perusahaan melalui percakapan suara atau teks.
Itu tadi adalah penjelasan singkat mengenai apa yang dimaksud e commerce, jenis, dan contohnya. Jika kamu tertarik untuk mempelajari topik ini lebih lanjut, kamu dapat mengikuti kursus e-commerce design di GreatNusa. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website kami di sini. Semoga pembahasan mengenai apa yang dimaksud dengan e commerce ini dapat membantumu.