GreatNusa
GreatSayaGreatBisnisGreatEdu
Design & CreativeBusiness & ManagementData & TechnologyDigital MarketingFinance & AccountingLeadershipLanguageSales & MarketingProject ManagementSoft SkillLihat Semua Kategori
Masuk / Daftar
  1. Beranda
  2. Artikel

Artikel

GreatNusa

PT. Gagas Edukasi Anantara
Jl. Jalur Sutera Barat Panunggangan Timur
Kota Tangerang 15143
Indonesia

Hubungi Kami

kontak@greatnusa.com

Kategori Populer

  • Design & Creative

  • Business & Management

  • Data & Technology

  • Digital Marketing

  • Finance & Accounting

  • Leadership

Lainnya

  • Produk

  • Artikel

  • Kategori Produk

  • Kategori Artikel

  • Kebijakan Privasi

  • Syarat dan Ketentuan

  • Tanya Jawab

© 2025 GreatNusa. Seluruh hak cipta dilindungi.
Made with ❤️ for Indonesia

    Menampilkan 61 - 66 dari 439 Artikel

    Pengertian Manajemen Produksi dan Fungsinya

    ARTICLE

    KNOWLEDGE

    By greatnusa • 28 Februari 2023

    Pengertian Manajemen Produksi dan Fungsinya

    Pengertian manajemen produksi perlu dipahami dengan baik karena akan membantu kamu menjalankan perusahaan lebih baik. Simak info lengkapnya di sini.

    Bagi pemula dalam berbisnis, apakah kamu sudah memahami pengertian manajemen produksi?

    Manajemen produksi berperan penting dalam memastikan bisnis berjalan baik di semua lini. Tanpa pengelolaan produksi yang dilakukan secara rapi, teratur, dan terencana, berisiko membuat bisnis terhambat. Khusus untuk kamu, berikut ulasan selengkapnya tentang manajemen produksi dalam kacamata bisnis.

    Pengertian Manajemen Produksi Menurut Para Ahli

    Apa pengertian manajemen produksi?

    Manajemen produksi merujuk pada suatu penataan proses pengubahan bahan mentah ke dalam sebuah produk sehingga produk tersebut mempunyai nilai jual. Sebagai bagian dari bidang manajemen, pengaturan produksi diperlukan agar perusahaan dapat mencapai tujuan bisnis, terutama untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai perencanaan.

    Lewat manajemen produksi, perusahaan berupaya mengaplikasikan konsep manajemen pada proses produksi. Dengan begitu, proses produksi dapat menghasilkan barang dan jasa sesuai spesifikasi, waktu dan jumlah yang ditargetkan, tetapi berbiaya minimum. 

    Terdapat dua faktor yang berpengaruh pada manajemen produksi. Pertama, division of labour yang berarti bagaimana suatu tugas dibagikan dengan tepat. Ini penting diperhatikan supaya produk yang diproduksi berkualitas dan bisa memasuki pasar dengan baik. Selain itu, pembagian kerja juga membuat proses produksi cenderung efektif dan efisien.

    Lalu, ada faktor revolusi industri yang berdampak pada pengelolaan sumber daya manusia. Misalnya, penggantian tenaga manusia dengan mesin atau robot untuk memproduksi lebih banyak barang. Meskipun demikian, perusahaan tetap membutuhkan SDM berkualitas untuk mengontrol dan memastikan mesin tersebut berjalan baik. Maka, karyawan pun perlu mengasah keterampilan agar dapat bersaing dan mengikuti perubahan zaman.

    Pengertian manajemen produksi lainnya berfokus pada suatu proses yang terdiri atas perencanaan, organisasi, target atau arah, dan penyelenggaraan kegiatan produksi. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah mengubah bahan baku menjadi produk jadi bernilai jual. Bisa dibilang, manajemen produksi menyatukan 6M, yaitu men, money, machines, materials, methods, dan markets. 

    Tujuan Manajemen Produksi

    Setiap prosedur harus memiliki tujuan. Tujuan dari manajemen produksi adalah sebagai berikut, yaitu meliputi:

    • Kontrol sumber daya semaksimal mungkin untuk tugas-tugas yang ada.
    • Mengatur tenaga kerja sesuai dengan keahlian masing-masing individu.
    • Menangani peralatan produksi dari akuisisi hingga pemeliharaan untuk mencegah kerusakan

    Metode Produksi yang Tepat

    Dalam melakukan produksi, seorang manajer produksi bertanggung jawab memilih mana metode yang tepat untuk bisnisnya. Ia harus memperhitungkan sifat produk dan jumlah produksi yang ditargetkan. Beberapa metode produksi yang dapat dipilih antara lain:

    1. Produksi pesanan

    Pembuatan produk berdasarkan pesanan pelanggan sehingga produk yang diproduksi cenderung beragam dan tidak terstandar. Ciri metode produksi ini adalah adanya pasokan besar komponen ke pabrik, tersedia satu area produksi tertentu dalam skala besar, atau pembuatan menggunakan bahan atau peralatan khusus. 

    2. Produksi batch

    Berkaitan dengan pembuatan produk secara berulang. Biasanya jumlah produksi barang sudah diketahui di muka. Sistem batch memungkinkan pekerjaan produksi dibagi dalam beberapa periode. Satu periode fokus pada satu operasi. Selesai pada satu tahap operasi, berlanjut ke operasi berikutnya sampai produk akhir selesai.

    3. Produksi massal

    Produksi massal fokus pada kegiatan produksi skala besar guna menyediakan pasokan barang tertentu secara berkelanjutan. Setiap proses harus dilalui dan segera berlanjut ke tahapan berikutnya sesegera mungkin. Produksi berkelanjutan cenderung berjalan progresif, artinya produk terus melalui beberapa tahap hingga didapat produk akhir.

    Aspek Manajemen Produksi

    Ada tiga hal yang termasuk ke dalam aspek manajemen produksi yaitu:

    1. Perencanaan Produksi

    Perencanaan ini dilakukan untuk memastikan proses produksi berjalan efisien. Pilihan awal harus dibuat sebelum perencanaan dapat dimulai. Misalnya memilih supplier, jumlah, bahan baku, dan kualitas produk.

    2. Pengendalian Produksi

    Fase kontrol sangat penting untuk kelancaran operasi proses produksi. Tiga konsep sangat penting untuk dipahami dalam pengendalian produksi: perencanaan, identifikasi tujuan pasar, dan pembuatan jadwal kerja. Kontrol hadir untuk memastikan bahwa proses produksi sesuai dengan tujuan perusahaan.

    3. Pengawasan Produksi

    Dalam hal manajemen produksi, pengawasan merupakan hal yang cukup krusial. Proses industri tidak dapat berjalan sesuai rencana tanpa pengawasan yang memadai. Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk memastikan bahwa proses manufaktur mematuhi tujuan dasar perusahaan, dimulai dengan waktu yang dialokasikan untuk anggaran yang telah dibuat perusahaan.

    Apa Saja Fungsi Manajemen Produksi?

    Lalu, apa saja fungsi manajemen produksi?

    1. Penentuan produk dan desain

    Manajemen produksi diawali dengan penentuan produk dan desain seperti apa yang hendak diproduksi. Pemilihan produk bisa jadi perlu melalui evaluasi terperinci dari berbagai produk alternatif yang ada. 

    Demikian pula dengan desain yang sesuai dengan target pasar. Kuncinya adalah bagaimana produk dan desain ini bisa memberikan nilai maksimum pada pelanggan, tetapi dibuat dengan biaya minimum.

    2. Pemilihan proses dan kapasitas produksi

    Pada proses produksi, manajemen perlu mempertimbangkan dan memutuskan prosedur seperti apa yang ingin dilakukan. Ini berkaitan dengan mesin, sistem penanganan material, dan teknologi.  

    Sementara, kapasitas produksi juga perlu dipersiapkan secara tepat supaya sesuai permintaan produk. Penggunaan analisis break event point bisa membantu perencanaan kapasitas untuk produksi jangka pendek maupun jangka panjang.

    3. Perencanaan

    Routing dan scheduling jadi bagian tidak terpisahkan dalam fungsi perencanaan manajemen produksi. Tujuan utama routing untuk mencari tahu mana urutan operasi terbaik dan paling ekonomis sehingga alur kerja berjalan lancar. 

    Sementara, scheduling atau penjadwalan akan menetapkan kapan produksi dimulai dan diselesaikan. Dengan perencanaan yang rapi, diharapkan kegiatan produksi bisa berlangsung dengan biaya minimum. Perusahaan pun bisa menetapkan harga yang sehat dan meraup keuntungan lebih besar.

    4. Kontrol produksi

    Fungsi ini memosisikan manajer produksi sebagai pemantau dan pengendali proses produksi. Ia harus mengecek apakah produksi yang dilakukan sudah sesuai rencana atau tidak. Misalnya, membandingkan produksi aktual dan rencana produksi, serta mencari tahu dan mengevaluasi penyimpangan yang terjadi, berikut solusi mengatasinya.

    5. Kontrol kualitas dan biaya

    Situasi pasar yang semakin kompetitif membuat perusahaan harus berpikir keras untuk mengendalikan biaya produksi tanpa mengesampingkan kualitas produk. Itulah mengapa perlu manajemen produksi yang rapi agar pelanggan bisa memperoleh produk kualitas baik dengan harga terjangkau. 

    6. Pengendalian persediaan

    Manajemen produksi juga fokus pada pengendalian persediaan. Stok harus pas, tidak lebih maupun kurang. Kelebihan produksi bisa membuat modal kerja terbuang percuma, material rusak, atau produk yang terbuang dan disalahgunakan karena tidak bisa terjual. Kekurangan persediaan juga bisa menghambat proses produksi, sehingga berpengaruh pada jadwal produksi, penjualan, hingga pendistribusian.  

    7. Pemeliharaan mesin

    Manajemen produksi bukan melulu soal produksi barang, tetapi juga bagaimana membangun sistem yang efisien terkait pemeliharaan mesin produksi. Mulai dari inspeksi rutin, pembersihan, penggantian suku cadang dan mesin secara berkala. Dengan begitu kerusakan mesin dan penghentian produksi dapat dihindari. 

    Apa Saja Ruang Lingkup Manajemen Produksi?

    Setelah memahami pengertian manajemen produksi, mengetahui jenis dan fungsi produksi, apa saja ruang lingkup manajemen produksi? 

    1. Terkait desain

    Dalam manajemen produksi penetapan desain merupakan keputusan jangka panjang. Keputusan ini mencakup banyak hal terkait produk yang akan dibuat, antara lain pemilihan desain, pengadaan material, metode pembuatan, dan lokasi pembuatan.

    2. Terkait transformasi

    Bersifat jangka pendek, keputusan terkait transformasi berhubungan erat dengan kegiatan operasional di lapangan. Beberapa hal yang masuk dalam ruang lingkup transformasi adalah jadwal produksi, giliran kerja, anggaran, jadwal penyerahan masukan, serta keluaran pelanggan.

    3. Terkait perbaikan

    Kebijakan terkait perbaikan umumnya berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Maka, pengambilan keputusan perbaikan biasa dilakukan rutin. Beberapa kegiatan  yang termasuk dalam ruang lingkup ini adalah perbaikan berkelanjutan atas mutu keluaran atau output, efektivitas dan efisiensi sistem, pemeliharaan mesin dan sarana kerja, kapasitas dan kompetensi karyawan, serta perbaikan terus menerus pada pengerjaan produk atau metode lainnya.

    Pengertian manajemen produksi adalah suatu penataan proses yang fokus pada pengubahan bahan mentah menjadi produk, serta memberi nilai jual pada produk tadi. Melalui manajemen produksi yang rapi, perusahaan dapat menciptakan barang sesuai spesifikasi, jumlah dan waktu yang ditargetkan, serta berbiaya minimum.

    Dengan manajemen produksi yang tertata, perusahaan dapat menghasilkan produk sesuai permintaan dan kebutuhan pelanggan, berbiaya minimum, dan berkualitas baik. Perusahaan pun dapat memberikan harga kompetitif untuk memikat pelanggan dan meraih keuntungan maksimum. 

    Ingin mendalami manajemen produksi? Kamu bisa cek kursus Bisnis & Manajemen di GreatNusa. Dibimbing pengajar profesional dan praktisi berpengalaman, kamu dapat belajar dan berlatih mengaplikasikan manajemen produksi dalam berbisnis. Materi komprehensif dan cara belajar interaktif, menjadikan GreatNusa sebagai tempat kursus terbaik untuk mengasah keterampilan diri. 

    Ayo, kunjungi GreatNusa dan daftar sekarang juga!

    Pengertian Sistem Manajemen K3 dan Penerapannya

    ARTICLE

    KNOWLEDGE

    By greatnusa • 14 Desember 2021

    Pengertian Sistem Manajemen K3 dan Penerapannya

    Sistem manajemen K3 wajib dimiliki oleh tiap perusahaan. Mengapa demikian? Simak informasi lengkapnya di artikel berikut ini.

    Sistem manajemen K3 adalah bagian vital bagi beberapa jenis usaha. Hal ini karena sistem manajemen K3 yang tepat, para karyawan tidak akan bisa bekerja secara optimal yang berujung pada tidak efektifnya sebuah perusahaan dan berdampak pada sektor keuangan.

    Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 jadi isu penting dalam perlindungan ketenagakerjaan sekaligus bagian dari pemenuhan hak dasar tenaga kerja. K3 merujuk pada konsep penjaminan serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja lewat tindakan pencegahan kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja yang berisiko terjadi di perusahaan.

    Pemilik usaha dan manajemen wajib menempatkan K3 pada posisi setara dengan unsur lain alias tidak boleh dianaktirikan. Artinya, pengelolaan K3 harus melalui prosedur dan standar serupa aspek lain, seperti produksi, operasi, keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.

    Upaya terencana dalam pengelolaan berikut intervensi dari manajemen akan memastikan K3 berjalan efektif dan efisien. Maka, keberadaan sistem manajemen K3 atau SMK3 dipandang perlu untuk mengendalikan risiko yang dapat timbul dari kegiatan kerja. Semua dilakukan agar tercipta tempat kerja yang aman, produktif, dan efisien.

    Pengertian SMK3

    Sistem manajemen K3 merupakan bagian penting dari sistem manajemen perusahaan yang bertujuan mengendalikan risiko terkait kegiatan kerja. Dengan begitu dapat tercipta tempat kerja yang efisien, produktif, dan aman. Ditinjau dari aspek organisasi, sistem manajemen K3 jadi salah satu cara untuk mengontrol bahaya di tempat dan lingkungan kerja.

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 mengenai Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, masing-masing perusahaan harus menerapkan SMK3, terutama perusahaan yang memenuhi syarat berikut.

    • Mempekerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100 orang, atau
    • Memiliki tingkat potensi bahaya tinggi dalam menjalankan aktivitas perusahaan, seperti perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan, gas, minyak bumi, pupuk, dan industri otomotif.

    Selain penerapan SMK3 yang berpedoman pada PP No. 50 Tahun 2012, perusahaan juga perlu memperhatikan standar internasional yang berlaku untuk SMK3, yaitu ISO 45001:2018. Selain itu, di Indonesia terdapat berbagai SMK3 sesuai sektor industri yang dijalani perusahaan, antara lain:

    • Pertambangan
    • Rumah sakit
    • Konstruksi
    • Perkeretaapian
    • Perusahaan angkutan umum
    • Keselamatan penerbangan.

    Apa Pentingnya Penerapan SMK3 di Perusahaan?

    Mengapa penerapan SMK3 dipandang sebagai suatu keharusan? Mari simak beberapa pertimbangan berikut.

    • Faktor manusia menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja. Pengaruh faktor teknis justru cenderung kecil.
    • Penerapan SMK3 perlu agar menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, orang lain yang berada di lokasi sama, berikut sumber dan proses produksi, serta keamanan lingkungan kerja.
    • Penerapan SMK3 merupakan tindakan preventif terhadap hambatan teknis yang kerap terjadi pada era globalisasi perdagangan.

    Lebih lanjut, perusahaan harus menyadari penerapan SMK3 bukan menjadi beban perusahaan. Sistem manajemen K3 perlu dipandang sebagai suatu investasi jangka panjang yang dapat menguntungkan banyak pihak di masa akan datang. Maka, manajemen K3 harus menjadi prioritas utama mengingat berkaitan erat dengan aspek vital perusahaan, yaitu tenaga kerja.

    Sebagai contoh, saat ada pekerja yang menderita penyakit akibat kerja atau mengalami kecelakaan kerja, bukan cuma pekerja saja yang merugi. Perusahaan juga berada dalam posisi tidak diuntungkan karena produktivitas kerja mereka berkurang. Sayangnya, kenyataan di lapangan berbicara lain.

    Masih banyak perusahaan yang tidak serius membenahi sistem manajemen K3 mereka karena berbagai alasan. Penyebab utama, pengusaha kurang memahami pentingnya K3. Hal ini diperkuat adanya anggapan penerapan SMK3 cenderung boros alias buang-buang uang karena butuh dana yang tidak sedikit. 

    Berikutnya, tidak sedikit perusahaan yang belum menempatkan isu K3 sebagai prioritas. Apalagi, jika sumber daya manusia di perusahaan itu terbatas. K3 pun dianggap tidak penting dan mendesak dilakukan. 

    Oleh karena itu, penerapan SMK3 harus didorong oleh komitmen kuat dari berbagai pihak dalam perusahaan, baik pengusaha/pemilik, pihak manajemen, dan pekerja. Masing-masing pihak harus punya persepsi sama bahwa SMK3 merupakan suatu investasi yang penting demi keberlangsungan hidup perusahaan di masa mendatang. Jadi, SMK3 bukan sekadar formalitas apalagi pemborosan biaya yang menguras kas perusahaan.

    Lebih lanjut, pengaplikasian SMK3 memiliki tujuan:

    • Meningkatkan perlindungan K3 yang telah terencana, terstruktur, terintegrasi, dan terukur sehingga pelaksanaannya dapat berlangsung secara efektif.
    • Mengantisipasi dan menekan risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan partisipasi pekerja, manajemen, dan/atau serikat pekerja (jika ada).
    • Menciptakan tempat dan lingkungan kerja yang aman, nyaman, serta efisien sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.    

    Apa Saja Manfaat Penerapan SMK3 di Perusahaan?

    Penerapan sistem manajemen K3 mendatangkan beberapa manfaat bagi perusahaan. Beberapa manfaat tersebut adalah:  

    1. Memberikan perlindungan pada karyawan

    Perusahaan mempunyai banyak aset, tetapi salah satu aset terpenting adalah pekerja atau sumber daya manusia. Penerapan SMK3 di perusahaan berfokus pada bagaimana memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja dengan melindungi bentuk kesalahan proses kerja yang bisa merugikan (fisik, materi, maupun psikis). Dengan begitu, tingkat kecelakaan kerja dapat ditekan, pekerja merasa aman, dan perusahaan juga diuntungkan.

    2. Mentaati aturan dan perundang-undangan yang berlaku

    Menjalankan bisnis tidak bisa sembarangan. Perusahaan harus menaati aturan dan perundang-undangan yang berlaku demi kelancaran bisnis. Sikap demikian turut membentuk citra positif perusahaan di mata publik. Sudah jadi rahasia umum jika perusahaan mengabaikan prosedur K3 kerap mendulang masalah dengan pekerja, masyarakat setempat, maupun pihak berwenang.

    3. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan

    Untuk melakukan kerja sama bisnis dengan pelanggan, mitra bisnis, maupun pemerintahan, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah perusahaan telah menerapkan SMK3 atau sertifikat sejenis. Hal tersebut menjadi jaminan bahwa seluruh proses yang berlangsung di dalam perusahaan berjalan tertib dan aman sehingga risiko produksi barang rusak atau cacat dapat ditekan.

    Angka kecelakaan kerja yang rendah juga membuktikan perusahaan mampu beroperasi penuh dan dalam kondisi normal. Ini menjamin bagaimana perusahaan mampu menyediakan stok sesuai permintaan pelanggan secara kontinu atau terus menerus. Dengan begitu kerja sama bisnis dapat berlangsung dalam waktu lama.

    4. Membangun sistem manajemen yang efektif

    Penerapan SMK3 secara cermat akan membangun sistem manajemen K3 yang efektif dan tertata. Contoh, adanya dokumentasi untuk menunjukkan semua kegiatan perusahaan terorganisir, terarah, dan sudah menempati jalur yang tepat. Dokumentasi yang rapi juga dapat menjadi bukti jika ditemukan ketidaksesuaian di lapangan.

    SMK3 pun dilakukan dengan mengikuti alur kerja atau flow chart. Semua tahapan proses sudah dijelaskan secara runtut, mulai dari perencanaan, pengendalian, peninjauan kembali, feedback, perbaikan, dan pencegahan. Dengan proses yang teratur dan sistematis, sistem manajemen yang efisien dan efektif akan terbentuk.

    Sistem manajemen K3 berperan penting dalam melindungi tenaga kerja, serta menjamin keselamatan, keamanan, dan kesehatan kerja. Maka, semua komponen yang berpartisipasi aktif dalam perusahaan harus memiliki persepsi serupa dan pemahaman mendalam terkait K3. Berbekal pengetahuan cukup, kesadaran akan pentingnya K3 dapat terbangun sehingga risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja berkurang.

    Untuk memperoleh pengetahuan SMK3 yang komprehensif, mengikuti kursus di GreatNusa dapat jadi alternatif menarik untukmu. Sebagai mitra pelatihan resmi Kartu Prakerja, GreatNusa menawarkan berbagai program menarik yang dapat menambah dan mengasah keterampilan peserta. Didukung pengajar dan praktisi berpengalaman, ikut pelatihan Bisnis Dasar di GreatNusa adalah kesempatan emas untuk siapa saja yang tertarik mendalami aspek operasional dunia bisnis, seperti SMK3.

    Bagaimana dengan kamu? Yuk, kontak GreatNusa dan daftarkan dirimu sekarang!

    Pengawasan dalam Manajemen: Pengertian, Jenis, dan Fungsinya

    ARTICLE

    KNOWLEDGE

    By greatnusa • 14 Desember 2021

    Pengawasan dalam Manajemen: Pengertian, Jenis, dan Fungsinya

    Ketahui fungsi pengawasan kuantitas dan kualitas dalam manajemen agar dapat menjalankan perusahaan dengan baik. Simak info lengkapnya di sini.

    Fungsi pengawasan kuantitas dan kualitas dalam manajemen tidak dapat dipisahkan dari pemahaman mengenai pengawasan. Kamu perlu mengetahui dahulu apa pengertian pengawasan sebelum mengaplikasikannya dalam bisnis. 

    Secara umum, pengawasan dalam manajemen perlu dilakukan guna menilai, menganalisis, dan melaporkan serta merekomendasikan dari temuan di lapangan. Pengawasan juga menjadi bagian dari fungsi kepemimpinan dalam sebuah perusahaan atau organisasi. 

    Lebih lanjut, mari simak ulasan selengkapnya terkait fungsi pengawasan kuantitas dan kualitas dalam manajemen berikut ini.

    Pengertian Pengawasan (Controlling) - Secara Umum dan Menurut Para Ahli

    Ditinjau dari ilmu manajemen, pengawasan atau controlling merujuk pada suatu kegiatan yang bertujuan memastikan apakah kegiatan operasional (actuating) telah sesuai dengan rencana (planning) berdasarkan tujuan yang hendak dipakai organisasi. Perlu digaris bawahi bahwa pengawasan berpedoman pada perencanaan yang menjadi standar operasional seluruh proses kerja.

    Beberapa objek kegiatan fungsi pengawasan antara lain kelalaian, kesalahan, dan hal lain yang menyimpang dari rencana atau standar operasional. Penyimpangan tersebut bisa berupa pelanggaran, kecurangan, dan korupsi dalam menjalankan operasional organisasi. 

    Secara khusus, pengertian pengawasan menurut para ahli adalah:

    1. T. Hani Handoko

    Pengawasan dipandang sebagai suatu proses yang berperan “menjamin” pencapaian tujuan-tujuan manajemen dan organisasi.

    2. Admosudirdjo

    Pengawasan merupakan berbagai kegiatan yang membandingkan maupun mengukur sesuatu yang sedang atau sudah dilakukan sesuai standar kriteria dan rencana terdahulu.

    3. Manullang

    Pengawasan diartikan sebagai proses menentukan pemberian tugas dan tanggung jawab yang telah dilakukan, melakukan penilaian, dan memutuskan tindakan korektif saat diperlukan. Tujuannya supaya pelaksanaan organisasi benar telah dijalankan sesuai rencana.

    4. G.R. Terry

    Pengawasan adalah proses menentukan bagaimana standar yang harus dicapai saat pelaksanaan, melakukan penilaian atas pelaksanaan tersebut, dan mengoreksi perbaikan atas penyimpangan supaya pelaksanaan organisasi berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan.

    5. McFarland

    Secara singkat, pengawasan merupakan proses ketika atasan hendak mengetahui apakah hasil pelaksanaan oleh bawahan sudah sesuai instruksi, aturan, dan perencanaan sebelumnya.

    Apa Fungsi Pengawasan Kuantitas dan Kualitas?

    Berikutnya, kamu perlu memahami bagaimana fungsi pengawasan kuantitas dan kualitas dalam manajemen. Keduanya termasuk dalam salah satu jenis pengawasan yang lazim dilakukan di sebuah organisasi.

    1. Pengawasan Kuantitas 

    Pengawasan kuantitas kerap dilakukan pada sesuatu yang dapat dihitung dan terukur, seperti bahan mentah, produk atau jasa yang dihasilkan, dan dokumen dari berbagai sumber. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh, mengolah, dan mendistribusikan barang yang dimaksud dengan cara tepat sesuai perencanaan.

    Fungsi pengawasan ini akan memastikan semua hasil produksi dan jasa selalu tersedia sesuai permintaan konsumen alias tidak habis. Pengawasan kuantitas juga membantu manajer dalam mengidentifikasi mana hasil produksi yang sudah sesuai rencana maupun tidak sesuai.

    Pengawasan kuantitas erat kaitannya dengan inventaris, yaitu inventaris bahan mentah, dalam proses, dan barang jadi. Dengan mengontrol ketersediaan barang tersebut, organisasi dapat menjalani proses produksi seefektif dan seefisien mungkin. Produk dihasilkan sesuai permintaan, tidak ada bahan mentah terbuang percuma, dan stok barang jadi tidak berlebihan. 

    Baca Juga: Pengertian Manajemen Produksi dan Fungsinya

    2. Pengawasan Kualitas

    Sementara itu, pengawasan kualitas berfungsi sebagai alat manajemen untuk memperbaiki dan mempertahankan kualitas, serta menekan jumlah produk yang tidak layak jual. Fungsi pengawasan ini cenderung bersifat korektif dan preventif supaya hasil produksi benar-benar memenuhi kebutuhan konsumen. 

    Berbeda dengan kuantitas yang terukur secara rinci, pengawasan kualitas cenderung relatif dan subyektif. Dalam perspektif quality control, kualitas perlu dimaknai sebagai upaya mempertahankan kualitas memuaskan sesuai tujuan yang hendak dicapai. Jadi, bukan bagaimana memastikan produk atau jasa memiliki kualitas setinggi mungkin.

    Dengan sudut pandang tersebut, pengawasan kualitas akan mengecek apakah produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan harga yang ditetapkan, serta bagaimana produk atau jasa dapat memberikan hasil yang kredibel dan memuaskan.

    Apa Saja Jenis Pengawasan dalam Manajemen?

    Dalam praktik di lapangan, terdapat beberapa jenis pengawasan yang umum dilakukan di suatu organisasi. 

    1. Pengawasan Internal dan Eksternal

    Pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan dalam satu payung yang sama dengan unit organisasi terkait dikenal sebagai pengawasan internal. Pengawasan oleh atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control) termasuk contoh jenis pengawasan ini. 

    Kemudian, ada pengawasan yang dilakukan oleh lembaga atau unit pengawasan tertentu di luar unit organisasi yang dimaksud. Contoh lembaga tersebut adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang bersifat independen dan bebas dari pengaruh kepentingan maupun kekuasaan pihak tertentu. 

    2. Pengawasan Preventif dan Represif

    Sesuai penamaannya, jenis pengawasan ini mengacu pada waktu penyelenggaraan kegiatan pengawasan tersebut. Pengawasan preventif dilakukan sebelum kegiatan dilakukan yang bertujuan menghindari munculnya penyimpangan dan kesalahan. 

    Pengawasan represif dilakukan setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Salah satunya lewat pelaporan kegiatan tahunan suatu organisasi, seperti laporan keuangan yang disampaikan manajemen perusahaan kepada para pemegang saham.

    Baca Juga: 4 Fungsi Manajemen Keuangan untuk Perusahaan

    3. Pengawasan Aktif dan Pasif

    Pengawasan aktif langsung dijalankan di lokasi operasional tempat organisasi tersebut berada. Sementara itu, pengawasan pasif disematkan pada tindakan pengawasan yang dilakukan dari jarak jauh. Misalnya, lewat pemeriksaan surat-surat, dokumen, maupun laporan kegiatan.

    4. Pengawasan Kebenaran Formil

    Pengawasan kebenaran formil berarti pengawasan yang dilakukan berlandaskan hak (hukum) dan pemeriksaan kebenaran materiil (berupa barang bukti) serta berkaitan dengan maksud dan tujuan kegiatan tersebut dilakukan.

    Apa Saja Fungsi Pengawasan dalam Manajemen?

    Komponen apa saja yang terlibat dalam kegiatan pengawasan?

    Pertama, ada objek yang dipantau atau diawasi. Kedua, keberadaan aturan sebagai landasan pengawasan juga harus diketahui bersama. Ketiga, terdapat pihak atau personil yang bertindak sebagai pengawas, baik dari internal maupun eksternal organisasi. Keempat, baru tindakan pengamatan dapat dilakukan. 

    Semua pihak dalam organisasi bisa mengisi peran tersebut. Secara berurutan sesuai tingkatan manajemen, staf biasa akan diawasi oleh kepala bagian, lalu kepala bagian oleh manajer. Kemudian, manajer akan diawasi oleh direktur, sedangkan direktur dapat dipantau komisaris maupun pihak eksternal yang independen.

    Dengan mengetahui siapa saja yang terlibat dalam menjalankan pengawasan, kamu akan lebih mudah memahami apa saja fungsi pengawasan dalam manajemen. Seperti telah disebutkan di atas, fungsi pengawasan berupa proses memastikan semua  yang dijalankan di organisasi sudah sesuai perencanaan yang ditetapkan sebelumnya.

    Secara rinci, fungsi pengawasan dalam manajemen adalah:

    1. Untuk menilai apakah setiap unit organisasi sudah menjalani tanggung jawab sesuai aturan atau standar yang telah ditetapkan.
    2. Untuk menilai apakah semua dokumen, surat, maupun laporan yang dibuat benar-benar mempresentasikan kegiatan yang dilakukan organisasi.
    3. Untuk menilai apakah pengawasan dari pihak manajemen sudah memadai dan berjalan secara efektif.
    4. Sebagai bahan atau data penelitian untuk menilai keberhasilan pelaksanaan semua kegiatan organisasi secara efektif dan efisien.

    Fungsi pengawasan kuantitas dan kualitas dalam manajemen bersama fungsi pengawasan lainnya berperan penting dalam memastikan kegiatan operasional organisasi berjalan sesuai rencana, aturan, dan standar yang berlaku. Maka, perlu partisipasi aktif dari semua pihak dalam organisasi untuk menjalankan peran pengawasan tersebut.

    Jika kamu merasa perlu mempelajari fungsi pengawasan atau ilmu manajemen lainnya, GreatNusa menawarkan berbagai kursus menarik di bidang ini. Sebagai mitra pelatihan resmi Kartu Prakerja, GreatNusa menyediakan pengajar dan praktisi berpengalaman yang siap mendampingi kamu mendalami kemampuan manajerial.

    Yuk, kunjungi GreatNusa dan daftarkan dirimu sekarang!

    5 Langkah Proses Pengendalian Manajemen Yang Efektif

    ARTICLE

    WORK CULTURE

    By greatnusa • 15 Desember 2021

    5 Langkah Proses Pengendalian Manajemen Yang Efektif

    Kenali proses pengendalian manajemen untuk memastikan semua operasional bisnis berjalan lancar. Simak informasi lengkapnya di artikel ini.

    Manajemen adalah kegiatan yang memastikan aktivitas perusahaan atau organisasi berjalan lancar. Karena manajemen melibatkan banyak kegiatan, proses pengendalian manajemen tentu penting untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Jika kamu ingin punya bisnis yang sukses atau karier lancar, pastikan mengetahui prinsip pengendalian manajemen dan kegiatan yang termasuk di dalamnya.

    Apa Itu Proses Pengendalian Manajemen?

    Mengapa proses manajemen membutuhkan pengendalian?

    Dalam manajemen, departemen atau komponen staf yang berbeda-beda berkolaborasi sesuai SOP untuk mencapai tujuan bersama. Karena proses ini melibatkan banyak orang dan kegiatan, pengendalian tentu diperlukan agar semuanya lancar.

    Proses pengendalian manajemen adalah sistem yang diterapkan untuk mengatur setiap elemen manajemen agar tetap terarah dalam kegiatan mereka. Sistem ini memiliki beragam fungsi, seperti mengurangi potensi konflik, mencapai target kegiatan tepat waktu, dan meningkatkan efisiensi dalam kegiatan rutin.

    Pengendalian manajemen harus diterapkan pada semua unsur manajemen, seperti personel atau staf, aktivitas, penggunaan sumber daya, hingga proses eksekusi dan evaluasi. Perusahaan besar maupun bisnis kecil rumahan harus menerapkan sistem ini jika ingin berkembang dan sukses.

    Apa Saja Langkah Pengendalian Manajemen?

    Ingin menerapkan pengendalian manajemen? Inilah beberapa tahap penting yang harus dilewati.

    1. Perencanaan Program

    Perencanaan yang rinci penting untuk mengontrol proses manajemen. Ada beberapa tahap perencanaan program yang harus dilalui, yaitu:

    Penentuan Tujuan

    Program yang bagus harus dibuat berdasarkan tujuan atau target yang jelas. Buat tujuan jangka pendek dan panjang, dan pastikan tujuan tersebut mendukung visi serta misi perusahaan atau organisasi. Hal ini menjadi pijakan untuk membuat perencanaan.

    Penentuan Durasi Program

    Ingin merencanakan program secara lebih detail? Pastikan menetapkan durasi untuk mencapai target program, baik jangka pendek maupun panjang. Adanya durasi membuat setiap anggota organisasi, karyawan, atau departemen berkomitmen untuk mencapai tujuan dalam periode yang ditentukan.

    Penentuan Para Penanggung Jawab

    Perusahaan, organisasi, dan bisnis ukuran sedang hingga besar memiliki departemen atau bagian berbeda. Setiap bagian harus memiliki penanggung jawab yang bertugas memastikan aktivitas berjalan lancar sesuai tugas masing-masing. Pastikan masing-masing bagian atau departemen memiliki penanggung jawab resmi yang diketahui semua orang.

    Perencanaan Manajemen Risiko

    Setiap rencana kegiatan pasti memiliki risiko. Hal tersebut adalah sesuatu yang umum dipertimbangkan walau ada komitmen untuk menciptakan proses manajemen yang lancar. Manajemen risiko diperlukan untuk menciptakan reaksi cepat dalam menangani hambatan yang muncul sehingga kegiatan manajemen bisa tetap berjalan lancar.

    Manajemen risiko harus dilakukan secara menyeluruh. Setiap departemen atau bagian organisasi harus menganalisis risiko spesifik dari tugas-tugas mereka dan apa dampaknya terhadap tujuan bersama. Hal ini kemudian dijadikan pertimbangan bersama ketika menyusun rencana manajemen risiko.

    Perencanaan merupakan bagian penting dari manajemen karena merupakan panduan dasarnya. Setelah perencanaan disusun secara matang, menjalankan tahap lainnya akan lebih mudah karena sudah ada panduannya.

    2. Perencanaan Pembiayaan

    Perencanaan pembiayaan tidak hanya membahas jumlah yang dibutuhkan, tetapi juga sumber pembiayaan serta rencana cadangan jika ada kebutuhan ekstra di luar perkiraan. Pembiayaan juga menyangkut pembahasan resources yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas-tugas dalam kegiatan manajemen, mulai dari utilitas hingga perlengkapan kantor dan material.

    3. Pelaksanaan dan Pengawasan

    Perencanaan pembiayaan harus dipresentasikan di depan jajaran pimpinan serta pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap perencanaan manajemen. Hal ini untuk memastikan adanya kesepakatan terkait pembiayaan sehingga tidak ada pemborosan atau kasus kekurangan dana. Perusahaan dan organisasi juga harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti pajak dan pembayaran rutin lainnya.

    Pengawasan secara terus-menerus sangat penting dalam proses pengendalian manajemen. Dalam pelaksanaan ini, perusahaan atau organisasi harus memastikan bahwa setiap karyawan, anggota, dan departemen mengikuti SOP serta aturan yang telah ditentukan untuk meraih tujuan bersama. Hal ini didukung dengan sistem pertanggungjawaban jika terjadi kesalahan atau pelanggaran.

    Pengawasan yang menyeluruh memberikan berbagai manfaat dalam proses manajemen. Perusahaan dan organisasi bisa mendeteksi risiko atau kesalahan sejak dini, lalu mencegah agar mereka tidak berkembang menjadi hambatan besar. Pengawasan juga memungkinkan adanya tindakan koreksi seketika sebelum seluruh kegiatan manajemen terpengaruh dan bahkan terhambat.

    Sebaliknya, perusahaan atau organisasi juga harus menerapkan sistem penghargaan (reward) sesuai dengan kapasitas setiap anggota dan peraturan terkait kompensasi yang berlaku. Hal ini berguna untuk menjaga tingkat kepuasan staf atau anggota organisasi agar memiliki motivasi untuk menerapkan aktivitas manajemen dengan baik. Selain kompensasi rutin, perusahaan bisa mempertimbangkan adanya kompensasi tambahan atau spesial untuk staf atau anggota yang melakukan tugas khusus.

    4. Pencatatan dan Akunting

    Pengendalian manajemen wajib melibatkan pencatatan dan akunting. Perusahaan atau organisasi memiliki staf khusus yang melakukan pencatatan terkait berbagai aspek manajemen, misalnya penggunaan sumber daya, pencapaian target harian dan mingguan, serta kendala yang dihadapi. Pencatatan ini dilakukan dengan menggunakan sistem khusus yang sifatnya konsisten dan dibuat berdasarkan patokan tertentu untuk memudahkan pelaporan.

    Penerapan pengendalian manajemen juga membutuhkan biaya. Proses akunting dibutuhkan untuk mencatat setiap transaksi yang mendukung kelancaran manajemen. Departemen atau bagian keuangan bertanggung jawab untuk mencatat, mengumpulkan bukti transaksi, dan mempersiapkan laporan untuk audit serta evaluasi.

    5. Laporan dan Evaluasi

    Akhirnya, setiap pencatatan kegiatan manajemen pasti berujung pada pelaporan. Hal ini mencakup catatan keuangan, hasil kinerja, perbandingan kinerja pada waktu-waktu tertentu, hingga hambatan dan masalah yang dihadapi saat pelaksanaan. Era digital memungkinkan perusahaan, organisasi, hingga pemilik bisnis kecil untuk melakukan pencatatan dan pelaporan secara otomatis menggunakan software dan aplikasi manajemen.

    Sistem pencatatan dan pelaporan penting karena adanya kebutuhan evaluasi. Dengan membandingkan antara standar manajemen dan laporan pelaksanaan, kamu bisa menemukan hal-hal yang sudah sesuai standar atau yang harus diperbaiki. Evaluasi juga menjadi dasar untuk menerapkan program pelatihan, meningkatkan kinerja perusahaan, melakukan survey, mempekerjakan pegawai baru, dan berbagai keputusan penting lainnya.

    Baca Juga: 4 Langkah Evaluasi Strategi Perusahaan yang Efektif

    Pengendalian manajemen sangat penting untuk menjamin kelancaran aktivitas bisnis atau organisasi. Ingin belajar lebih jauh tentang hal ini? Kamu bisa mengikuti program pelatihan di platform digital seperti GreatNusa.

    Solusi Belajar Proses Pengendalian Manajemen

    Kamu tidak perlu menjadi pemilik perusahaan besar untuk belajar tentang proses pengendalian manajemen dalam bisnis. GreatNusa menyediakan kursus intensif yang bisa langsung dipraktikkan bagi kaum profesional, wirausahawan, dan perusahaan yang sedang berkembang. Berbagai kelas tersedia lengkap dengan kurikulum, materi yang bisa diunduh, dan instruktur profesional.

    Ingin belajar lebih banyak tentang manajemen? Kamu bisa memilih di antara berbagai kelas kategori Bisnis dan Manajemen, misalnya Manajemen Proyek, Manajemen Sumber Daya Manusia, atau Manajemen Pemasaran dan Penjualan. Beberapa kelas bisa kamu ikuti secara gratis, sedangkan yang lainnya tersedia dengan biaya cukup terjangkau.

    Penutup

    Manajemen merupakan sistem yang terdiri dari berbagai kegiatan serta melibatkan departemen atau orang-orang dengan keahlian berbeda. Proses pengendalian diperlukan dalam pelaksanaannya agar hasilnya mencapai target serta sejalan dengan visi dan misi. Pastikan kamu menjalankan proses pengendalian manajemen dalam bisnis atau pekerjaan, dan dapatkan kursus berkualitas GreatNusa untuk mempelajari berbagai konsepnya.

    Pengertian Strategi Manajemen Konflik dan Fungsinya

    ARTICLE

    WORK CULTURE

    By greatnusa • 15 Desember 2021

    Pengertian Strategi Manajemen Konflik dan Fungsinya

    Strategi manajemen konflik dapat membantu Anda menangani konflik lebih baik di tempat kerja. Simak pengertian dan fungsinya di artikel ini.

    Setiap organisasi dan kelompok pasti tidak lepas dari konflik. Hal ini timbul dari interaksi antar manusia yang sifatnya berbeda-beda sehingga memungkinkan adanya gesekan atau benturan. Walau konflik merupakan sesuatu yang wajar, mengetahui strategi manajemen konflik penting untuk menjaga agar harmoni dan aktivitas organisasi tidak terganggu.

    Inilah hal-hal yang harus kamu ketahui tentang manajemen konflik agar kamu bisa menerapkannya dalam berbagai situasi.

    Apa Itu Strategi Manajemen Konflik

    Memiliki konflik memang wajar di dalam dunia kerja atau organisasi, tetapi kamu harus tahu cara mengelola konflik dan mencegahnya berkembang menjadi masalah besar.

    Dalam dunia kerja atau organisasi, strategi manajemen konflik merujuk pada langkah-langkah menyelesaikan konflik dengan solusi yang memuaskan semua pihak sehingga konflik tidak membesar. Ada beberapa hal penting yang harus kamu pertimbangkan ketika mencari solusi terbaik, misalnya:

    1. Menemukan Akar Masalah

    Konflik bisa berakar dari gesekan atau benturan spesifik, misalnya terkait pekerjaan, relasi personal, atau cara pandang dan ideologi. Langkah yang diambil pertama adalah kamu wajib mengidentifikasi akarnya untuk menemukan solusi yang tepat. Menemukan akar masalah adalah kunci dari solusi jangka panjang untuk penyelesaian konflik.

    2. Menjaga Diskusi agar Tetap dalam Cakupan Masalah

    Ketika mendiskusikan konflik, pihak-pihak yang terlibat biasanya emosional. Hal ini bisa merembet ke pembicaraan yang tidak ada hubungannya dengan masalah sehingga membuat konflik membesar. Manajemen konflik yang baik memastikan agar semua pihak tetap menjaga diskusi agar berfokus pada masalah.

    Manajemen konflik yang baik juga memusatkan perhatian pada masalah, bukan karakteristik pribadi yang tidak berhubungan. Hal ini menjaga agar diskusi tetap netral, bebas dari prasangka dan hal lain yang dapat mempengaruhi strategi.

    3. Memastikan Partisipasi Semua Pihak

    Ingin solusi yang memuaskan bagi semua pihak? Pastikan semuanya berpartisipasi dalam penyelesaian konflik. Komunikasi menyeluruh juga penting agar semua pihak merasa terlibat dan diperhatikan. Hal ini bisa dijalankan lewat sesi khusus untuk rapat atau diskusi demi membicarakan konflik. Partisipasi melibatkan keahlian mendengar aktif (active listening), yaitu mendengarkan secara seksama tanpa interupsi. Strategi ini dilakukan untuk mencapai tujuan bersama dalam menyelesaikan konflik.

    4. Membuat Strategi Resolusi untuk Masa Mendatang

    Ketika konflik sudah selesai, kamu harus berpikir lebih jauh. Strategi manajemen konflik yang ideal harus mencakup solusi jika menemui masalah serupa di masa depan. Walau rinciannya mungkin berbeda, memiliki “buku petunjuk” untuk resolusi konflik di masa mendatang akan memudahkan semua pihak dan menjaga agar kegiatan organisasi atau perusahaan tetap lancar.

    Baca Juga: 10 Strategi Penyelesaian Konflik dalam Dunia Kerja

    Mengapa Manajemen Konflik Penting 

    Manajemen konflik lebih dari sekadar menyelesaikan masalah secara cepat dan memuaskan. Ada beberapa keuntungan yang bisa kamu raih jika bisa menyelesaikan konflik secara baik. Berikut beberapa contohnya:

    1. Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Kerja

    Konflik bisa mempengaruhi relasi antar pegawai atau anggota organisasi. Jika dibiarkan berlarut-larut, produktivitas bisa menurun karena adanya penurunan kualitas dalam hal kerja sama dan kolaborasi. Strategi manajemen konflik yang baik memungkinkan pegawai dan anggota organisasi menyelesaikan masalah dengan baik, menggunakan solusi yang memuaskan semua pihak.

    Konflik juga bisa mempengaruhi produktivitas jika langsung berkaitan dengan kinerja. Konflik terkait solusi pemecahan masalah atau strategi bisnis, misalnya, bisa menghambat kelancaran kinerja. Dengan menyelesaikan konflik secara benar, kamu bisa meningkatkan produktivitas dan memastikan semua orang nyaman di lingkungan kerjanya.

    2. Mempererat Hubungan antar Pegawai dan Atasan

    Di dunia bisnis, relasi yang baik antara pegawai dan atasan bisa meningkatkan produktivitas dan memudahkan kolaborasi. Relasi positif juga memudahkan berbagai proses penting dalam pekerjaan, misalnya menyampaikan pendapat, memberi kritik membangun, atau bekerja dalam tim untuk waktu lama. Untuk menyelesaikan konflik, perlu adanya pengambilan keputusan bersama dari semua pihak. Sehingga hal ini menuntut kemampuan untuk menengahi konflik dengan cara yang memuaskan semua pihak. 

    Hubungan yang harmonis menuntut aktivitas manajemen konflik seperti mediasi berimbang. Dalam mediasi, setiap orang menyampaikan keluhan atau kritiknya secara jujur, kemudian masing-masing mendiskusikan akar permasalahan berdasarkan informasi tersebut. Mediator adalah pihak yang harus berlaku adil agar setiap orang mendapat kesempatan yang sama untuk berbicara. Jika masalah sudah dibicarakan secara terbuka, konflik akan lebih mudah teratasi dan hubungan kembali membaik.

    3. Mengurangi Stres di Lingkungan Kerja

    Tahukah kamu kalau stres kerja telah menjadi perhatian serius di kalangan peneliti? Hal ini karena stres membawa berbagai dampak negatif, mulai dari penurunan daya tahan tubuh hingga ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan secara optimal. 

    Laporan Dynamic Signal bertajuk Dynamic Signal Study Finds U.S. Workforce Stressed And Ready To Quit (2019) menyatakan 63% pekerja di Amerika Serikat lebih memilih keluar ketimbang terus mengalami stres di tempat kerja.  Jadi, penting bagi pekerja dan perusahaan untuk bersama-sama menemukan solusinya agar dapat menghasilkan ketenangan.

    Dalam strategi manajemen konflik, setiap pihak yang terlibat berusaha menemukan solusi jangka panjang untuk penyelesaian masalah. Solusi jangka panjang akan membuat suasana kerja lebih positif. Hal ini berdampak baik dalam menurunkan tingkat stres pekerja.

    4. Memudahkan Implementasi Ide 

    Ingin ide cemerlang terkait pekerjaan bisa diterapkan dengan baik? Lingkungan kerja dengan konflik minimal adalah kuncinya. Penerapan ide menerapkan kerja sama dan kolaborasi antar semua pihak. Menyelesaikan konflik secara menyeluruh akan memudahkan semua orang untuk saling menerima ide yang dilontarkan.

    5. Mengurangi Level Turnover Karyawan

    Level turnover adalah angka yang menunjukkan jumlah keluarnya karyawan dari perusahaan dengan berbagai alasan. Menurut Biro Statistik Amerika Serikat, level turnover rata-rata pekerja di A. S adalah 12-15%/tahun. Survey LinkedIn (2017) menunjukkan bahwa angka rata-rata seluruh dunia adalah 10,9%/tahun. Level turnover karyawan yang tinggi tentu berdampak pada kinerja.

    Manajemen konflik bisa menjadi solusi mengurangi level turnover karyawan. Ketika konflik diselesaikan dengan cara mediasi yang memuaskan semua pihak, lingkungan kerja akan menjadi lebih positif. Tingkat kepuasan karyawan pun menjadi lebih tinggi sehingga mereka cenderung bertahan lebih lama di perusahaan.

    Melihat dampak penting manajemen konflik, tidak heran jika konsep ini menjadi hal penting untuk dipelajari. Kamu bisa mempelajarinya lewat ragam portal pembelajaran seperti GreatNusa dan langsung menerapkannya.

    Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Konflik dalam Organisasi

    Cara Mudah Belajar Manajemen Konflik

    Kamu tidak perlu kuliah lagi untuk belajar lebih lanjut tentang manajemen konflik. GreatNusa menawarkan berbagai kursus digital lengkap dengan materi dan instruktur bermutu. Materi yang ditawarkan bisa kamu terapkan di berbagai bidang usaha atau organisasi, terutama di era digital.

    Apa saja yang bisa kamu pelajari terkait manajemen konflik? Macam-macam, tergantung fokus pelajaran yang ingin kamu kuasai. Misalnya, kamu bisa mengambil kursus Kepemimpinan atau Komunikasi untuk melancarkan strategi manajemen konflik, terutama jika berurusan dengan banyak orang. 

    Bagaimana jika kamu harus berhadapan dengan orang-orang berlatar belakang berbeda? Kamu bisa mengambil kursus Cross Cultural Management. Di sini, kamu akan belajar konsep lintas budaya, pengaruhnya pada berbagai aspek bisnis terutama di ranah internasional, serta metode komunikasi yang baik untuk mengurangi potensi konflik akibat perbedaan ini.

    Penutup

    Manajemen konflik yang baik memiliki berbagai manfaat seperti meningkatkan produktivitas dan kerja sama, menjaga tingkat kepuasan karyawan, serta melancarkan komunikasi di dalam perusahaan atau organisasi. Pastikan mempelajari strategi manajemen konflik bersama GreatNusa untuk menciptakan lingkungan kerja atau organisasi yang lebih sehat.

    10 Strategi Pengambilan Keputusan yang Efektif

    ARTICLE

    CAREER HACK

    By greatnusa • 24 Januari 2022

    10 Strategi Pengambilan Keputusan yang Efektif

    Pelajari strategi pengambilan keputusan seperti dengan membangun sistem filter serta pendekatan yang holistik. Simak informasinya di sini.

    Setiap harinya, kamu harus membuat keputusan, baik kecil maupun besar. Misalnya, kapan harus pergi makan malam dengan teman? Apa menu sarapan Anda? Manakah kampus yang sesuai dengan minat? Berapakah anak yang ingin dilahirkan? Hal yang sama juga berlaku dalam bisnis dan tentunya dalam skala yang lebih besar. Untuk mengatasi hal tersebut, kamu harus menguasai berbagai strategi pengambilan keputusan.

    Ketika dihadapkan pada masalah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Dalam kasus minor, bisa jadi kamu hanya mengandalkan firasat untuk memilih keputusan yang paling tepat. Sebaliknya, pada kasus besar, menggunakan satu atau beberapa strategi untuk memperoleh kesimpulan bisa dijadikan pedoman. Terlebih, kasus mayor biasanya membutuhkan lebih banyak waktu, riset, energi mental, dan usaha untuk diselesaikan.

    Jadi, bagaimana strategi pengambilan keputusan yang efektif untukmu? Ketahui lewat pembahasan berikut ini!

    Apa Saja Strategi Pengambilan Keputusan yang Dapat Digunakan?

    1. Sederhanakan pokok permasalahan

    Menurut Mark Divine, mantan komandan United States Navy SEAL, dirinya harus bisa "menyederhanakan medan pertempuran" dan membuat keputusan kilat yang berkaitan dengan hidup dan mati. Dia mengembangkan suatu metode yang dapat mendukung pembuatan keputusan secara cepat, yakni PROP.

    • Priorities — Ketahui prioritas utamamu.
    • Realities — Uraikan situasi dan kondisi nyata yang sedang dihadapi.
    • Options — Berdasarkan prioritas dan realitas, pertimbangkan opsi yang paling masuk akal.
    • Path — Pilihlah opsi terbaik sebagai jalan menuju masa depan. Eksekusikan dengan rencana sederhana dan pindah ancang-ancang ketika kamu berhadapan dengan sikon lain.

    Dengan metode PROP yang simpel, siapa pun bisa membuat keputusan yang fokus kepada target!

    2. Kendalikan emosi

    Dalam sebuah buku berjudul "Wharton on Making Decisions", ada salah satu hasil riset menarik, yaitu semakin penting sebuah keputusan, seseorang akan semakin emosional. Namun, seharusnya kita melakukan sebaliknya. Makin penting keputusan, berpikirlah lebih logis dan rasional.

    Sebagai contoh, gunakan emosi ketika menentukan restoran yang akan dikunjungi atau film yang akan ditonton di bioskop pada akhir pekan. Dengan hal-hal sederhana seperti itu, tidak akan muncul akibat jangka panjang yang membuat keputusan emosional berubah menjadi masalah serius. 

    Namun, saat berhadapan dengan keputusan krusial, misalnya, merilis produk baru untuk bisnismu, jadilah seperti robot—logis dan realistis. Terkadang, menjadi siborg pun tidak masalah—setengah manusia (emosional) dan setengah mesin (nonemosional).

    3. Bangun sistem filter

    Strategi pengambilan keputusan ini diterapkan oleh Com Mirza, CEO Mirza Holdings. Menurutnya, setiap keputusan bukan cuma harus bermanfaat untuk diri sendiri, tetapi juga semua hal yang menjadi tanggung jawabnya. Jadi, dia mencari kesimpulan berdasarkan tiga filter:

    1. Apakah keputusannya memengaruhi diri sendiri dan keluarganya secara moral, positif, dan etis?
    2. Apakah keputusannya membantu bisnis dan rencana perkembangan?
    3. Apakah keputusannya memberikan manfaat untuk para karyawan di perusahaan?

    Jika terdapat keputusan yang sesuai dengan tiga filter di atas, Mirza akan memprosesnya secara cepat. Apabila tidak, dia akan menganalisis lebih lanjut dan biasanya tidak mengeksekusinya.

    Tanpa sistem filter, kamu hanya akan menganalisis keputusan dari satu sisi. Sementara dengan menggunakan sistem penyaring, langkah yang diambil menjadi lebih jitu—meskipun butuh waktu lama dan melelahkan. Jadi, buatlah versi sistem filtermu sendiri yang sesuai dengan kebutuhan!

    4. Manfaatkan kedekatan dengan orang-orang berpengaruh

    Penguasaan bisnis dimulai dengan membangun prinsip yang dapat diandalkan ketika kamu menghadapi masa sulit maupun masa yang penuh peluang. Walau begitu, sebagian besar kesuksesan bisa jadi disebabkan oleh orang-orang yang ada di sekitarmu dan wawasan yang mereka miliki.

    Bagi Moshe Malamud, pendiri dan CEO M2Jets, memiliki kedekatan hubungan dengan para wirausahawan top dari semua industri sangat diperlukan. Itu karena tidak ada seorang pun yang bisa menciptakan produk untuk semua jenis bisnis. Jadi, butuh banyak pengalaman dan koneksi yang benar-benar mampu membentuk wawasanmu dalam proses pembuatan keputusan.

    Baca Juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi

    5. Bangun kebijaksanaan

    Amir Orad, CEO Sisense dan ahli keamanan siber, mengandalkan kebijaksanaan dalam membuat keputusan. Baginya, kesimpulan yang baik akan membuahkan beragam penghargaan, sedangkan keputusan buruk akan memberikan "pengalaman".

    Nah, pengalaman yang kamu dapatkan bisa diubah menjadi kebijaksanaan. Caranya? Galilah opsi-opsi buruk yang pernah dipilih dan pahamilah cara untuk memperbaikinya menjadi lebih baik.

    Kebijaksanaan membantumu mengerti perbedaan antara keputusan yang penting dan tidak penting. Selain itu, jangan ragu untuk mengambil risiko dan membuat kesalahan.

    Baca Juga: Macam Macam Soft Skill yang Dapat Dikuasai

    6. Tahu Keinginan Anda

    Kesuksesan bisnis berasal dari seseorang yang mengetahui secara pasti hasil yang dia inginkan. Ibarat sinar laser, kamu harus fokus terhadap hal yang akan diciptakan dan tidak pernah melepaskan pandanganmu dari target.

    Saat membuat keputusan, tanyakan pada diri sendiri, "apakah hal ini membawa saya lebih dekat dengan tujuan atau sebaliknya?" Jauhi sesuatu yang menghalangi jalanmu menuju garis final.

    Tak hanya itu, membangun kepercayaan dan pola pikir juga diperlukan untuk menyelesaikan tugas tanpa keraguan. Ragu-ragu membuat banyak orang lebih mudah gagal di tengah jalan. Pastinya, kamu tidak ingin seperti itu, kan?

    Maka dari itu, imbangi pemahaman tentang diri sendiri dengan pola pikir yang kuat! Pemikiran yang lemah hanya akan membuahkan hasil yang lemah pula. Jangan biarkan orang-orang membatasi dirimu!

    7. Pertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan

    Jangan membuat kesimpulan hanya berdasarkan firasat dan emosi. Sebisa mungkin, pertimbangkan banyak hal terlebih dahulu, barulah sisanya mengandalkan intuisi. Orang lain juga dapat memberikan perspektif baru padamu. Jadi, ketika menghadapi masalah rumit, carilah saran dari 2–4 orang tepercaya yang jauh lebih berpengalaman.

    Baca Juga: 7 Manfaat Bekerja Sama dalam Menyelesaikan Pekerjaan Sulit

    8. Jangan overthinking!

    Pernahkah kamu terlalu memikirkan sisi positif dan sisi negatif dari sebuah keputusan? Pernah melibatkan hal-hal yang tidak ada sangkut pautnya dengan permasalahan? Pernah memperoleh berbagai macam ide, tetapi kamu malah menghabiskan waktu untuk mengeksplorasinya satu per satu?

    Jangan lakukan! Dalam membuat keputusan, kamu harus bisa menenangkan diri agar mampu berpikir jernih. Overthinking hanya akan membebani dan membuatmu kesulitan membuat kesimpulan.

    9. Gunakan pendekatan holistik

    Satu lagi strategi yang tidak boleh kamu lewatkan. Cobalah untuk melakukan pendekatan holistik selama proses pembuatan keputusan. Holistic Decision Making (HDM) mencakup beberapa poin, yakni

    • Memperjelas hal-hal yang benar-benar kamu butuhkan sekaligus bermanfaat untuk kehidupan.
    • Mencari dan menggunakan masukan untuk tetap konsisten dalam membuat keputusan.
    • Memakai kekuatan dari sebuah keputusan, baik besar maupun kecil, untuk berubah menjadi lebih baik tanpa melibatkan hal-hal yang tidak perlu.

    10. Bentuk tim super

    Terakhir, ada strategi yang diandalkan oleh Tom Shieh, CEO dati Crimcheck. Baginya, sangat dangkal jika berpikir bahwa kesuksesan perusahaan hanya diraih berkat keputusan bijak seorang pemimpin. Keberhasilan Crimcheck sebagian besar didapatkan karena keberadaan timnya yang luar biasa—semuanya berhak memperoleh pengakuan.

    Ketika membuat keputusan, sebaiknya kumpulkan semua orang yang dibutuhkan dalam satu ruangan. Lalu, carilah masukan, perspektif, dan wawasan yang bernilai dari mereka. Tidak ada salahnya bagi seorang pemimpin strategi untuk bekerja sama dengan orang-orang yang jauh lebih cerdas darinya dan menguasai keahlian mumpuni di masing-masing bidang. Semua kekuatan dan penghargaan yang diperoleh merupakan milik bersama.

    Strategi pengambilan keputusan terkadang sederhana ataupun kompleks. Kamu bisa menggunakan strategi berdasarkan berbagai faktor, termasuk kerumitan, waktu pembuatan, dan jumlah kemungkinan yang ada. Semoga informasi kali ini bisa membantumu dalam menarik kesimpulan, ya!

    Untuk memperdalam pemahaman kamu tentang strategi pengambilan keputusan, kamu dapat mengikuti berbagai kursus yang ditawarkan oleh GreatNusa. Kamu bisa mengambil kursus tentang Pengenalan Enterprise Architecture untuk Pemula yang dapat membantu kamu membuat kerangka kerja agar kamu dapat mengambil berbagai keputusan dengan tepat dan cepat.

    Sumber:

    • https://www.cnbc.com/amp/2017/08/29/11-steps-to-improve-your-decision-making.html (2019)
    • https://www.veryediblegardens.com.au/events/holistic-decision-making-mornington-peninsula/#:~:text=Holistic%20Decision%20Making%20(HDM)%20is,of%20life%20means%20for%20us (2021)
    • 1
    • More pages
    • 10
    • 11
    • 12
    • More pages
    • 74
    Baca Selengkapnya
    Baca Selengkapnya
    Baca Selengkapnya
    Baca Selengkapnya
    Baca Selengkapnya
    Baca Selengkapnya