GreatNusa
GreatSayaGreatBisnisGreatEdu
Design & CreativeBusiness & ManagementData & TechnologyDigital MarketingFinance & AccountingLeadershipLanguageSales & MarketingProject ManagementSoft SkillLihat Semua Kategori
Masuk / Daftar
  1. Beranda
  2. Artikel

Artikel

GreatNusa

PT. Gagas Edukasi Anantara
Jl. Jalur Sutera Barat Panunggangan Timur
Kota Tangerang 15143
Indonesia

Hubungi Kami

kontak@greatnusa.com

Kategori Populer

  • Design & Creative

  • Business & Management

  • Data & Technology

  • Digital Marketing

  • Finance & Accounting

  • Leadership

Lainnya

  • Produk

  • Artikel

  • Kategori Produk

  • Kategori Artikel

  • Kebijakan Privasi

  • Syarat dan Ketentuan

  • Tanya Jawab

© 2025 GreatNusa. Seluruh hak cipta dilindungi.
Made with ❤️ for Indonesia

    Menampilkan 7 - 12 dari 439 Artikel

    Apa Itu Personal Branding dan Bagaimana Cara Meningkatkannya?

    ARTICLE

    KNOWLEDGE

    By greatnusa • 23 Maret 2022

    Apa Itu Personal Branding dan Bagaimana Cara Meningkatkannya?

    Kenali apa itu personal branding dan cara membangunnya, mulai dari mengenal diri sendiri hingga mengembangkan kemampuan. Simak penjelasannya di sini.

    Ketika berbicara tentang seorang figur publik atau pebisnis, tak jarang beberapa dari kita membahas tentang personal branding atau citra diri. Lalu, apa itu personal branding?

    Beberapa waktu belakangan, setiap orang yang terlibat dengan internet atau memiliki media sosial pasti membutuhkan personal branding. Apalagi jika mereka ingin, informasi tentang diri yang ada di internet dapat membantu keberlangsungan karir.

    Hal ini biasanya terjadi pada para freelancer, influencer, job seeker, karyawan sebuah perusahaan yang sedang mengembangkan karir, atau mereka yang ingin dikenal dunia karena kontribusi terhadap suatu komunitas. Apabila kita termasuk orang-orang tersebut, ulasan tentang citra diri berikut akan sangat membantu.

    Apa Pengertian Personal Branding?

    Ketika ingin membeli barang, selain kualitas kita pasti terpaku pada merek bukan? Karena diakui atau tidak, merek kerap menjadi tolak ukur kualitas suatu barang. Inilah mengapa produk fashion dari Hermes atau Gucci lebih diminati para sosialita dibanding merek lokal seperti Nevada atau Fladeo.

    Jadi jika ada pertanyaan apa itu personal branding atau citra diri? Jawabannya adalah, merek. Ya, jika suatu barang memiliki merek, maka manusia memiliki personal brand. Personal brand atau citra dirisendiri merupakan pesan yang ingin kita sampaikan ke orang lain tentang kualitas diri, visi misi, nilai-nilai, dan tujuan tertentu.

    Singkatnya, citra diri adalah proses atau praktik memasarkan dirimu sebagai sebuah produk dengan image tertentu. Sebagaimana barang, kualitas adalah hal utama dalam personal branding. Inilah mengapa kita wajib membangun reputasi baik sebagai merek agar orang tertarik dengan ide dan gagasan yang disampaikan.

    Apa Manfaat Personal Branding?

    Setelah mengenal personal branding, kamu mungkin telah memiliki sedikit gambaran tentang manfaat personal branding bagi karirmu.

    Di era internet ini, mengambil kendali penilaian orang melalui citra diri adalah hal penting. Dengan personal branding yang baik, kamu dapat membuat dirimu lebih menonjol yang kemudian akan membuka banyak pintu kesempatan bagi kemajuan karirmu.

    Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa manfaat dari citra diri yang bisa kamu rasakan.

    1. Membangun Kepercayaan

    Saat membeli sebuah barang bermerek secara tidak langsung kita percaya pada kualitasnya, hal serupa berlaku pada personal branding. Dengan memiliki persona yang baik, mau tidak mau orang akan percaya pada kita sehingga mereka tidak ragu untuk menerima gagasan dan menjalin kerja sama.

    Inilah mengapa dibutuhkan reputasi yang baik untuk membangun sebuah citra diri. Dan sebagai salah satu aset di dunia digital, sudah seharusnya kita mampu menciptakan image  yang tepat agar personal branding menarik di mata orang lain.

    Baca juga: Rekomendasi 8 Buku Personal Branding untuk Tingkatkan Image Kamu

    2. Memperluas Koneksi

    Relasi dan koneksi merupakan dua hal penting dalam dunia kerja ataupun digital marketing. Dengan memiliki citra diri, secara langsung ataupun tidak kamu akan mendapat banyak kesempatan untuk terlibat dengan berbagai orang dari berbagai latar belakang.

    Ketika suatu saat harus membangun sesuatu yang membutuhkan bidang tertentu, personal branding sangat membantu untuk menemukan relasi yang sesuai. Karena diakui atau tidak, dasar dari menjalin hubungan dengan orang lain adalah kepercayaan dan citra diri memiliki unsur tersebut.

    Baca Juga: 4 Alasan Pentingnya Personal Branding Bagi Tiap Individu

    3. Menjadi Otentik

    Memiliki personal branding juga dapat membedakan kita dari orang lain mengingat di dunia digital banyak sekali yang memiliki keahlian serupa. Apalagi citra diri biasanya dibangun dari visi misi, tujuan, nilai, dan keterampilan yang dimiliki seseorang sehingga branding yang terbentuk pasti berbeda dibandingkan orang lain.

    Hal inilah yang membuat branding membuat seseorang menjadi otentik. Selain itu branding juga dapat menutupi kelemahan dan menonjolkan kelebihan sehingga seseorang bisa memanfaatkannya untuk mencapai hal yang diinginkan secara lebih mudah.

    Bagaimana Cara Membangun Personal Branding Yang Kuat?

    Setelah memahami pengertian personal branding dan pentingnya hal tersebut. Langkah selanjutnya adalah mengetahui bagaimana cara meningkatkan personal branding, berikut ulasannya:

    1. Mengenal Diri Sendiri

    Untuk membangun citra diri yang kuat, kamu harus memulai terlebih dahulu mengenali dirimu sendiri.

    Citra diri umumnya dikenal sebagai pencitraan atau kepribadian kedua atau bahkan 'palsu' dari seseorang. Padahal, citra diri tidaklah harus seperti itu. Kamu dapat melakukan branding tanpa perlu membangun kesan yang palsu.

    Untuk melakukannya, kamu harus terlebih dahulu tahu siapa dirimu dan kepribadianmu. Intinya, kenali terlebih dahulu segala aspek yang kamu miliki serta ciri khas dalam dirimu.

    Untuk mengetahui jawaban tersebut, ada beberapa pertanyaan yang bisa ditanyakan pada diri sendiri seperti:

    • Di bidang apa saya unggul?
    • Apa motivasi kehidupan saya?
    • Karakter apa yang disukai orang dari saya?
    • Pekerjaan apa yang saya sukai? atau
    • Peran apa yang tidak sesuai dengan saya?

    Apabila jawaban dari pertanyaan di atas telah ditemukan, kamu bisa melangkah ke tahap selanjutnya yaitu menentukan branding yang diinginkan.

    2. Tentukan Tujuan Personal Branding

    Berkaca pada pengertian di awal artikel, citra diri adalah sebuah image. Jadi ketika menentukan sebuah branding, pastikan hal tersebut tidak berbeda jauh dengan kepribadian dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan bidang yang akan digeluti.

    Misalnya, kamu adalah seorang influencer yang dikenal getol menampilkan interior rumah estetik. Agar branding bisa menjangkau tujuan yang diharapkan, tampilkanlah image seorang penata ruangan yang mampu memadu madankan perabot dan aksesori agar rumah terlihat cantik.

    Jangan terdistraksi dengan hal lain, seperti menampilkan sosok traveller atau tiba-tiba menjadi pemuka agama. Fokuslah pada kemampuan, bidang yang ingin digeluti, dan keterampilan diri.

    3. Tentukan Target Audiens

    Agar personal branding memiliki pijakan kuat dibutuhkan audiens setia. Misalnya, kamu adalah seorang desainer grafis yang memiliki keterampilan membuat video animasi berkualitas. Agar image ini menarik, tentu dibutuhkan wadah untuk menampilkan hasil kerja dan karyamu.

    Di sinilah peran media sosial dibutuhkan. Paduan kekuatan media sosial dan citra diri dapat membantu menjangkau audiens yang diinginkan. Dalam kasus ini, kamu akan memperoleh audiens dari kalangan yang menggemari animasi. Apabila penggemar setia sudah dimiliki, bukan tidak mungkin image sebagai desainer grafis mumpuni akan membantu kita mendapatkan proyek-proyek besar.

    4. Bangun Jaringan Profesional

    Selain beberapa hal yang telah disebutkan, kamu juga bisa membangun jaringan profesional untuk meningkatkan citra diri. Diakui atau tidak, semakin kuat koneksi yang dimiliki semakin besar pula kemungkinan personal branding untuk lebih dikenal orang. Selain itu dari jaringan tersebut kita juga berkesempatan mendapatkan proyek-proyek baru yang berpotensi memajukan karir. 

    Baca juga: 7 Ciri-Ciri Profesionalisme yang Harus kamu Miliki

    5. Kembangkan Branding di Media Sosial

    Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, paduan citra diri dan kekuatan media sosial akan membantu orang untuk lebih mengenal kita. Apalagi di era digital seperti saat ini, hampir setiap orang memiliki media sosial dan membangun interaksi yang kuat dengan orang lain di platform tersebut.

    Diakui atau tidak, zaman sekarang orang lebih suka mencari informasi melalui Google dan internet. Jadi dengan adanya media sosial, kita dapat menjangkau orang-orang tersebut agar personal branding yang sedang dibangun semakin kuat. Apalagi jika di media sosial tersebut kita menampilkan portofolio dan proyek yang pernah dilakukan.

    Baca juga: 7 Cara Membangun Personal Branding dengan Tepat

    6. Kembangkan Kemampuan

    Membangun citra diri yang baik bukan hanya menampilkan apa yang kamu miliki tetapi juga mengembangkan apa yang kamu miliki.

    Untuk dapat membangun citra diri yang baik, kamu tidak boleh berhenti berkembang dan belajar. Dunia bisnis sangat cepat berubah dan kamu harus selalu mempelajari hal-hal yang baru agar kamu tetap bisa relevan.

    Itulah ulasan tentang apa itu personal branding dan bagaimana cara meningkatkannya. Apabila ulasan di atas masih dirasa kurang membantu dalam meningkatkan personal branding, kamu bisa mengikuti kursus pengembangan diri dari GreatNusa. 

    Selain dapat meningkatkan keterampilan, kursus ini juga membuka kesempatan baru untuk membangun koneksi. Tidak hanya kursus pengembangan diri, ada beberapa kursus bermanfaat lain agar kita bisa survive di era digital ini. Jadi selain memiliki branding kuat, kita tahu tip dan trik membangun bisnis agar bisa bertahan di era industri 4.0. 

    Tunggu apalagi, sudah saatnya bukan menjadi sebuah brand yang dikenal dan dicari orang tanpa perlu ngoyo mencari peluang kerja di job fair? Pastikan GreatNusa menjadi partner untuk mengembangkan diri dan membangun personal branding, ya. Semoga bermanfaat.

    7 Ciri-Ciri Profesionalisme yang Harus kamu Miliki

    ARTICLE

    WORK CULTURE

    By greatnusa • 21 September 2021

    7 Ciri-Ciri Profesionalisme yang Harus kamu Miliki

    Bekerja menuntut kamu untuk menjadi orang yang profesional. Nah, ini dia ciri-ciri profesionalisme yang harus kamu punya.


    Tingkah laku yang profesional sering diabaikan dalam lingkungan kerja. Padahal, memiliki sikap profesional saat bekerja menjadi aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap karyawan. Untungnya, di era keterbukaan informasi ini, kamu dapat melatih sikap profesional kamu, salah satunya dengan mengetahui ciri-ciri profesionalisme.



    Setiap karyawan dituntut untuk mampu beradaptasi dan tetap bisa bersikap profesional dalam kondisi apapun saat bekerja. Seorang karyawan yang memiliki sikap profesional akan memiliki pemahaman yang baik terkait relasi, mengerti tanggung jawabnya, dan berfokus pada pekerjaan. 



    Inilah mengapa, setiap karyawan harus mengetahui dengan baik apa saja ciri-ciri profesionalisme yang harus dimiliki. Jadi, nantinya, diharapkan karyawan bisa menjalankan tugas dengan baik, memiliki performa kerja yang maksimal, dan mampu membangun relasi dengan banyak orang untuk melebarkan sayap bisnis perusahaan. Tanpa adanya profesionalisme, pekerjaan hanya akan menjadi beban pikiran.



    Mengapa Sikap Profesional Sangat Penting di Dunia Kerja?



    Tidak hanya bagi perusahaan, mampu bersikap profesional tentu akan turut membawa dampak positif bagi karyawan itu sendiri. Memang, menjadi seorang karyawan yang profesional bukan hal yang mudah, terlebih dengan beragamnya karakteristik setiap orang yang dijumpai. Namun, ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan oleh seorang karyawan yang mampu menunjukkan sikap profesional di lingkungan kerja, antara lain:



    1. Berkesempatan untuk Mendapatkan Promosi



    Manfaat lainnya yang bisa kamu dapatkan dengan menunjukkan sikap profesional di perusahaan adalah kesempatan besar untuk mendapatkan promosi jabatan. Ini artinya, perusahaan telah menilai kamu sebagai karyawan yang mumpuni dan bertanggung jawab dalam pekerjaan sehingga layak untuk mendapatkan apresiasi untuk menunjukkan performa kerja yang lebih baik lagi.



    2. Terhindar dari Stres



    Meski kamu merasa telah melakukan pekerjaan sebaik mungkin, pastikan kamu tetap bersikap profesional dan berpikir positif. Hal ini akan membantu kamu terhindar dari stres pekerjaan, terlebih dengan hubungan terhadap sesama karyawan. Selalu isi pikiran dengan hal-hal positif untuk menguatkan motivasi dalam bekerja menjadi lebih baik lagi.



    Baca juga: Butuh Motivasi Dalam Bekerja? Ini 6 Jenis Motivasi yang Perlu Diketahui



    Apa Saja Ciri-Ciri Profesionalisme Dalam Dunia Kerja?



    Lalu, apa saja ciri-ciri profesionalisme yang harus dimiliki oleh setiap karyawan di perusahaan? Berikut beberapa di antaranya: 



    1. Memiliki Keahlian dan Kemampuan Tinggi



    Sikap profesional paling mudah terlihat dari pengetahuan dan bagaimana kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Bagaimana seorang karyawan dikatakan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang tinggi? Coba lihat bagaimana caranya menyelesaikan tugas, apakah sesuai dengan tenggat waktu dan perhatikan apakah ia menyelesaikan dengan benar alias tidak asal-asalan. 



    Kemampuan dan pengetahuan yang tinggi menjadi dua hal yang bisa membantu karyawan dalam menyelesaikan beban kerjanya. Dengan pengetahuan dan kemampuan yang tinggi, seorang karyawan dapat mengambil keputusan serta mengantisipasi perkembangan yang mungkin akan berdampak pada pekerjaannya dengan lebih baik.



    Meski begitu, kamu pun dituntut untuk memiliki kepekaan dan kemampuan menganalisis segala kondisi perusahaan yang mumpuni. Nantinya, saat ditemui adanya kendala atau permasalahan, tentu kamu bisa memberikan solusi terbaik.



    2. Memiliki Kode Etik



    Ciri selanjutnya adalah memiliki etika. kamu perlu tahu bahwa selalu terdapat kode etik perusahaan yang perlu dijaga dalam setiap bentuk pekerjaan. Ini termasuk bagaimana cara menunjukkan sikap, berkomunikasi dengan orang lain, sampai pada penentuan strategi dan pengambilan kebijakan.



    Semua poin etika tersebut harus kamu miliki sebagai bentuk dari profesionalisme dalam bekerja. Jangan sampai kamu melupakan atau bahkan menyalahi aturan kode etik yang sudah diterapkan dalam perusahaan. Pasalnya, penyalahgunaan ini justru akan memicu dampak negatif bagi karyawan dan perusahaan.



    Baca juga: Ini Peran dan Hal-Hal yang Termasuk dalam Etika Komunikasi di Tempat Kerja



    3. Punya Rencana Kerja yang Baik



    Seorang karyawan yang memiliki sifat profesional tak hanya memiliki pkamungan jangka pendek, tetapi juga jauh untuk masa mendatang. Inilah alasan mengapa memiliki rencana kerja yang teratur menjadi ciri-ciri profesionalisme berikutnya yang harus kamu miliki.



    Adanya rencana kerja yang terukur dan terarah akan membuat setiap karyawan mempunyai kemampuan dalam mengantisipasi setiap perkembangan maupun perubahan yang terjadi dalam perusahaan maupun bisnis secara keseluruhan. Didukung dengan kapabilitas untuk mengatur strategi dan kebijakan yang tepat, pekerjaan pun tetap akan lancar meski terdapat perubahan maupun tantangan. 



    4. Jujur dan Berintegritas 



    Kejujuran menjadi unsur paling penting yang harus ada dalam diri selain tanggung jawab. Tidak ada perusahaan yang mau merekrut karyawan yang tidak jujur karena hal itu tentu saja akan berdampak buruk bagi kelangsungan bisnis. Orang yang jujur pasti akan memiliki komitmen dan disiplin dalam melaksanakan kewajibannya karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas diri di mata rekan kerja, atasan, dan perusahaan secara keseluruhan.



    Sementara itu, adanya integritas diri yang mengedepankan kejujuran, kebenaran, serta keadilan juga harus kamu miliki. Ini tidak semata untuk menciptakan budaya kerja positif, tetapi juga membantu meningkatkan level kualitas diri kamu sendiri.



    5. Bertanggung Jawab



    Tidak boleh terlewatkan, pastikan juga kamu memiliki tanggung jawab tinggi dalam bekerja. Apapun posisi atau level kamu saat ini, kedua hal tadi harus terus terbawa dalam diri. Jangan pernah menjadi pribadi yang lari dari tanggung jawab saat muncul hambatan dalam organisasi, terutama jika kamu yang menjadi penyebab munculnya hambatan tersebut. 



    6. Memiliki Skill Motivasi



    Wajar jika kamu merasa bosan dan jenuh ketika bekerja, terlebih jika kamu telah melakukan rutinitas tersebut selama bertahun-tahun. Namun, jangan sampai hal tersebut menjadi alasan kamu menjadi malas dan meninggalkan tanggung jawab.



    Baca Juga: 11 Kata Kata Motivasi Kerja Karyawan Yang Inspiratif



    Inilah mengapa kamu perlu memiliki kemampuan motivasi, baik untuk diri sendiri maupun orang lain di sekitar. Memberikan energi yang positif tidak hanya akan membuat kamu kembali bersemangat, tetapi juga menyuntikkan energi baru untuk rekan kerja agar tetap produktif dalam menyelesaikan pekerjaan.



    7. Perbaiki Kemampuan Berkomunikasi



    Tidak ada salahnya bergaul dengan rekan kerja. Namun, perhatikan cara kamu berbicara, di mana pun kamu berada. Jangan sampai kamu terpengaruh dalam obrolan atau diskusi yang sebenarnya tidak bermanfaat, seperti misalnya membicarakan kejelekan karyawan lain atau atasan. Selalu ingat, kamu pun bisa kapan saja menjadi bahan perbincangan mereka, sebaik apapun diri kamu di perusahaan.



    Sebaiknya, batasi komunikasi hanya seputar pekerjaan dan hobi. Hindari membahas masalah pribadi di lingkungan kerja karena hal tersebut justru menunjukkan bahwa kamu bukanlah seorang karyawan yang profesional. Sayangnya, komunikasi yang tepat justru menjadi ciri-ciri profesionalisme yang terlupakan beberapa waktu terakhir ini. 



    Baca juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi



    8. Manajemen Waktu Yang Baik



    Seorang karyawan yang profesional tentu mengerti bahwa waktu adalah sumber daya yang sangat langka; waktu yang telah dihabiskan tidak akan dapat didapatkan kembali.



    Oleh karena itu, seorang karyawan profesional harus paham tentang bagaimana cara mengatur waktunya dengan baik. Seorang karyawan profesional harus dapat menyelesaikan pekerjaan dalam tenggat waktu yang diberikan.



    Selain urusan pekerjaan, manajemen waktu yang baik juga dapat membantu karyawan dalam kehidupan pribadinya. Dengan menyelesaikan pekerjaan dalam tenggat waktu yang ada, karyawan juga dapat menikmati kehidupan pribadinya yang merupakan elemen penting dalam work life balance.



    Itulah dia ciri-ciri profesionalisme yang dapat kamu jadikan panduan. Profesionalisme adalah tentang memiliki prinsip serta aturan dan mematuhinya. Menjadi karyawan yang profesional memang tidak mudah, tetapi hal tersebut bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Kamu bisa memiliki semua ciri-ciri profesionalisme tadi dengan mengikuti pelatihan di GreatNusa.



    Terdapat pelatihan seputar kepemimpinan, bahasa, dan komunikasi yang bisa kamu ikuti di sini. Tidak hanya itu, kamu pun berkesempatan untuk mendapatkan lebih banyak ilmu seputar bisnis, sistem informasi, desain dan seni, hingga perkembangan teknologi di sektor industri. 



    Selain memiliki berbagai topik yang berkualitas, GreatNusa juga menawarkan konsep pembelajaran yang adaptif dan fleksibel. Jadi, kamu bisa tetap belajar di mana saja dan kapan saja dengan memanfaatkan adanya fitur auto-tracking. Fitur ini sangat berguna untuk memantau semua materi belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat kamu. Yuk, daftar sekarang dan jadilah sumber daya manusia yang berkualitas bersama GreatNusa!


    Ini Peran dan Hal-Hal yang Termasuk dalam Etika Komunikasi di Tempat Kerja

    ARTICLE

    WORK CULTURE

    By greatnusa • 21 September 2021

    Ini Peran dan Hal-Hal yang Termasuk dalam Etika Komunikasi di Tempat Kerja

    Kenali apa itu etika komunikasi di tempat kerja dan apa saja unsurnya untuk membantumu menyiapkan diri di lingkungan profesional.


    Dalam dunia kerja, komunikasi yang efektif dengan para rekan kerja adalah hal yang penting. Untuk dapat melakukan hal tersebut, kamu harus tahu terlebih dahulu etika komunikasi di tempat kerja.



    Etika komunikasi di tempat kerja ini perlu dipahami oleh setiap individu yang berada di dalam lingkungan tersebut. Secara umum, etika komunikasi di sebuah tempat kerja tidak terlalu berbeda dengan etika komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Walau begitu, adanya budaya tertentu di tempat kerja tersebut membuat seseorang perlu melakukan penyesuaian.



    Apa yang Dimaksud Etika Komunikasi di Tempat Kerja?



    Etika—berasal dari kata ‘ethikus’ dalam bahasa Latin dan ‘ethicos’ dalam bahasa Yunani—dapat diartikan sebagai norma, kaidah, kebiasaan, atau nilai tentang perilaku manusia. Dengan demikian, etika komunikasi di tempat kerja merupakan norma mengenai cara untuk berkomunikasi yang dianut dan diterima di lingkungan kerja.



    Etika komunikasi perlu dimiliki dan diterapkan oleh setiap individu di tempat kerja terlepas apapun statusnya. Adapun dalam praktiknya, beberapa unsur etika komunikasi—seperti bahasa dan diksi—yang diterapkan ke seorang karyawan dengan karyawan lainnya boleh jadi berbeda agar maksud dari komunikasi yang dilakukan tercapai. 



    Baca juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi



    Apa Saja Tujuan Etika Komunikasi di Tempat Kerja?



    Komunikasi merupakan hal dasar dalam kehidupan setiap manusia di manapun dirinya berada. Oleh sebab itu, etika komunikasi semestinya telah dimiliki oleh seseorang sejak kecil.



    Namun, norma dan budaya di lingkungan seseorang dibesarkan atau berkembang boleh jadi berbeda dengan norma dan budaya di lingkungan tempatnya bekerja. Mau tak mau, kondisi ini pun membuat individu tersebut turut atau perlu melakukan penyesuaian dalam hal berkomunikasi. Dengan begitu, tujuan adanya etika berkomunikasi di tempat kerja dapat tercapai.



    Adapun tujuan etika komunikasi di tempat kerja adalah untuk menciptakan situasi kerja yang kondusif dan harmonis. Tanpa adanya standar tidak tertulis ini, situasi tentu akan menjadi kacau sehingga mengganggu tujuan dari perusahaan itu sendiri.



    Seperti contoh, divisi marketing di perusahaan A memiliki SDM sebanyak delapan orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak tiga orang tidak dapat mengikuti etika berkomunikasi sehingga membuat hubungan dalam tim tidak harmonis. Kondisi tidak harmonis tersebut akan memengaruhi produktivitas masing-masing orang yang berdampak pada produktivitas tim dan berujung pada produktivitas perusahaan.



    Baca Juga: 9 Cara Agar Produktif yang Simpel dan Efektif



    Selain itu, seseorang yang tidak dapat memenuhi etika komunikasi dalam lingkungan tempatnya bekerja juga memiliki risiko lainnya. Di samping orang lain jadi enggan untuk berhubungan dengannya, pekerja tersebut juga bukan tidak mungkin akan dilepas oleh perusahaan dan sulit mendapat pekerjaan di tempat baru lainnya karena catatan buruk yang dimiliki.



    Apa Saja Etika Komunikasi di Tempat Kerja?



    Budaya setiap tempat kerja boleh jadi berbeda sehingga menimbulkan ada beberapa perbedaan dan penyesuaian terkait etika komunikasi yang dianut. Namun secara umum, berikut adalah beberapa etika komunikasi di tempat kerja dasar yang harus dipahami oleh setiap pekerja.



    1. Volume Berbicara



    Tidak ada aturan kuantitatif yang mengatur seberapa keras atau kecilnya volume berbicara saat berada di tempat kerja. Oleh karena itu, tiap individu harus mempunyai kepekaan dalam mengatur seberapa tinggi atau rendahnya suara yang digunakan saat berkomunikasi.



    Nada suara yang terlalu tinggi akan membuat kesal dan merusak konsenstrasi orang lain—terlebih jika orang tersebut tidak terlibat dalam pembicaraan. Di samping itu, berbicara dengan suara keras juga kerap menimbulkan kesan emosional yang dapat berujung pada kesalahpahaman.



    Sementara itu, volume yang terlalu kecil juga tak kalah mengesalkannya. Hal ini identik dengan komunikasi yang lambat sehingga membuat lawan bicara pun kehilangan kesabaran.



    2. Gaya Bahasa dan Diksi yang Digunakan



    Sebagian tempat kerja sangat memungkinkan interaksi kasual dengan penyebutan ‘lo-gue’ sekalipun antara atasan dan bawahannya. Namun, sebagian lain mempunyai budaya lebih kaku yang kental dan hanya bisa menerima panggilan ‘saya’—bahkan penyebutan ‘aku’ pun sulit diterima.



    Karena itu, penting untuk memahami karakter tempat kerja dan orang yang sedang diajak berbicara. Bisa jadi, di lingkungan yang sangat kasual dan muda sekalipun, seorang atasannya tetap tidak dapat menerima bahasa seperti ‘lo-gue’.



    Baca Juga: 8 Langkah Strategi Komunikasi Persuasif dalam Dunia Kerja



    Selain itu, perhatikan pula diksi yang akan digunakan. Pilihan kata yang dipakai untuk berbicara dengan direksi, cleaning service, dan karyawan menengah tentu berbeda-beda. Alih-alih bermaksud untuk menampilkan impresi tertentu, ingat bahwa tujuan dari komunikasi adalah tersampaikannya sebuah informasi.



    3. Bahasa Tubuh yang Tepat



    Bahasa tubuh lebih sering ‘bersuara lebih keras’ dibandingkan kata-kata yang diucapkan. Orang pun akan mendapat lebih banyak kesan melalui bahasa tubuh yang ditampilkan dibandingkan ucapan yang disampaikan.



    Menghindari kontak mata apalagi dengan melakukan distraksi lain seperti sering mengecek jam, melihat ke arah selain mata dan wajah lawan bicara, atau mengoperasikan smartphone merupakan salah satu indikasi bahasa tubuh yang buruk. 



    Baca Juga: Apa Itu Miskomunikasi dan Cara Memperbaikinya



    Lawan bicara tentu akan merasa tidak dihargai dan menjadi enggan untuk berkomunikasi di kemudian hari. Bukan tidak mungkin, impresi yang buruk itu akan disampaikan kepada pekerja lainnya sehingga membuat mereka pun tidak tertarik untuk berhubungan dengannya. 



    4. Fokus pada Bahasan Pembicaraan



    Gagal fokus pada bahasan pembicaraan dapat terjadi di ruang komunikasi yang hanya melibatkan dua orang saja maupun rapat besar sekalipun. Sedikit melenceng dari pembahasan sebenarnya boleh-boleh saja, tetapi hal tersebut sebaiknya hanya dilakukan sebagai selingan untuk mencairkan suasana dan tidak terlalu sering.



    Pasalnya, fokus pembicaraan yang melebar akan membuang lebih banyak waktu. Meski terkesan receh, hal ini justru dapat membuat penyelesaian tugas jadi molor. Ujung-ujungnya, lembur harus dilakukan untuk mengganti waktu produktif yang terbuang.



    5. Menghargai Diskusi dan Pendapat



    Di mana ada banyak kepala, di situ akan banyak terjadi diskusi dan perbedaan pendapat. Hal ini juga pasti terjadi di tempat kerja, terutama mengingat orang-orang yang berada di dalam lingkungan profesional ini cenderung memiliki idealisme masing-masing.



    Hargailah diskusi dan pendapat yang terjadi tanpa harus menyekat atau memotongnya. Biarkan orang lain menyelesaikan bagiannya sehingga maksudnya pun tersampaikan dengan utuh.



    Biarkan komunikasi dua arah terjadi. Tiap orang berhak untuk mengeluarkan pendapat dan juga mendengarkan orang lain yang sedang menyatakan pendapat.



    6. Bersikap Profesional



    Ada kalanya perbedaan pandangan terjadi. Dalam menyikapi situasi seperti ini, seorang pekerja harus mampu bersikap profesional.



    Jika perbedaan pendapat terjadi dalam forum formal (seperti dalam rapat), maka lakukan sanggahan dengan cara yang tepat pula. Apabila hasil musyawarah tetap tidak sesuai dengan apa yang diyakini, maka tetaplah bersikap profesional dengan tidak lantas membenci atau mencederai orang tersebut secara personal dan privat.



    Baca juga: 7 Ciri-Ciri Profesionalisme yang Harus kamu Miliki



    7. Jangan Potong Pembicaraan



    Memotong pembicaraan dapat dianggap sebagai bentuk perlakuan yang tidak sopan dalam dunia kerja. Hal ini mungkin umum terjadi pada pembicaraan yang lebih kasual seperti saat sedang berkumpul dengan teman.



    Tetapi, dalam dunia kerja, hal ini dapat dianggap bahwa kamu tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh lawan bicaramu. Memotong pembicaraan lawan bicara berarti membuat mereka tidak bisa menyampaikan apa yang ingin mereka sampaikan.



    Hal ini tentunya akan membuat kamu mendapat informasi setengah-setengah yang akan membuatmu sulit untuk membangun komunikasi yang efektif.



    Itulah dia penjelasan tentang etika komunikasi dalam dunia kerja yang bisa kamu jadikan panduan. Etika komunikasi dalam dunia kerja pada dasarnya tidak berbeda jauh dibandingkan etika berkomunikasi di lingkungan sehari-hari. Walau begitu, adanya perbedaan norma membuat seseorang pun perlu melakukan beberapa penyesuaian diri.



    GreatNusa pun menyadari betapa pentingnya memahami dan menerapkan etika komunikasi di tempat kerja. Oleh sebab itu, GreatNusa menghadirkan berbagai kursus pendukung untuk mengembangkan diri di lingkungan profesional seperti kelas Business Communication, IELTS Strategies, dan masih banyak lainnya. 



    Kenali lebih banyak tentang GreatNusa dan bagaimana berbagai kursus online ini dapat membantumu dalam pengembangkan diri di lingkungan profesional dengan menghubungi kontak@GreatNusa.com


    4 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

    ARTICLE

    WORK CULTURE

    By greatnusa • 21 September 2021

    4 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

    Apa peran komunikasi sehingga dibutuhkan dalam setiap organisasi? Simak fungsi komunikasi dalam organisasi selengkapnya di sini!

    Tahukah kamu bahwa komunikasi tak pernah lepas dari kehidupan manusia? Komunikasi tidak hanya interaksi yang terjadi antara dua orang saja, melainkan juga bisa berkelompok. Di dalam organisasi, komunikasi memiliki peran penting. Secara umum, fungsi komunikasi dalam organisasi adalah untuk memudahkan penyampaian informasi yang dibutuhkan.

    Tanpa adanya komunikasi, organisasi tidak akan berjalan stabil. Bahkan, para anggota di dalamnya akan merasa kurang nyaman lantaran sering terjadi kesalahpahaman ketika mengerjakan tugas. 

    Tujuan Komunikasi 

    Sebagaimana dipahami, setiap organisasi memerlukan orang-orang yang dapat mengikuti perintah atau aturan serta memberikan masukan berarti untuk kelangsungan organisasi itu sendiri. Singkatnya, tujuan komunikasi organisasi yang paling utama adalah untuk melancarkan interaksi anggotanya sehingga tercipta lingkungan nyaman sekaligus menjaga organisasi tetap berjalan. 

    Pada dasarnya, terdapat sejumlah tujuan penerapan komunikasi di dalam suatu organisasi. Adapun tujuannya, antara lain sebagai berikut. 

    1. Memudahkan Koordinasi dan Penyebaran Informasi

    Dalam konsep komunikasi terdapat prinsip yang dapat mendukung koordinasi. Berkat komunikasi, ketika tersedia informasi yang harus diteruskan ke setiap anggota, informasi tersebut akan tersebar dengan cepat.

    2. Meningkatkan Kerja Sama

    Tak dapat dimungkiri bahwa kerja sama dapat terjalin mudah dengan komunikasi yang lancar. Tanpa komunikasi yang baik, anggota organisasi akan kesulitan berinteraksi dengan pimpinan maupun anggota lainnya. Hal ini berdampak buruk lantaran organisasi memiliki tujuan dan target yang hanya dapat dicapai dengan komunikasi serta kerja sama setiap anggotanya.  

    Baca juga: 10 Alasan Pentingnya Team Work Dalam Bekerja

    3. Melancarkan Evaluasi

    Komunikasi dapat membantu melancarkan proses evaluasi di dalam suatu organisasi. Pencapaian dan kegagalan yang telah diraih akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan organisasi. Makin baik komunikasi yang terjalin antara setiap anggota, organisasi makin cepat berkembang.

    4. Memudahkan Pengamatan

    Pengamatan merupakan hal yang akan membantu tumbuh kembang organisasi. Tanpa komunikasi proses pengamatan tidak akan terwujud dengan baik. Lain halnya jika komunikasi antara anggota yang satu dengan lainnya baik, pengamatan akan lebih mudah dan lancar. Alhasil, organisasi mampu mencapai tujuan yang diharapkan. 

    5. Menghubungkan Organisasi

    Komunikasi juga bertujuan untuk menghubungkan organisasi yang satu dengan lainnya. Ketika organisasi saling terhubung sehingga bisa menghasilkan penawaran atau kerja sama yang menguntungkan.

    Selain tujuan tersebut, terdapat beberapa tujuan komunikasi organisasi lainnya, yaitu:

    • Memudahkan anggota menyelesaikan tugasnya.  
    • Memudahkan proses pertanggungjawaban tugas setiap anggota organisasi.
    • Melancarkan proses pembaruan dan pengambilan keputusan kreatif. 
    • Memastikan organisasi berjalan lancar melalui interaksi berkelanjutan, kebijakan organisasi, dan pelaksanaan perintah.
    • Memajukan kultur organisasi, utamanya pola perilaku antara anggota yang satu dengan lainnya serta nilai, karakteristik, dan tujuan organisasi.

    Dari penjabaran mengenai tujuan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi berperan besar dalam jalannya dan kemajuan organisasi. Adanya komunikasi memudahkan setiap anggota mengetahui peran, tugas, dan fungsinya di dalam organisasi. Organisasi akan hancur karena kekeliruan atau kesalahpahaman apabila komunikasi gagal dilakukan. 

    6. Manajemen Konflik

    Dalam dunia kerja, konflik bisa muncul dari mana saja. Konflik bukanlah hal yang selalu berarti buruk. Sebuah konflik yang sehat dapat memunculkan ide atau gagasan-gagasan baru yang dapat membantu baik karyawan dan perusahaan untuk berkembang.

    Tapi, ketika sebuah konflik membuat kinerja tim menurun, konflik jenis ini lah yang harus dihentikan.

    Komunikasi merupakan langkah awal dari manajemen konflik dalam organisasi. Dengan komunikasi yang efektif dan tepat sasaran, sebuah konflik dapat diredam sebelum membesar dan semakin merugikan tim.

    Dari penjabaran mengenai tujuan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi berperan besar dalam jalannya dan kemajuan organisasi. Adanya komunikasi memudahkan setiap anggota mengetahui peran, tugas, dan fungsinya di dalam organisasi. Organisasi akan hancur karena kekeliruan atau kesalahpahaman apabila komunikasi gagal dilakukan. 

    Apa Saja Jenis Komunikasi?

    Secara umum, komunikasi dapat berlangsung apabila dilakukan oleh dua orang atau lebih. Selain menjadi sarana untuk menyampaikan pesan, informasi, atau instruksi pada orang lain, komunikasi juga bisa dijadikan sebagai alat bertukar pikiran dan masukan. Oleh karena itu, pastikan kamu memahami jenis komunikasi agar penerapannya berjalan sempurna. 

    1. Berdasarkan Tujuan 

    Komunikasi berdasarkan tujuan menekankan komunikator (pengirim pesan) sebagai faktor penting dalam interaksi kepada komunikan (penerima pesan), seperti memberi saran, berpidato, menjalankan perintah, melakukan ceramah, ataupun wawancara.

    2. Berdasarkan Penyampaian

    Berdasarkan penyampaiannya, komunikasi terbagi menjadi dua bentuk, yakni lisan dan tulisan. Komunikasi lisan terjadi secara langsung, seperti dalam wawancara, rapat, atau percakapan harian biasa. Sementara komunikasi tulisan menggunakan media lain dalam penyampaiannya, seperti spanduk, naskah, atau undangan. 

    3. Berdasarkan Ruang Lingkup

    Terdapat dua bentuk komunikasi menurut ruang lingkupnya, yaitu internal dan eksternal. Komunikasi internal berlangsung di dalam organisasi, hanya melibatkan para anggotanya. Sementara komunikasi eksternal berlangsung di luar organisasi, melibatkan pihak atau kelompok lain.

    4. Berdasarkan Aliran

    Berdasarkan alirannya, komunikasi terbagi menjadi komunikasi satu arah, dua arah, ke bawah, ke atas, dan ke samping. Komunikasi satu arah berasal dari satu pihak, sedangkan dua arah berasal dari kedua belah pihak yang saling memberikan timbal balik. Komunikasi ke bawah berasal dari atasan ke bawahan. Sementara komunikasi ke atas berasal dari bawahan ke atasan. Komunikasi ke samping terjalin dari sejumlah orang yang memiliki kedudukan atau jabatan setara. 

    Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi 

    Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan bertukar informasi atau pesan di dalam suatu jaringan mengatasi lingkungan serta keadaan yang dinamis. Secara umum fungsi komunikasi, meliputi penyampaian informasi dan pendapat agar diterima masyarakat luas, menambah wawasan, cara untuk memengaruhi atau membujuk orang lain, alat untuk mengenal diri sendiri, pencair ketegangan, jembatan penghubung dengan orang lain, dan menghindari kesalahpahaman.

    Secara garis besar, fungsi komunikasi dalam organisasi terdiri dari empat poin, yaitu:

    1. Informatif  

    Komunikasi bersifat menerangkan atau memberi informasi (informatif). Organisasi sendiri dipandang sebagai sistem pemrosesan informasi yang memungkinkan setiap anggotanya melaksanakan tugas secara tepat sehingga tujuan dapat tercapai sesuai target.

    2. Regulatif

    Selain informatif, komunikasi juga berkaitan dengan peraturan (regulatif). Artinya, komunikasi diharapkan mampu melancarkan aturan dan pedoman yang ditetapkan oleh organisasi untuk kelangsungan organisasi itu sendiri.

    Terdapat dua hal yang memengaruhi fungsi regulatif, yakni berhubungan dengan orang di dalam manajemen yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan penyebaran informasi atau pemberian perintah dan berhubungan dengan pesan yang berorientasi kerja, seperti aturan mengenai yang boleh dan tidak boleh dilakukan anggota organisasi. Adanya komunikasi membuat pemimpin maupun anggota lebih leluasa menjalankan tugasnya sesuai aturan yang ada.  

    3. Persuasif 

    Sesuai namanya, fungsi persuasif bersifat membujuk atau menyakinkan secara halus. Alih-alih memerintah secara langsung, pemimpin organisasi lebih memilih memanfaatkan komunikasi persuasif untuk membujuk anggotanya melakukan sesuatu.

    Fungsi persuasif dinilai memudahkan pemimpin untuk mengatur bawahannya. Pasalnya, pekerjaan yang dilakukan sukarela akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar. Lantaran bersifat memerintah secara halus, pemimpin akan lebih dihargai para anggotanya.

    Baca Juga: 8 Langkah Strategi Komunikasi Persuasif Dalam Dunia Kerja

    4. Integratif 

    Fungsi integratif berhubungan dengan penyediaan saluran atau hal maupun alat yang bisa mempermudah anggota melakukan tugas dan melaksanakan perintah dengan baik. Umumnya, setiap organisasi akan berusaha menyediakan saluran sehingga setiap anggota dapat berkomunikasi serta melakukan pekerjaan sesuai tugasnya. Terdapat dua saluran komunikasi untuk mewujudkan hal tersebut, yakni formal dan informal.

    Saluran komunikasi formal, meliputi penerbitan khusus yang berada di lingkup organisasi tersebut, seperti laporan kemajuan, jurnal mingguan, atau buletin. Sementara saluran komunikasi informal, meliputi pertandingan olahraga, perbincangan pribadi selama istirahat berlangsung, atau darmawisata. Pelaksanaan kegiatan tersebut tidak hanya menumbuhkan keinginan berpartisipasi, melainkan juga merekatkan hubungan seluruh anggota organisasi.  

    Demikianlah informasi mengenai tujuan, jenis, dan fungsi komunikasi dalam organisasi yang perlu kamu pahami. Mengingat pentingnya komunikasi dalam kegiatan apa pun, pastikan untuk mempelajarinya secara daring melalui portal pembelajaran GreatNusa. Tersedia beragam jenis course dan webinar yang dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan kamu dalam berkomunikasi. Ditunjang dengan materi berkualitas dan praktis, kamu bisa meraih masa depan cerah bersama GreatNusa! Yuk, daftar sekarang!

    7 Manfaat Personal Branding yang Wajib Diketahui

    ARTICLE

    CAREER HACK

    By greatnusa • 14 Maret 2022

    7 Manfaat Personal Branding yang Wajib Diketahui

    Manfaat personal branding untuk karir kamu meliputi meningkatkan kredibilitas dan percaya diri hingga membangun koneksi. Simak infonya di artikel ini.

    Banyak orang bertanya, apa manfaat personal branding? Mengapa personal branding diperlukan? Personal branding atau disebut juga citra diri dapat dikatakan sebagai cara kamu merepresentasikan diri terhadap publik, baik dari segi penampilan, cara berbicara, karakter, dan keahlian. 

    Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya berikut ini.

    Apa Pengertian Personal Branding?

    Secara teknis, personal branding adalah proses atau praktik mengambil kendali penilaian orang terhadap dirimu. Simpelnya, kamu menentukan hal-hal apa saja yang akan kamu tunjukkan pada orang lain yang kemudian akan mempengaruhi penilaian mereka terhadap diri kamu.

    Kalau sudah berbicara soal personal brand, maka satu hal yang akan selalu muncul adalah ciri khas. Ciri khas atau keunikan memang adalah salah satu inti dari proses personal branding. Tujuan personal branding sendiri adalah untuk memastikan orang-orang mengetahui ciri khas dan keunikanmu dan berfokus padanya.

    Hal ini bertujuan agar kamu dapat mengendalikan reputasi kamu sendiri. Dengan membuat orang fokus pada kelebihanmu, kamu akan mendapatkan penilaian yang lebih bagus di mata orang lain.

    Tetapi, tujuan personal branding bukanlah membuat citra atau kepribadian yang palsu. Personal branding dapat dianggap sebagai proses untuk menjadi versi terbaik dari diri kamu sendiri.

    Tujuan personal branding memang adalah untuk menampilkan yang terbaik dalam diri kamu. Tetapi, kamu juga harus berusaha menjadi versi terbaik dari diri kamu dengan terus mengasah kemampuan dan memaksimalkan potensi dalam diri.

    Apa Saja Manfaat Personal Branding?

    Personal branding dapat terbentuk secara alamiah maupun disengaja untuk mencapai tujuan tertentu, seperti pengakuan atas keahlian yang dimiliki, menonjolkan bakat, atau ingin dikenal sebagai seseorang yang potensial. Lantas, apa saja manfaat personal branding? Berikut uraiannya. 

    1. Meningkatkan Kredibilitas 

    Tak banyak tahu bahwa kepercayaan dan keahlian merupakan komponen penting dari kredibilitas. Keahlian yang kamu miliki dan diakui oleh orang lain bukan hanya menimbulkan decak kagum atau rasa hormat, melainkan juga kepercayaan. Apabila nilai personal branding tersebut dapat kamu terapkan di kehidupan nyata, secara otomatis kredibilitas akan meningkat. 

    Sebagai contoh, kamu memiliki kemampuan desain yang mumpuni, tetapi belum terbukti dan diakui, tentunya kredibilitas akan rendah. Lain halnya jika kamu memaksimalkan kemampuan tersebut dengan mengikuti berbagai kompetisi.

    Meskipun gagal meraih juara pertama, kamu telah berhasil mengukir prestasi, menunjukkan dan membuktikan nilai diri, serta mendapat pengakuan. Berbekal hal tersebut, kamu bisa membangun personal branding yang kuat. Makin tinggi nilai kualitas diri kamu, makin tinggi pula kredibilitas kamu di mata publik. 

    Baca juga: 7 Cara Membangun Personal Branding dengan Tepat

    2. Meningkatkan Kepercayaan Diri 

    Selain membangun kepercayaan orang lain terhadap diri kamu, personal branding juga membuat kamu lebih percaya terhadap kemampuan diri. Dampaknya, kamu akan lebih termotivasi untuk mengasah kemampuan dan keterampilan. Pemahaman kamu mengenai keunikan diri dan nilai positif juga akan lebih berkembang. Hal ini efektif membantu mengoptimalkan kekuatan kamu meraih karier atau tujuan yang diinginkan.

    Baca Juga: 4 Alasan Pentingnya Personal Branding Bagi Tiap Individu

    Makin tinggi rasa percaya diri, kamu akan lebih bersemangat dalam mengerjakan sesuatu. Bahkan, kamu tak akan merasa terbebani ataupun tertekan saat dihadapkan pada situasi sulit. Ketika reputasi terbentuk dengan baik, orang-orang akan merasa nyaman untuk bekerja sama ataupun memberikan kepercayaan pada kamu. 

    3. Membangun Koneksi 

    Personal branding tidak hanya bisa membantu membangun koneksi di bidang spesialisasi kamu saja, tetapi juga koneksi di bidang lainnya. Ketika kamu memantapkan diri untuk membangun reputasi, kamu bisa mendapatkan lebih banyak eksposur dan kesempatan di masa depan. Di era digital ini, kamu bisa memanfaatkan media sosial untuk membangun koneksi dan menambah kenalan tanpa batas.

    Selama yakin dengan kemampuan dan nilai diri, kamu bisa mengembangkan sayap hingga ke ujung dunia. Makin kuat koneksi yang kamu bangun, makin besar peluang yang akan menghampiri kamu. Dengan koneksi yang luas, kamu juga akan lebih mudah mencapai tujuan besar dalam hidup, seperti meraih karier gemilang, dikenal hingga skala internasional, atau menjadi sosok penting yang berpengaruh.

    4. Memperluas Jaringan 

    Salah satu hal umum yang akan kamu dapatkan dari membangun citra diri adalah mendapatkan koneksi atau jaringan yang luas. Hal ini semakin benar di era media sosial di mana kamu dapat terhubung dengan banyak orang dengan mudah.

    Baca Juga: Rekomendasi 8 Buku Personal Branding Untuk Tingkatkan Image Kamu

    Ketika orang lain mengetahui keunggulan dan nilai diri kamu, secara otomatis daya jual kamu meningkat. Alhasil, kamu akan dianggap sebagai salah satu orang yang potensial untuk diajak bekerja sama. Makin banyak kamu bertemu orang-orang, jaringan baru akan tercipta secara otomatis. Selain berdampak baik citra diri, nama kamu akan makin dikenal luas.  

    5. Memperkuat Bisnis 

    Jika kamu memiliki bisnis, maka personal branding mampu memperkuat bisnis yang kamu jalankan. Pasalnya, personal branding dapat meningkatkan integritas bisnis di mata calon konsumen, pelanggan setia, pesaing, hingga rekan bisnis. Personal branding memberikan manfaat berupa kemudahan dalam menggaet calon pelanggan, memaksimalkan strategi pemasaran, membangun jaringan, dan koneksi bisnis.

    Baca Juga: Apa Itu Brand Image Dan Bagaimana Cara Meningkatkannya?

    Mengingat sebagai besar calon konsumen cenderung memilih merek yang sudah dikenal luas, dengan nama dan citra baik kamu, bisnis yang dijalankan akan lebih cepat berkembang. Ketika orang-orang sudah mengetahui kualitas produk atau jasa yang kamu tawarkan, mereka tidak akan segan membelinya. Berkat personal branding, kamu bisa membangun kerajaan bisnis dan meraih keuntungan finansial tanpa batas. 

    6. Menonjolkan Keunggulan Yang Dimiliki 

    Salah satu manfaat dari personal branding adalah menunjukkan keunggulan yang kamu miliki. Oleh karena itu, fokuslah pada kekuatan diri sehingga menjadi ciri khas yang diketahui oleh publik. Melalui cara ini, orang lain akan mulai melihat kamu dengan segala kelebihan yang dimiliki. Keahlian kamu akan diakui, nama kamu akan dikenal luas. 

    Tak hanya itu saja, personal branding juga membantu memperjelas tujuan. Misalnya, meraih posisi manajer sebelum usia 35 tahun, bekerja di perusahaan asing setelah lulus kuliah, menjadi ahli di bidang teknologi, atau memiliki bisnis pribadi dengan omzet ratusan juta setiap bulan. Dengan citra diri yang baik, apa pun tujuan kamu akan lebih mudah terealisasi. Pasalnya, keunggulan yang kamu miliki akan memberikan nilai lebih di mata orang lain. 

    7. Lebih Fokus Terhadap Peluang Yang Ada 

    Lantaran berasal dari passion, nilai, tujuan, dan keterampilan, personal branding membantu kamu tumbuh menjadi unik. Personal branding juga membantu kamu meminimalisasi kelemahan dan memperbaiki kekurangan. Berkat personal branding, memenuhi banyak hal di kehidupan kamu akan terasa lebih mudah. Kamu akan belajar untuk mengembangkan diri, menempatkan prioritas, dan fokus terhadap kesempatan yang terbuka di depan mata. Berbekal keyakinan bahwa kamu mampu, kamu bisa meraih karier cemerlang dan kehidupan yang bahagia. 

    Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa personal branding memiliki manfaat yang luar biasa. Personal branding juga sangat penting lantaran dapat dijadikan pembeda dengan orang lain yang memiliki keahlian atau bisnis serupa dengan kamu. Untuk membangun personal branding, jadilah diri sendiri. Tak perlu berpura-pura menjadi orang lain untuk mendapatkan citra positif. 

    Ingat, setiap manusia diciptakan dengan keunikan masing-masing. Kamu hanya perlu mengembangkan keterampilan dan memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki. Personal branding tidak bisa dibentuk dalam waktu singkat. Oleh karena itu, diperlukan konsistensi dan ketekunan. Melalui cara ini, kamu bisa menyempurnakan kemampuan yang dimiliki. 

    Pastikan juga untuk tetap fokus pada tujuan. Jangan lelah untuk terus mempelajari hal baru dan mendalami sesuatu yang sudah kamu kuasai. Untuk memaksimalkan kemampuan, kamu bisa bergabung bersama GreatNusa.

    GreatNusa merupakan portal pembelajaran secara daring yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. GreatNusa menyediakan beragam jenis course dan webinar yang bermanfaat untuk mengembangkan personal branding.

    Berbekal materi pembelajaran yang praktis dan berkualitas, kamu bisa merasakan manfaat personal branding sekaligus menyempurnakan keterampilan yang dimiliki. Yuk, bangun personal branding kamu sekarang juga bersama GreatNusa!

    7 Cara Membangun Tim Kerja yang Baik

    ARTICLE

    WORK CULTURE

    By greatnusa • 29 Maret 2023

    7 Cara Membangun Tim Kerja yang Baik

    Pelajari cara membangun tim kerja yang baik, seperti miliki visi misi yang jelas dan monitoring dan evaluasi. Simak penjelasannya di artikel ini.

    Cara membangun tim kerja yang baik wajib diketahui setiap perusahaan. Memiliki tim kerja yang baik dapat membawa banyak dampak positif dalam dunia kerja; mulai dari pekerjaan yang dapat selesai dengan baik, hingga hubungan di luar kerjaan yang terjaga. Lalu, bagaimana cara membangun tim kerja yang baik?

    Membangun tim merupakan sebuah proses jangka panjang. Kamu tidak dapat baru mengenal rekan kerjamu satu atau dua bulan dan berharap menemukan sebuah tim kerja yang solid.

    Membangun tim sejatinya adalah proses komunikasi yang panjang. Oleh karena itu, kamu bisa mulai dari diri sendiri dengan mempelajari kemampuan komunikasi yang lancar sebagai langkah awal untuk membangun tim kerja yang ideal.

    Lalu, apa saja langkah-langkah berikutnya?

    Berikut adalah beberapa langkah cara membangun tim kerja yang baik sebagai panduan.

    Bagaimana Cara Membangun Kerja Sama Tim Yang Baik?

    1. Miliki Visi dan Misi Yang Jelas

    Cara pertama membangun kerja sama tim adalah harus memiliki visi dan misi yang jelas yang tertanam di dalamnya untuk mencapai tujuan atau goals perusahaan tersebut. Sejatinya tim dibangun atas dasar mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini, tim kamu akan dibangun atas dasar untuk mencapai tujuan perusahaan.

    Oleh karena itu, tentukan terlebih dahulu visi dan misi yang akan jadi dasar dari tim kerja kamu. Pastikan juga kamu mengkomunikasikan visi dan misi yang sudah ada dengan rekan satu tim.

    Hal ini untuk mencegah terjadinya miskomunikasi tentang apa yang menjadi tujuan tim.

    Selain itu, pemahaman yang mendalam juga akan meningkatkan motivasi para anggota tim dalam bekerja. Jika mereka tahu mengapa mereka melakukan pekerjaan setiap hari, mereka akan semakin semangat dalam ikut serta mencapai tujuan perusahaan.

    2. Memperjelas Peran Masing-masing Tim 

    Tujuan dari membangun sebuah tim sejatinya adalah tentang pembagian peran dan tanggung jawab dengan baik.

    Oleh karena itu, sebelum membuat tim, kamu harus memperjelas peran-peran apa saja yang dibutuhkan setiap anggota tim dan tanggung jawab apa saja yang akan diemban oleh setiap peran-peran tersebut. Yakinkan juga bahwa setiap anggota tim pasti memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda-beda.

    Pembagian peran dan tanggung jawab yang baik juga akan membuat proses membangun kerja sama tim dengan baik. Tiap anggota tim tidak akan saling tumpang tindih dengan kewajibannya dan akan fokus dengan tugas yang mereka berikan. Hal ini dapat meningkatkan keikutsertaan mereka dala menyukseskan tujuan bersama.

    Mengetahui peran dan tanggung jawab pada saat pembentukan tim juga dapat membantumu dalam mengatur sumber daya manusia, khususnya jika kamu baru memulai membangun tim kerja.

    Umumnya, kamu tidak akan langsung mendapatkan semua orang yang kamu butuhkan dalam tim. Oleh karena itu, biasanya akan ada beberapa orang yang memegang beberapa peran dan tanggung jawab dalam tim.

    Dengan pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas, kamu tidak akan terlalu kewalahan jika kamu harus menjadi multifungsi karena kamu sudah memiliki panduan awal yang jelas.

    3. Menciptakan Sistem Komunikasi Terbuka

    Sebuah tim yang terlihat solid dengan anggota berkualitas bisa hancur karena komunikasi yang buruk. Sejak awal, pemimpin dan anggota tim harus memiliki kesepakatan terkait cara berkomunikasi yang baik. Beberapa jenis komunikasi yang penting untuk didiskusikan antara lain:

    • Ide dan Saran

    Tim yang ideal harus mengizinkan anggotanya menyampaikan ide atau saran. Selain memberi sudut pandang baru, kemudahan penyampaian ide bisa mendorong kreativitas dan motivasi anggota tim.

    • Kritik

    Terkadang, suatu tim membutuhkan kritik yang tepat sasaran untuk memperbaiki kinerja. Akan tetapi, kritik yang disampaikan secara kasar atau keliru berpotensi merusak dinamika tim. Pastikan semua anggota tim memiliki standar komunikasi yang sama dalam menyampaikan kritik.

    • Informasi Terbaru

    Informasi atau berita terbaru terkadang bisa memengaruhi dinamika kerja tim. Pastikan pemimpin dan anggota tim memiliki kebebasan untuk menyampaikan informasi terbaru demi kemudahan kerja bersama.

    Baca juga: Apa itu Miskomunikasi dan Cara Memperbaikinya

    4. Menerapkan Kepemimpinan yang Berkualitas

    Tim kerja tidak akan bisa solid tanpa pemimpin yang berkualitas. Pemimpin atau manajer tim harus mampu memberi inspirasi walau mereka tidak selalu hadir bersama bawahan. Pemimpin berkualitas tidak mengandalkan rasa takut, tetapi motivasi yang hadir dari mutu kepemimpinannya.

    Pengertian kepemimpinan berkualitas masa kini bukan soal kekuasaan absolut, tetapi transparansi, keterbukaan, dan atmosfer kerja yang positif. Jika kamu berada di posisi pimpinan, kamu pun perlu menciptakan suasana kerja positif sejak awal. Sampaikan visi dan tujuan pembentukan tim secara jelas, delegasikan tugas secara merata, dan ciptakan sistem komunikasi yang terbuka.

    Baca juga: 8 Perbedaan Bos dan Leader yang Perlu Kamu Ketahui

    5. Menciptakan Atmosfer Positif dalam Kegiatan Tim

    Tim kerja ideal bukan hanya soal kecerdasan, keahlian, dan kemampuan, tetapi juga koneksi serta atmosfer positif. Bayangkan jika anggota tim kerja-mu harus bertemu dalam suasana yang tidak enak setiap saat. Atmosfer positif akan membuat tim lebih bersemangat dan termotivasi untuk memberi kinerja maksimal.

    Komunikasi terbuka, suasana kerja yang akrab, serta konsisten menghindari dan mengendalikan sifat toksik adalah kunci tim yang solid. Pemimpin bisa mengadakan semacam aktivitas sederhana untuk membangun keakraban di luar suasana kerja, misalnya acara ngobrol, permainan atau undian berhadiah kecil-kecilan, hingga menjadikan diri sebagai penengah yang adil bagi anggota tim untuk berdiskusi.

    6. Melakukan Monitoring dan Evaluasi

    Monitoring dan evaluasi adalah bagian dari aktivitas tim yang solid. Kamu membutuhkan patokan untuk mengukur kesuksesan tim, tergantung tujuannya. Misalnya, tim program pemasaran menggunakan jumlah transaksi dan perbandingan laba setiap bulan sebagai ukuran kesuksesan. Tim promosi digital lewat media sosial menggunakan jumlah impresi lewat berbagai saluran promosi.

    Evaluasi tim dilakukan dengan membandingkan kinerja tim selama dan sesudah periode kerja selesai. Pihak yang melakukan evaluasi akan membandingkan hal-hal seperti efisiensi waktu dan biaya, pencapaian target, hal-hal yang harus ditingkatkan, hambatan dan cara tim mengatasinya, dan sebagainya. Hasilnya harus menjadi catatan untuk mempertahankan, meningkatkan, serta memperbaiki kinerja tim.

    Ketika melakukan proses evaluasi, pastikan menanyakan beberapa pertanyaan penting ini:

    • Target apa yang telah dicapai oleh tim?
    • Perubahan apa yang telah dilakukan oleh tim?
    • Hal apa saja yang dipelajari oleh tim?
    • Hal apa yang dilakukan tim dengan baik?
    • Aspek apa saja yang perlu diperbaiki?

    Setelah proses evaluasi selesai, jangan lupa membahasa laporannya bersama anggota tim. Terapkan prinsip-prinsip komunikasi terbuka yang menjadi dasar pembentukan tim solid. Pastikan pemimpin tim menghargai prestasi tim dan membahas hal-hal yang harus ditingkatkan secara jujur.

    7. Menerapkan Program Peningkatan Mutu Tim Kerja

    Membangun tim memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, memiliki tim dalam perusahaan akan membantu kamu dan pihak manajemen untuk melakukan evaluasi yang kemudian akan menjadi dasar untuk peningkatkan mutu, baik untuk perusahaan atau individu.

    Dari segi individu, kamu dapat menjadikan hasil evaluasi kinerja tim untuk menentukan pelatihan atau agenda apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja individu atau tim.

    Cara - cara membangun tim kerja yang baik di atas dapat digunakan selain untuk membangun kerja sama tim yang solid, tapi juga untuk meningkatkan produktivitas kerja baik individu ataupun tim.

    Baca Juga : Definisi Dan Cara Evaluasi Kinerja Karyawan

    Solusi Pembentukan Tim Kerja yang Baik

    Itulah dia cara membangun tim kerja yang baik yang bisa kamu jadikan panduan. Ingin menerapkan program pembentukan tim kerja yang baik seperti poin terakhir? Pastikan mengikuti pelatihan digital seperti yang diadakan GreatNusa. Beragam kursus manajemen dan bisnis tersedia untuk karyawan perusahaan, manajer, hingga pemilik bisnis mandiri. 

    Tingkatkan kualitas tim kerja secara keseluruhan dengan mengambil kursus seperti manajemen SDM, kursus tentang budaya kerja, hingga pemahaman lintas budaya yang cocok untuk mengelola tim dengan anggota berlatar belakang budaya berbeda. Keuntungan mengikuti kursus GreatNusa antara lain:

    1. Bisa Gratis atau Berbayar

    Kursus GreatNusa menyediakan pilihan antara yang gratis dan berbayar (dengan sertifikat) sehingga bisa diakses siapa saja.

    2. Dibawakan Pengajar Profesional

    Setiap kursus dibawakan pengajar berpengalaman atau pakar pada bidangnya sehingga kamu bisa tenang dalam menerapkan materinya di tempat kerja.

    3. Bisa Mengakses Kursus Kapan Saja

    Setiap kursus GreatNusa memiliki periode tayang khusus, mulai dari enam bulan hingga satu tahun. Kamu bisa mengakses kursus kapan saja asalkan masih di dalam periode yang ditetapkan. Mengatur jadwal kursus untuk seluruh anggota tim pun lebih mudah.

    4. Topik Kursus Beragam

    Kursus GreatNusa tersedia untuk berbagai kebutuhan. Pilih tema kursus yang paling cocok, mulai dari manajemen, finansial, ekonomi, hingga perangkat lunak dan teknologi. Apa pun yang kamu butuhkan di lingkungan kerja tersedia di sini.

    Tim yang solid menjadi kunci untuk menyelesaikan berbagai target kerja. Pastikan menggunakan metode di atas sebagai cara membangun tim kerja yang baik, dan ciptakan lingkungan kerja yang positif bagi semua anggotanya. Manfaatkan juga beragam kursus profesional dari GreatNusa untuk mencapai target kerja sama tim.

    • 1
    • 2
    • 3
    • More pages
    • 74
    Baca Selengkapnya
    Baca Selengkapnya
    Baca Selengkapnya
    Baca Selengkapnya
    Baca Selengkapnya
    Baca Selengkapnya